Kekuatan Mimpi Sang Pemimpin

Jika kita mendengar nama Umar bin Abdul Aziz, yang terbayang oleh kita adalah sosok pemimpin yang taqwa, zuhud, ahli ibadah, adil, tegas, bijaksana, hati-hati, dan dicintai rakyatnya.

Tidak banyak yang tahu bahwa di masa mudanya, Umar bin Abdul Aziz memiliki gaya hidup “istana”, penuh dengan kemewahan, bergelimang harta dan fasilitas. Sesuatu yang bertolak belakang dengan kemasyhuran kisah zuhudnya.

Umar adalah putra Abdul Aziz, dan Abdul Aziz adalah putra Marwan bin al-Hakam. Paman dan sekaligus mertuanya adalah Abdul Malik bin Marwan, salah seorang khalifah Bani Umayyah yang sangat terkenal.

Karena itu, wajar kalau waktu itu banyak gadis yang menjadikan Umar bin Abdul Aziz sebagai idola mereka.

Umar bin Abdul Aziz adalah seorang pemuda yang sangat kuat bercita-cita. Ia memiliki mimpi-mimpi besar dalam sepanjang sejarah hidupnya.

Sewaktu masih lajang, cita-citanya adalah menikahi Fathimah binti Abdul Malik bin Marwan, gadis cantik anak Khalifah yang sangat terkenal.

Maka ia persiapkan dirinya dengan serius, agar dapat merebut hati Fathimah bin Abdul Malik. Cita-citanya terkabul. Akhirnya ia berhasil menikahi Fathimah.

Setelah itu, mimpi besarnya adalah ingin menjadi Gubernur Madinah. Sebuah jabatan sangat bergengsi pada zaman itu, dan paling banyak diminati oleh keluarga besar Bani Umayyah.

Maka ia pun mempersiapkan diri dengan serius, agar pilihan sang Khalifah jatuh kepada dirinya untuk menjadi Gubernur Madinah.

Mimpi ini pun berhasil ia dapatkan. Ia dilantik menjadi Gubernur Madinah.

Sukses menjadi Gubernur Madinah, ia pun bercita-cita ingin menjadi Khalifah. Sebuah posisi kepemimpinan tertinggi bagi kaum muslimin. Ia pun persiapkan diri dengan serius untuk mewujudkan cita-citanya.

Subhanallah. Cita-cita itupun terwujud. Ia dilantik menjadi Khalifah.

Karena sudah tidak ada lagi cita-cita duniawi yang lebih tinggi dari Khalifah, maka setelah menjadi Khalifah, ia bercita-cita ingin masuk surga Allah SWT.

Untuk itu dipilihlah gaya hidup baru sebagai jalan untuk menggapai cita-cita tertinggi itu.

Gaya hidup baru ini adala : zuhud!

Seluruh harta yang dimiliki ia jual, hasilnya diserahkan ke baitul mal negara. Sebagai seorang khalifah, ia hanya mengambil gaji dua dirham perhari, atau 60 dirham perbulan.

Setelah menjadi Khalifah, justru ia hidup sebagai seorang yang sangat miskin, dan penampilannya pun tidak lagi megah dan mewah seperti dahulu.

Pada fase inilah seluruh kisah kesederhanaan, keadilan, kehati-hatian, ketegasan Khalifah Umar menjadi sangat masyhur. Bahkan akhirnya menjadi legenda abadi tentang kehebatan seorang pemimpin.

Subhanallah. Sebuah fase kehidupan yang sangat indah. Ada visi, mimpi, cita-cita, etos kerja, mental pejuang, jiwa pemberani sebagai anak muda. Dan ia sukses meraih mimpi-mimpi besarnya.

Namun pada akhirnya ia memberikan keteladanan nyata, tunduk menghamba kepada Allah dengan sangat luar biasa. Mengabdi untuk kepentingan rakyat tanpa henti. Menjadi Khalifah yang adil dan dicintai.

Surga Allah telah disediakan untuknya….

Ustadz Cahyadi Takariawan