Kekuatan Fisik bagi Da’i

Dalam mempersiapkan diri, seorang aktivis dituntut untuk dapat menjaga kekuatan jasmaninya agar ia mampu memikul beban dan tugas da’wah serta jihad. Seringkali da’wah dan aktivitas harian memerlukan kesehatan dan kekuatan dari para da’i untuk dapat terus beraktivitas. Mobilitas dari satu tempat ke tempat yang lain, beban pekerjaan dalam pemenuhan nafkah, pengelolaan pikiran untuk mengatur strategi, hanya bisa dilaksanakan dengan optimal tatkala badan jasad dalam kondisi sehat dan bugar.

Rasulullah telah menunjukkan bahwa kekuatan seorang mukmin merupakan suatu keutamaan. Bahkan dalam persiapan jihad pun sangat diperlukan persiapan yang berasal dari kekuatan fisik, tentunya dengan berbagai kemampuan bertempur yang sarat dengan kebutuhan kekuatan fisik.

Rasulullah bersabda, “Seorang mukmin yang kuat itu lebih  baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah. Dan pada masing-masing keduanya tetap terdapat kebaikan.” (HR Muslim)

“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya.” (Al Anfal: 60)

Rasulullah bersabda, “Segala sesuatu yang tidak berkaitan dengan dzikir kepada Allah, maka hal itu adalah senda gurau belaka, kecuali empat perkara: berjalannya seseorang di antara dua sasaran (untuk memanah), latihan menunggang kuda, bercanda dan bermain dengan keluarganya, serta belajar berenang.” (HR Ath Thabrani)

Untuk menjaga dan mendapatkan fisik yang sehat, kuat, dan bugar, dapat ditempuh dengan kebiasaan hidup yang sehat dan olahraga teratur. Kebiasaan hidup sehat dapat dimulai dengan mengkonsumsi makanan yang halal dan baik, menghindarkan diri dari kebiasaan-kebiasaan yang buruk, menghindari mengkonsumsi suplemen yang memicu dan menjaga vitalitas namun sebenarnya memiliki efek samping jangka panjang.

“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” (Al Baqarah: 168)

Imam Hasan Al Banna berkata, “Hendaklah engkau menjauhi berlebihan dalam menkonsumsi kopi, teh, dan minuman perangsang semisalnya, janganlah engkau meminumnya kecuali dalam keadaan darurat, dan hendaklah engkau menghindar sama sekali dari rokok. Hendaklah engkau perhatikan urusan kebersihan dalam segala hal, menyangkut: tempat tinggal, pakaian, makanan, badan, dan tempat kerja, karena agama ini dibangun di atas dasar kebersihan….  Hendaklah engkau jauhi khamr dan seluruh makanan atau minuman yang memabukkan sejauh-jauhnya.”[1]

Tentang kebiasaan berolahraga, seorang aktivis hendaknya berkomitmen untuk berolahraga minimal dua jam per pekan. Dengan berolahraga, tubuh akan menjadi sehat, segar, dan bugar. Kesehatan mengacu pada kondisi tidak adanya penyakit, sedangkan kebugaran mengacu pada kondisi fisik yang prima, seperti tidak mudah lelah, tidak cepat mengantuk, tidak cepat lemas, dan sebagainya. Untuk menjaga kesehatan juga diperlukan istirahat dan tidur yang cukup, tidak berlebihan dan tidak kekurangan.

_______________________________


[1]   Risalah Ta’alim, dari Risalah Pergerakan Ikhwanul Muslimin