Anemia, Si Biang Futur

Pernahkah Anda merasa menjadi orang yang paling semangat, selalu mengawali hari dengan senyuman dan sangat siap melaksanakan setumpuk kegiatan? Atau sebaliknya, setiap bangun pagi Anda merasa loyo, capek, pegal dan bahkan lupa tugas-tugas yang harus diselesaikan? Ketika suatu pagi Anda mengalami keadaan buruk ini, Anda merasa malas melakukan apapun. Kajian tidak datang, ke kampus terlambat, tilawah hanya beberapa ayat, shalat dhuha libur dulu, dan rapat organisasi absen saja. Teman-teman mengidentifikasi Anda sedang futur, sedang mengalami kemunduran ruhiyah dan penurunan spiritualitas. Lalu, Anda kebanjiran SMS motivasi dan tausiyah dari sana-sini. Anehnya, puluhan SMS dan tausiyah itu hanya sedikit atau tak membuat Anda berubah. Kaki tetap berat melangkah untuk menyambut berbagai amanah mulia itu.

Benarkah Anda sedang futur? Mungkin benar. Tetapi yang lebih penting penting adalah mengetahui penyebabnya. Tanpa tahu penyebabnya, Anda tak akan tahu cara mengatasinya.

Jangan-jangan, Anda hanya kekurangan zat besi (anemia) saja. Jika ini segera Anda sadari, sebelum teman-teman memberondong Anda dengan SMS indah dan tausiyah, Anda telah bangkit ceria dan menyapa mereka.

Mari kita hitung, manakah yang lebih banyak kita rasakan, ketika pagi tiba. Pagi adalah awal sebuah hari, biasanya kualitas hari kita akan ditentukan oleh kondisi kita di pagi hari. Jika setelah bangun tidur Anda merasakan tubuh yang segar, dan pikiran yang fresh, maka Anda akan siap mengisi hari dengan aktifitas yang penuh manfaat. Menyelesaikan semua amanah yang diemban tanpa keluhan. Selalu siap berlama-lama menjadi relawan di daerah bencana.

Kesegaran tubuh di pagi hari sangat tergantung pada kualitas tidur dan asupan nutrisi di hari sebelumnya. Tidur yang berkualitas akan membuat badan kembali segar, namun bukan berarti harus memperbanyak jam tidur. Asupan nutrisi yang seimbang sesuai dengan kebutuhan pun sangat menentukan kesegaran tubuh di pagi hari. Ada 5 zat gizi yang harus diterima tubuh dalam jumlah yang sesuai kebutuhan. Kelima zat gizi tersebut adalah protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral Jika tubuh kekurangan kelima zat gizi yang seharusnya diterima tubuh, maka akan berdampak pada defisiensi atau kekurangan zat gizi. Bahkan bisa jadi terkena defisiensi beberapa zat gizi seperti kurang gizi (akibat kekurangan kalori dan protein) dan anemia gizi besi (kekurangan Fe atau zat besi).

Bayangkan, Anda adalah relawan Merapi yang harus mendampingi para pengungsi. Atau aktifis dakwah kampus yang sedang memimpin rapat penting, atau juga seorang panitia tabligh akbar yang sedang menjemput pembicara, tiba–tiba saja pingsan. Tubuh lemah dan tidak kuat melanjutkan amanah. Semua aktifitas itu harus dihentikan dan Anda harus bad-rest. Di-cancel-lah beberapa agenda penting. Setelah diperiksakan, Anda mengalami Anemia Gizi Besi (AGB), juga memiliki status gizi yang kurang alias kurang gizi.

Penyebab utama anemia adalah kurangnya zat besi dalam tubuh. Kurangnya zat besi dalam tubuh bisa dikarenakan kurang asupan makan sumber zat besi, bisa pula karena penyakit seperti malaria, infeksi penyakit karena cacing, dan gangguan patologis.

Tanda yang sangat mudah dikenali jika terkena anemia adalah 5 L : Lemah, Letih, Lesu, Loyo dan Lunglai. Seolah tubuh sangat berat untuk digerakan, berkunang-kunang, dan sulit berkonsentrasi. Hal ini sangat terasa jika berubah posisi, ketika jongkok kemudian Anda berdiri, atau ketika beranjak dari tempat tidur.

Anemia lebih banyak diderita oleh wanita karena wanita mengalami masa haid setiap bulannya. Fe pun hilang bersamaan keluarnya darah haid. Sehingga pengeluaran zat besi ini harus diimbangi dengan asupan makanan sumber Fe, dan suplemen pil besi. Selain itu asupan vitamin C harus dupenuhi karena mendukung penyerapan zat besi. Bahan makanan yang merupakan sumber Fe adalah sumber protein hewani seperti hati daging sapi, dan daging kambing. Sayuran berwarna hijau seperti bayam hijau, bayam merah, dan daun singkong.

Jujur saja kita akui bahwa para aktivis jarang yang memperhatikan makanannya. Pagi-pagi pergi tak sempat sarapan. Siang makan dengan asupan seadanya, dan malam menyantap mie instan tanpa hijauan atau daging.

Anda perlu mengevaluasi kembali kebiasaan makan selama ini karena ini sangat mempengaruhi kesehatan tubuh. Makan tidak hanya sekedar ingin makan dan tidak sekedar kenyang. Diperlukan kecerdasan untuk memilih makanan, mempertimbangkan manfaat dan dampak positifnya. Pola makan sehat dan memakan makanan sehat harus menjadi kebiasaan para aktifis dawah. Amanah yang diemban tidak hanya untuk sekarang dan esok hari, namun sampai ajal menjelang.

Bagi seorang ahkwat atau ummahat, makanan tidak hanya untuk sekedar sehat tapi juga untuk kecantikan dirinya. Kulit yang halus, mata bersinar serta otak yang cerdas dapat dimulai dari makanan. Fungsi lain yang tidak kalah penting adalah menyiapkan diri untuk menghadapi kehamilan. Bayi sehat hanya akan berasal dari rahim yang kuat dan sehat. Begitu juga dengan ASI yang berkualitas, akan mengalir dari tubuh Ibu yang memiliki status gizi normal, berperilaku sehat, penyabar dan qanaah. Semua itu hanya bisa terwujud jika Anda mempersiapkannya dari sekarang. Mulailah dari makanan sehat dan pola makan sehat. Jangan sampai kita futur, hanya gara-gara kurang Fe.