Ketika Jihad Teraniaya

Jamaah Ikhwanul Muslimin berhasil menghidupkan kembali jihad fi sabilillah, setelah ia terkubur sekian lama. Medan pertamanya, jihad merebut wilayah Palestina yang dikuasai Zionis; dipimpin sendiri oleh Sang Imam, Syaikh Hasan Al Banna rahimahullah.

Periode berikutnya, jihad menggema di Afghanistan, sekitar tahun 80-an. Para pejuang Al Ikhwan juga yang merintisnya. Salah satu doktor termasyhur pakar jihad ialah Syaikh Dr. Abdullah Azzam. Beliau inilah yang dianggap sebagai peletak dasar jihad di era modern. Beliau kader dan ulama Al Ikhwan juga.

Jihad era 80-an ini mulai mengenal peranan entitas Salafi, yang kemudian dikenal sebagai “Salafi Jihadi”. Meskipun memiliki perbedaan tertentu dengan Al Ikhwan, tetapi secara umum Salafi Jihadi memiliki komitmen kuat terhadap jihad fi sabilillah. Hal itu diperkuat dengan fatwa “Jihad Global” tokoh jihad Arab Saudi, Usamah bin Ladin.

Dalam perjalanan Jihad ini, ia telah menghasilkan karya sangat besar: “Meruntuhkan Uni Soviet dan mengguncang Amerika dalam krisis ekonomi akut.”

Uni Soviet hancur di Afghanistan; Amerika mengalami krisis setelah invasi Irak-Afghanistan. Di masa awal pemerintahan Obama, Amerika menggelontorkan dana talangan bank senilai $ 700 miliar (sangat terlalu jauh dibandingkan talangan Bank Century); untuk penyelamatan ekonomi.

Setelah itu para pakar dunia berpikir keras, bagaimana cara merusak dan menghancurkan kekuatan jihad fi sabilillah ini? Lalu mereka memutuskan membuat “kelompok jihad hitam”. Maksudnya, tampang dan seragam seperti Mujahidin; tapi missi besarnya menghancurkan jihad fi sabilillah itu sendiri.

Siapakah pasukan “black jihad” itu? Ya, Anda sudah pada tahu semua…

Cirinya jelas: memecah-belah, mengkafirkan, merusak hasil-hasil perjuangan para Mujahidin, menyerang para Mujahidin, melemahkan posisi Mujahidin; dan selalu menambah masalah dan masalah.

Mereka telah membuat rusak jihad di Irak, jihad di Suriah, jihad di Yaman, jihad di Afrika, jihad di Kaukasus; dan kini mulai merusak jihad di Libanon.

“Wa laa ta’tsau fil ardhi mufsidin… Janganlah kalian merajalela di muka bumi dengan berbuat kerusakan.”

Ujian berat bagi kaum Muslimin. Betapa susahnya melahirkan generasi para pemberani. Sekalinya muncul kaum pemberani, ternyata ekstrem. Tidak ridha melihat kebaikan kepada kaum Muslimin, atau dalam kehidupan manusia.

AM Waskito