#IndonesiaTanpaJIL Tuntut Penghentian Liberalisasi Pelajar

 Hampir setiap hari kita diperlihatkan contoh nyata prilaku pelajar dan mahasiswa yang semakin jauh dari nilai-nilai agama. Sering sekali kita mendengar berita mengenai pelajar dan mahasiswa yang kehilangan nyawanya sia-sia dalam tawuran. Banyak juga cerita mengenai rusaknya moral pemuda. Mulai dari mereka yang menjadi budak narkoba, hingga korban gaya hidup liberal yang menjerumuskan mereka ke dalam pergaulan bebas. Hingga mereka merelakan kehormatannya hanya demi uang dan kenikmatan duniawi.

Kondisi diatas diperparah dengan sistem dan kurikulum pendidikan yang tidak mendekatkan pelajar dan mahasiswa pada nilai-nilai agama, karena dalam sepekan hanya 2 (dua) jam pelajaran agama diberikan kepada mereka. Pendidik dengan pemikiran “ngawur” semakin menjamur. Ada dosen yang mengajarkan bahwa Allah hanya melihat taqwa seseorang, bukan orientasi seksualnya, bahkan ada juga yang menuliskan lafadz “Allah” hanya untuk diinjak-injak di depan kelas.

Karena dididik oleh para pendidik yang seperti itu, muncullah generasi mahasiswa yang dengan berani mengatakan, “Selamat datang di kampus bebas Tuhan” dan berteriak lancang, “Mari kita berdzikir Anjinghu Akbar”.

#IndonesiaTanpaJIL adalah gerakan simpatik yang peduli terhadap bahaya pendangkalan ‘aqidah umat Muslim. Gerakan ini didukung oleh para akademisi, cendekiawan Muslim, kaum profesional, aktivis mahasiswa, pelajar, hingga kalangan ibu rumah tangga dan selebritis.

Pada tanggal 10-11 November 2012 kemarin, #IndonesiaTanpaJIL menggelar Silaturahim Nasional di Cikole Resort, Jalan Tangkuban Perahu, Jawa Barat. Acara yang diikuti sekitar 200 peserta ini merupakan ajang mensolidkan gerakan dakwah dalam rangka menghadang “dakwah” Jaringan Islam Liberal di Indonesia, khususnya pada ara pelajar dan mahasiswa.

Demi menyelamatkan generasi muda Indonesia, #IndonesiaTanpaJIL menyeru:

  • Kepada pemerintah, melalui Kemendikbud, untuk menghentikan liberalisasi agama dalam kurikulum pendidikan di Indonesia.
  • Kepada para pendidik, untuk berani menolak kurikulum pendidikan yang menjurus pada liberalisasi agama yang dipaksakan kepada mereka.
  • Kepada media massa, untuk mendukung upaya penyelamatan generasi muda Indonesia.
  • Kepada orang tua, untuk memperhatikan penanaman nilai-nilai agama kepada anak-anaknya, karena keluarga adalah benteng terakhir moralitas generasi muda Indonesia.

 

Bandung, 10 November 2012

Fajar Arif  Kristanto

Koordinator Pusat #IndonesiaTanpaJIL