Ketika Futur Melanda

Salah satu penyakit yang sering melanda para aktivis adalah futur atau lemah semangat. Penyakit ini muncul tanpa tanda-tanda. Tanpa permisi. Menyerang siapapun yang lemah. Tidak peduli sedang dalam amanah yang berat, atau luang tanpa amanah.

Namun seperti penyakit yang lainnya, futur juga ada sebabnya. Futur bisa disebabkan akibat ulah kita sendiri. Ada beberapa sebab yang membuat futur menghampiri kita. Pertama karena lemah iman, hingga akhirnya membuat kita berlaku maksiat. Maksiat disini bisa dalam arti maksiat yang besar seperti mencuri, murtad, dan lain sebagainya. Hal-hal ini sudah jelas membuat pelakunya jauh dari Allah. Bukan sekedar futur yang hanya lemah semangat namun juga lemah iman. Maksiat-maksiat yang kecil juga bisa menjadikan sebab futur. Misalnya malas membaca Alquran, tidak menjaga pandangan yang akhirnya membuat kita terbayang hal tidak penting, memakan makanan yang tidak jelas halal haramnya dan lain-lain.

Tentang menjaga pandangan disini bukan sekedar menjaga pandangan dari lawan jenis, namun juga dari nafsu dunia. Kurangnya menahan atau menjaga pandangan dari nafsu dunia seperti barang-barang di mall, iri dengan harta milik saudara atau tetangga dan sejenisnya juga dapat membuat kita futur. Bentuknya mungkin bukan lemah semangat. Namun beralihnya fokus kita kepada hal-hal yang bersifat dunia dan lupa kepada hal-hal yang dapat menaikkan tabungan amal kita.

Bila ini yang terjadi, segeralah banyak-banyak istigfar. Mengingat apa balasan dari Allah kepada mereka yang berlaku maksiat. Atau bila takut dengan balasan yang diterima, ingatlah apa yang didapatkan bila meninggalkan maksiat karena Allah. Allah akan menggantinya dengan hal yang lebih baik.

Sebab kedua yang dapat membuat kita terkangkiti futur adalah kondisi yang monoton. Begitu-begitu saja, apatis tidak dinamis. Kegiatan harian yang seperti itu saja, tidak ada variasinya. Tidak ada peningkatan atau keragaman kegiatan. Hal ini akan cenderung membuat rasa bosan datang dan membuat kita lemah semangat.

Apabila kita dalam posisi ini, salah satu hal yang bisa dilakukan adalah melakukan sesuatu yang belum pernah kita lakukan. Misalnya rekreasi ke tempat-tempat yang belum pernah dikunjungi, atau melakukan rekreasi dengan cara yang berbeda (hiking misalnya). Cara yang lain, susun ulang jadwal kegiatan sehari-hari agar kegiatan lebih dinamis dan tidak monoton.

Sebab ketiga yaitu, beban hidup yang begitu berat. Meskipun sebenarnya Allah sudah mengukur kemampuan setiap hamba untuk menanggung beban hidup atau ujian hidup, masih banyak manusia yang kurang bisa mengukur kemampuan dirinya. Merasa apa-apa yang sekarang dialaminya terlalu berat untuk dijalani. Akibatnya banyak yang putus asa ditengah jalan, menganggap Allah tidak adil, hingga akhirnya melakukan hal-hal yang jauh dari akhlak Alquran.

Kalau ini yang terjadi, salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menghalau futur adalah dengan muhasabah diri. Kembali mengukur kemampuan diri. Lalu pelan-pelan lebih bijak dalam memecahkan masalah. Ini tentu tidak mudah. Namun setiap diri tentu mempunyai kemampuan adaptasi, apabila kita terbiasa dengan ujian Allah yang berat, In sya Allah semakin lama, kita akan semakin kuat.