Karena Islam itu Sederhana dan Logis

“Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam….” (QS Ali Imran : 19)

Sungguh tegas pernyataan yang Allah sisipkan di salah satu rangkaian ayat Al Quran di atas, bahwa satu-satunya agama yang Ia ridhai hanyalah Islam. Jika melihat struktur kalimat di ayat tersebut, maka sesungguhnya apabila ada statement yang mengatakan “Semua agama itu benar” itu salah besar. Karena redaksi ayat tersebut jelas-jelas bermakna satu-satunya. Artinya, Islam tidak dapat disandingkan dengan agama yang lain, jika konteks yang dibicarakan adalah kebenaran. Dan satu penggalan ayat di atas sebenarnya sudah cukup menjadi alasan mengapa Islam adalah satu-satunya pegangan hidup yang harus dirujuk.

Islam itu Simple

Pada dasarnya, Islam itu simple. Tidak ada satu hal pun di dalam konsepsinya yang terkesan ruwet. Contohnya konsepsi yang paling mendasar, tentang Ilah. Allah itu adalah Tuhan yang satu. Tidak ada Tuhan selain-Nya. Satu adalah satu. Satu bukan dua atau tiga. Ketika dilontarkan pertanyaan “Kepada siapa harus bersandar?”, maka jawabannya simple, “cukup ke satu saja, Allah”. Kemudian perihal status khalik (pencipta) dan makhluk (yang diciptakan). Pencipta adalah pencipta. Ia berkuasa atas segala hal. Ia juga bebas dari kelemahan makhluk seperti mengantuk, lapar, capai, dan lain sebagainya. Dan pencipta bukan yang diciptakan. Ketika ada dzat yang makan, minum, dan buang hajat, bisa dipastikan ia bukan Tuhan setinggi apapun kemuliaannya di hadapan manusia. Dan selama ia masih membutuhkan pertolongan orang lain, sebutan Tuhan juga tidak pantas dilontarkan padanya, seluas apapun wilayah kekuasaannya di muka bumi. Dan manusia diperintahkan untuk menyembah khalik, bukan makhluk. Simple.

Sungguh aneh apabila ada yang mengatakan Islam itu mengekang karena katanya banyak sekali larangan di dalamnya. Justru karena “kekangan” itulah seorang muslim merdeka semerdeka-merdekanya. Sebagai contoh, ketika hendak mengenakan sebuah pakaian, kita akan pusing tujuh keliling apabila kita minta rujukan pada orang lain. Karena pandangan dan landasan berpikir setiap orang berbeda-beda. Usulan dari orang yang satu akan berbeda dari usulan orang yang lainnya. Standar bagusnya pun akan berbeda satu sama lain. Jangan heran apabila kita mendengan sanjungan dari kawan yang satu, namun juga mendengar cercaan dari kawan yang lain. Karena memang, bersandar pada makhluk tidak akan membawa pada ketenangan. Lain halnya apabila bertanya pada Allah. Maka Allah akan menjawab :

“Hai anak Adam, Sesungguhnya kami Telah menurunkan kepada kalian Pakaian untuk menutup aurat kalian dan Pakaian indah untuk perhiasan. dan Pakaian takwa Itulah yang paling baik…..” (QS Al A’raf : 26)

“Hai anak Adam, pakailah pakaian kalian yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. …..”. (Al A’raf : 31)

Allah hanya meminta agar pakaian yang kita pakai itu indah dipandang, dapat menjaga ketaqwaan, dan tidak berlebih-lebihan. Selama memenuhi syarat itu, pakaian model apapun bebas dipakai. Simple.

Islam, ajaran yang logis

Tidak sedikit orang yang mencibir keberadaan Islam, bahkan tidak jarang cibiran itu keluar dari Muslim sendiri. Selain itu, ada beberapa orang yang mengatakan bahwa Islam itu tak ubahnya seperti doktrinisasi dan dogma semata. Padahal apabila didalami lebih jauh, semua ajaran yang Islam ajarkan itu logis. Sangat logis.

Banyak topik yang menjadi sasaran atas tuduhan seperti yang telah disinggung di atas. Tentang wanita salah satunya. Semua perintah terkait wanita terkesan seolah-olah membatasi hak dan kebebasan wanita. Bagian mana yang membatasi hak dan kebebasan wanita? Jilbab? Syariat jilbab dibuat justru untuk memuliakan wanita setinggi-tingginya. Tidak ada yang tidak setuju bahwa wanita memiliki unsur keindahan yang menawan. Islam hanya ingin menjaga keindahan itu agar tetap pada tempatnya. Bukankah kebanyakan wanita yang dilecehkan itu adalah wanita yang tidak berjilbab? Allah sendiri yang menjamin bahwa wanita berjilbab akan dilindungiNya :

“Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu.” (QS. Al Ahzab: 59)

Islam juga memiliki konsep syurga dan neraka. Jika tidak ada konsep ini, enak sekali para penguasa zalim di luar sana dapat dengan bebasnya melakukan kezaliman. Konsep syurga-neraka ini justru merupakan bentuk keadilan Allah atas hambaNya yang berlelah-lelah dalam meniti jalan kebaikan. Di akhirat sana, semua akan menemukan keadilan seadil-adilnya. Semua mempertanggungjawabkan apa yang ia lakukan. Tidak ada satu pun yang luput dari rekaman yang Allah buat dengan sangat akurat. Justru sangat tidak logis apabila tidak ada konsep syurga dan neraka, karena jika tidak ada akhirat, awal dan tengah kehidupan akan kehilangan makna.

Tentunya, kembali, bahwa konsepsi Tuhan dalam Islam yang paling logis. Tuhannya Allah dan Allah itu satu. Ia sang khalik yang memiliki sifat jauh lebih mulia dibandingkan dengan makhluk. Makhluk bukan khalik dan sifat khalik jauh berbeda dengan sifat makhluk. Hal logis yang paling simple untuk dijadikan bahan berpikir adalah konsepsi Tuhan satu ini. Dapat dibayangkan jika Tuhan banyak, maka akan terjadi perselisihan antar Tuhan terkait makhluk-makhluk yang diciptakannya. Jika perbedaan kepentingan setiap Tuhan tersebut ada, sungguh sangat mungkin alam semesta ini akan hancur.

Tidak ada alasan lagi untuk meyakini bahwa Islamlah satu-satunya agama yang patut dijadikan rujukan hidup. Konsepsinya sangat sederhana dan logis. Tidak menuntut hal yang rumit jua tidak mengandung doktrinisasi dan dogma semata. Semua hal yang Islam ajarkan masuk akal dan sederhana dalam implementasi. Karena Islam memang sederhana dan logis.

Wallahu’alam bishawab

Oleh: Fauzi Achmad Zaky Amirullah
FacebookTwitterBlog