Melayani Suami: Belajar dari Seorang Istri Salihah yang Telah Tiada

Seorang lelaki tua bercerita tentang istrinya yang telah tiada. Dari ceritanya, saya banyak belajar tentang ketulusan pelayanan seorang istri yang mampu menaklukkan hati suami.

Ini penuturannya.

“Bagaimana aku bisa menduakannya. Ia istri yang sangat berbakti dan setia kepada suami.

Ia selalu memasak dan menyiapkan makanan untukku. Selalu ada masakan kesukaanku tiap aku pulang ke rumah. Ia menyiapkannya dengan penuh cinta.

Ia selalu menemaniku makan. Walau kadang ia sudah makan duluan, namun ia selalu menemaniku di meja makan sambil menanyakan keperluanku.

Ia siapkan piring untukku. Ia ambikan nasi untukku. Tak jemu ia menemaniku walau sekedar duduk diam di sampingku. Ia melakukannya dengan penuh cinta.

Bagaimana aku bisa menduakannya. Ia istri yang sangat berbakti dan setia kepada suami.

Ia selalu mencuci dan menyeterika sendiri pakaianku. Ia tidak ingin pakaianku dicuci orang lain. Ia melakukannya dengan penuh cinta.

Ia menata pakaianku di almari dengan rapi dan wangi. Saat pagi, ia siapkan pakaian kerjaku menjelang aku berangkat mandi. Saat malam, ia siapkan pakaian tidurku.

Bagaimana aku bisa menduakannya. Ia istri yang sangat berbakti dan setia kepada suami.

Wangi, itu kesanku yang mendalam terhadapnya. Pakaianku selalu bersih dan wangi. Kamar tidurku selalu rapi dan wangi. Kamar mandiku selalu bersih dan wangi.

Walau di saat kami tengah punya bayi kecil, ia tidak membiarkan kamar tidurku bau ompol bayi. Ia sigap membersihkan kotoran bayi agar tidak merusak bau kamar tidur dan kamar mandi yang wangi.

Bagaimana aku bisa menduakannya. Ia istri yang sangat berbakti dan setia kepada suami.

Aku tidak menyuruh ia melakukan itu semua untukku. Ia melakukannya dengan penuh cinta.

Di rumah kami ada dua pembantu. Cukup untuk menyelesaikan semua pekerjaan rumah tangga itu. Namun untuk hal yang terkait denganku, ia tidak mau diurus pembantu.

Bagaimana aku bisa menduakannya. Ia istri yang sangat berbakti dan setia kepada suami.

Ia melakukan semua hal untuk memanjakan aku. Ia melakukannya dengan penuh cinta.

Kini aku berharap ia mendapatkan ampunan, rahmat dan bahagia di sisiNya. Balasan dari ketulusan pelayanan yang sempurna terhadapku.”