Bukan Fisik Baru, Tapi Ruh Baru

Ada berbagai jenis dan model manusia di dunia ini. Setiapnya punya peran dan tanggungjawab masing-masing. Semuanya saling melengkapi. Adanya orang baik disebabkan ada orang jahat. Bayangkan bila tidak ada orang jahat, maka sebutan baik itu hanya menjadi biasa saja.

Sedikitnya  ada tiga jenis model manusia. Ketiganya punya karakter masing-masing.

Pertama manusia yang jika tidak ada, dicari.

Mereka adalah manusia-manusia yang baik. Bermanfaat untuk ummat. Mewakafkan dirinya untuk dakwah. Mereka berprinsip bahwa manusia yang baik adalah manusia yang bermanfaat untuk ummat. Tidak ada perasaan dimanfaatkan selama untuk dakwah dan kebaikan. Berharap menjadi sebaik-baik manusia seperti yang digambarkan dalam hadits dibawah ini:

Diriwayatkan dari Jabir berkata,”Rasulullah Shallallahualaihiwassalam bersabda,’Orang beriman itu bersikap ramah dan tidak ada kebaikan bagi seorang yang tidak bersikap ramah. Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. Thabrani dan Daruquthni)

Kedua jika tidak ada, tidak memberikan pengaruh.

Manusia jenis ini berada ditingkatan kedua. Mereka orang-orang yang acuh dengan lingkungan. Adanya dia tidak memberikan arti apapun. Tidak adanya dia juga tidak ada yang berubah. Semua hal tetap berjalan seperti sebagaimana mestinya. Mereka ini jenis manusia yang individualis. Belum sadar akan potensi dan manfaatnya untuk ummat.

Ketiga, manusia yang diharapkan tidak ada

Model manusia seperti ini banyak meresahkan masyarakat disekitarnya. Sehingga ketidakadaannya diharapkan banyak pihak. Mereka yang termasuk model ini, lebih senang bila orang lain rugi. Merasa senang bila untung sendiri. Mereka tidak pernah tenang bila ada orang lain yang mendapatkan kebaikkan. Selalu iri dan dengki.

Lalu manusia model apakah kita? Semuanya tentu ingin menjadi manusia model yang pertama. Menjadi nadi-nadi ummat. Menjadi degub jantung ummat. Diharapkan ada dalam setiap kebaikan dan kebajikan. Menjadi pewaris surga yang masih berjalan di dunia.

Seperti sebuah suntikan semangat dari Hasan Al Banna

“Kalian adalah ruh baru yang mengalir di jantung ummat ini, lalu menjadikan jantung itu hidup dengan Al Qur’an, kalian adalah cahaya baru yang bersinar, lalu mensirnakan kegelapan materialisme dengan ma’rifatullah, kalian adalah suara yang bergema dan meninggi yang memantulkan kembali seruan Rasulullah saw.