Kurikulum Kehidupan dalam Universitas Ibrahim As

Memasuki bulan Dzulhijah ini, kita tentu akan diingatkan tentang suatu sejarah. Sejarah yang menghasilkan ilmu dan amal yang tak kan punah. Ialah ilmu dari Nabi Ibrahim as, sebagai Universitas sejarah. Berikut adalah kurikulum dalam Universitas Ibrahim as.

1. Peran Pemuda dalam Perubahan Menuju Kebaikan

Kita tentu ingat dengan kisah Ibrahim yang menghancurkan berhala-berhala kebanggaan kaum dari raja Namrud, seperti dikisahkan dalam surat Al Anbiya(21) ayat 58-60 berikut ini :

[21:58] Maka Ibrahim membuat berhala-berhala itu hancur berpotong-potong, kecuali yang terbesar (induk) dari patung-patung yang lain; agar mereka kembali (untuk bertanya) kepadanya.

[21:59] Mereka berkata: “Siapakah yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami, sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang zalim.”

[21:60] Mereka berkata: “Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim “.

Nabi Ibrahim menghancurkan berhala dan berdakwah dengan totalitas dan pengorbanan yang tinggi ketika beliau masih muda. Inilah kurikulum pertama dari Universitas Ibrahim as, peran pemuda dalam mengubah kondisi suatu masyarakat. Pemuda yang berjuang dengan seluruh potensi yang ada, dan keberanian yang nyata. Pemuda yang  mengubah kondisi masyarakat jahiliyah menjadi masyarakat modern yang tersinari cahaya agama.

2. Berkorban, Sebagai Bentuk Keimanan 

Kurikulum yang kedua, adalah pengorbanan.  Kita tentu ingat tentang kisah Nabi Ibrahim as yang mendapat perintah untuk menyembelih anaknya, Ismail as, sebagai bentuk pengorbanan kepada Allah swt. Sebagaimana dalam surat Ash Shafat ayat 102 berikut ini:

[37:102] Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”.

Inilah salah satu bentuk keimanan yang tinggi kepada Allah swt, berupa pengorbanan dalam menjalankan perintah Allah dan meninggalkan laranganNya. Tidak hanya sekali itu, bahkan semasa dalam kandungan dan masih kecilpun, Ibrahim as telah berkorban dengan meninggalkan Hajar, istrinya, di lembah yang tandus tanpa pepopohan. Seperti dalam surat Ibrahim ayat 37:

[14:37] Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.

Pelajaran yang indah bukan? Bagaimana Ibrahim meninggalkan kesenangan dan kecintaan terhadap keluarga dan dunianya, hanya untuk melaksanakan perintah Allah swt. Maka, tinggalkanlah duniamu sementara ketika engkau mendapat panggilan adzan, ketika engkau mendapat panggilan qurban dan bersegeralah menuju panggilan Allah swt

3. Ibrahim dan Keluarga, Teladan Terbaik

Kurilulum ketiga, adalah tentang keluarga terbaik sepanjang masa. Seperti pada surat Al Mumtahanah ayat 4 berikut ini.

[60:4] Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia;

a. Ibrahim, ayah yang jujur

b. Ismail, anak yang taat

c. Siti Hajar, ibu yang sabar

Seperti di firmankan dalam surat 37 ayat 102, Ibrahim adalah seorang ayah yang jujur. Ketika beliau mendapat mimpi untuk menyembelih Ismail as, bisa saja ia berbohong dan mengabaikan mimpinya itu, karena tidak ada yang tahu selain Ibrahim sendiri. Namun, dengan keimanan dan kejujurannya, beliau mengabarkan hal tersebut kepada ismail as dan keluarganya.

Ismail as, seorang anak yang taat. Begitu mendengar mimpi Ibrahim as, Ismail berkata, “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”.

Siti Hajar, ibu yang sabar. Bayangkan, Ismail adalah anak satu-satunya dan sangat disayang oleh Siti Hajar, namun, ketika mendengar perintah Allah untuk menyembelih Ismail as, Siti Hajar bersabar. Inilah potret keluarga yang luar biasa. Inilah hasil tarbiyah dalam Islam. Keluarga yang terbaik. Kita bisa mengambil pelajaran dari keluarga Ibrahim, keimanan, ketaatan, kesabaran, tidak lahir begitu saja, tapi hasil dari proses pembinaan yang panjang yang dilakukan oleh seluruh personel keluarga.

4. Berjuang Tidak dengan Sisa-Sisa

Kurikulum keempat adalah tentang perjuangan yang total. Dengan seluruh jiwa dan hartanya, dalam mendapatkan jannah (surga), dalam melaksanakan perintah, dalam setiap ibadah kepada Allah swt.

[9:111] Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu’min diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Qur’an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.

Dengan seluruh jiwa, bukan sebagian, bukan hanya dengan tangan, kaki, mulut atau sebagian organ tubuh, tapi seluruh tubuh dan jiwa. Dengan harta-hartanya, bukan sebagian atau hanya recehnya saja. Padahal, musuh-musuh Islam sangat total dalam menghancurkan umat Islam, mereka mampu membeli media, tentunya dengan harta. Mereka mampu menguasai industri, pendidikan, pemerintahan, tentunya dengan harta yang tidak sedikit. Mereka saja berkorban dengan total, tapi kenapa banyak umat islam yang santai, dan kalah dalam totalitas dakwahnya dibandingkan dakwah pelaku kemaksiatan. Ibrahim, mengajarkan totalitas dalam dalam dakwahnya, dengan seluruh potensi diri dan hartanya, beliau berdakwah kepada kaumnya, termasuk kepada ayahnya bukan dengan tenaga sisa atau harta sisa.

5. Wajib Merealisasikan Takwa

Ibrahim as mampu merealisasikan ketakwaannya kepada Allah swt dalam bentuk perbuatan, dalam amal kebaikan, dalam dakwahnya yang menyejarah.
itulah kurikulum kelima dalam Univeristas ini. Takwa, tidak hanya dalam bentuk ibadah, tapi juga dakwah dan tarbiyah yang menyeluruh, kepada keluarga dan masyarakat. Inilah salah satu realisasi takwa, amal kebaikan individu yang konsisten dan amal kebaikan sosial yang menyebar kepada seluruh objek dakwah.

6. Ibrahim Al Ummah

Kurikulum keenam dalam Universitas ini adalah, pemimpin umat.  Dengan dakwahnya yang totalitas, beliau menjadi imam untuk seluruh umat, bahkan Rasulullah saw diperintahkan untuk mengikuti agama Ibrahim yang lurus.

[16:120] Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan),

[16:121] (lagi) yang mensyukuri ni’mat-ni’mat Allah. Allah telah memilihnya dan menunjukinya kepada jalan yang lurus.

Wallahu ‘alam

 

Oleh: Fajar Fatahillah, Jakarta

*Dikutip dalam kajian bulanan tafsir tematik oleh DR. Ahjami  Sami’un Jazuli