Saling Menjaga Martabat dan Kehormatan Pasangan

Dalam hidup bermasarakat, seringkali para istri tergoda untuk mengumbar aib pasangannya ke khalayak ramai. Misalnya saja saat pertemuan antar ibu-ibu pada acara arisan, ‘rewang’ di tempat tetangga yang punya hajat, atau saat saling berkunjung ke rumah tetangga. Supaya pembicaraan jadi tidak garing, para istri jadi membuka aib suami di depan orang lain, bahkan tak jarang dibumbui dengan cerita yang berlebihan tentang kejelekan pasangan.

Pun dengan suami. Seringkali, kekurangan istri menjadi bahan keluhan saat mengobrol bersama kawan. Ada saja aib istri yang membuat suami tidak puas, sehingga cerita-cerita tentang kejelekan istri mengalir dalam obrolannya dengan teman-teman.

Padahal, setiap manusia tak terkecuali pasangan kita pasti memiliki kekurangan. Jika harus bercerita pada orang, ceritakan yang baik-baik saja, sehingga martabat dan kehormatan pasangan lebih terjaga. Kalau ada kesalahan dari pasangan, ada baiknya dibicarakan di rumah, saling berkomunikasi sehingga dapat saling memperbaiki kekurangan tersebut.

Nabi Shallallahu’alaihi wasallam bersabda:

“Siapa yang melepaskan dari seorang mukmin satu kesusahan yang sangat dari kesusahan dunia niscaya Allah akan melepaskan darinya satu kesusahan dari kesusahan di hari kiamat. Siapa yang memudahkan orang yang sedang kesulitan niscaya Allah akan memudahkannya di dunia dan nanti di akhirat. Siapa yang menutup aib seorang muslim niscaya Allah akan menutup aibnya di dunia dan kelak di akhirat. Dan Allah senantiasa menolong hamba-Nya selama hamba-Nya itu menolong saudaranya….” (HR. Muslim no. 2699)

Hadits ini cukup memberikan panduan terhadap kita untuk saling menjaga martabart dan kehormatan pasangan dengan menutup aib-aibnya. Jika memng ada keluhan dan masalah dalam diri pasngan, ada baiknya tidak diceritakan pada sembarang orang melainkan dikonsultasikan kepada yang ahli. Hal ini akan memberikan solusi yang lebih baik, daripada menceritakannya pada orang yang tidak amanah, dan semakin memperkeruh suasana.

Seyogyanya memang tak ada manusia yang tak memiliki kekurangan. Tugas dari pasangan adalah membantu untuk memperbaiki kekurangan tersebut, bukan mengumbarnya untuk umum. Semoga kita bisa lebih bijak menyikapi kekurangan pasangan.