Ketika kita terbangun dari tidur. Cobalah sejenak tersenyum agar hati ini merasakan kebahagiaan diawal kehidupan setelah melalui proses kematian sesaat (tidur). Kita akan merasakan hal yang berbeda pada saat bangun tanpa ekspresi apapun dengan bangun dengan tersenyum manis. Tersenyum pada diri sendiri diawal hari merupakan salah satu cara mencapai kebahagiaan sepanjang hari.
Apakah hari ini akan dilalui dengan kesedihan? Ataukah kebahagiaankah yang diharapkan? Jika kebahagiaan jawabannya maka dari sekarang, sejak dari bangun tidur kita biasakan untuk tersenyum sebab senyuman akan membawa kebahagiaan tersendiri bagi orang yang melakukannya.
Saat ditimpa suatu masalah pun, usahakan kita tetap tersenyum. Dengan senyuman itu masalah akan terasa ringan dan kecil. Setidaknya dari senyuman diri ini mampu jinak dan tenang dalam mengatasi berbagai masalah kehidupan.
Satu kunci solusi telah diperoleh. Lewat senyuman, hati akan menjadi tenang dan pikiran pun akan mengikuti sehingga kita bisa fokus pada solusi dari masalah yang memimpa. Bukan fokus pada masalah yang ada yang mengakibatkan tak akan pernah terselesaikan jika hanya berfokus pada masalah. Jika berfokus pada masalah maka diri ini akan mengeluh bahkan berputus asa akibat masalah tersebut,
Bukankah kita semua ingin melewati hari-hari dengan kebahagiaan walaupun masalah hilir mudik mampir? Senyuman yang tergoreskan di wajah setiap manusia adalah salah satu jawaban dari berbagai masalah kehidupan. Disenyuman tersebut akan ditemukan keteduhan dan ketentraman jiwa bagi orang yang tersenyum.
Bahagia dahulukah baru kita tersenyum? Atau kita tersenyum dahulu baru bahagia?
Jika kita menunggu bahagia dahulu baru tersenyum maka terlalu sedikit porsi senyum yang kita berikan dikeseharian bahkan tidak ada senyuman yang menghiasi kehidupan. Sebab, setiap orang memiliki masalah dan persoalan masing-masing, sehingga dari berbagai persoalan tersebut banyak orang yang belum bisa merasakan kebahagiaan. Maka dari itu, jika kita menunggu bahagia dahulu baru tersenyum, bisa dipastikan senyuman itu berharga mahal dan langka.
Sebaliknya, jika tersenyum dahulu baru bahagia. Buktikanlah sendiri. Berhentilah sejenak dalam rutinitas. Tersenyumlah maka kita akan merasakan kebahagiaan. Kita bahagia karena tersenyum. Bukan tersenyum karena bahagia.
Bagi orang yang bahagia karena tersenyum, disaat dalam kesedihan pun dia mampu bahagia dengan senyuman yang terlukis diwajahnya. Tetapi, bagi orang yang tersenyum karena bahagia, disaat dalam kesedihan dia tak akan mampu tersenyum sebab kebahagiaan telah pergi dari dirinya.
Tersenyumlah pada diri sendiri. Tersenyumlah pada orang lain. Asal jangan tersenyum pada benda-benda mati. Dari senyuman itu terhantarkan kebahagiaan yang tak ternilai. Hanya orang-orang yang mampu tersenyum yang akan merasakan kebahagiaan tersebut.
Lewat senyuman manusia akan merasakan kedamaian. Lewat senyuman pula orang-orang akan merasa dihargai dan dihormati. Senyuman yang akan membawa kebahagiaan bagi setiap insan.
Bahkan sang idola pun berpesan yang diriwayatkan oleh Tirmizi dan Abu Dzar,
“Senyummu untuk suadaramu adalah sedekah”
Sedekah dalam bentuk kebahagiaan. Itulah senyuman. Ketika bertemu dengan saudara baik kandung ataupun saudara seiman, kita berikan senyuman agar mereka bisa merasakan kebahagiaan. Kebahagiaan yang akan menyatukan jiwa-jiwa yang telah lama terpisah. Kebahagiaan yang akan mentautkan tali persaudaraan yang erat.
Wajarlah jika sang idola memerintahkan kita untuk tersenyum. Kita tak mampu memberikan apapun, tetapi kita mampu memberikan senyuman kepada semua orang dengan cuma-cuma namun bernilai pahala yang besar.
Jika ada disekeliling kita, orang yang sedang bersedih. Hiburlah dia sesaat dengan senyuman. Lewat senyuman secara tidak langsung diri ini mentransfer zat-zat kebahagiaan kepada orang yang menatap senyuman tersebut. Biarkanlah zat-zat tersebut menempel dengan kuat di dalam jiwa orang yang sedang dirundung kesedihan.
Alangkah lebih baik pula jika kita mampu menghiburnya dengan memberikan solusi dari segala permasalahan yang dihadapi. Jikalau pun tak mampu memberikan solusi. Setidaknya, kita sudah membantu dirinya mengurangi beban dan menenangkan jiwanya lewat kebahagiaan yang disalurkan dengan senyuman.
Dengan senyum, setiap insan memperoleh pahala dan kebahagiaan. Begitu sulitkan mencari kebahagiaan? Padahal kebahagiaan itu ada di dalam diri masing-masing. Salah satu kebahagiaan yang sering dilupakan adalah tersenyum.
Buatlah diri ini merasa nyaman dan tentram dalam melakukan berbagai aktivitas sehari-hari. Awali semua dengan senyuman. Betapa bahagianya diri kita jika melihat orang tersenyum. Begitu pula orang lain akan bahagia jika melihat diri kita tersenyum.
Tentu, senyuman yang ikhlas dari dalam hati. Senyuman yang menebarkan kebaikan untuk semua orang. Itulah senyuman bernilai sedekah. Bukan, senyuman yang menebarkan keburukan bagi orang lain. Senyuman pertanda meremehkan ataupun menghina orang. Bukan itu yang diajarkan oleh orang nomor satu di dunia dan di akhirat.
Bukankah kita ingin pada saat nafas ini tak berhembus dan jantung ini tak lagi berdetak dalam kondisi tersenyum? Mengapa diri ini merasa susah sekali untuk tersenyum pada diri sendiri apalagi orang lain? Tak maukah diri ini merasakan kebahagiaan yang ada di dalam diri?
Tersenyumlah sahabat, selagi kita masih mampu untuk tersenyum. Setiap detik kita mampu bahagia lewat senyuman. Tak perlu biaya mahal dan mencari jauh-jauh kebahagiaan. Senyuman diri sendirilah kebahagiaan itu. Kebahagiaan yang tak tersadari bahkan terlupakan ditengah-tengah kesibukan dunia.
Senyuman membawa kebahagiaan bagi diri sendiri dan orang lain. Tak menutup kemungkinan pula dari senyuman tidak hanya kebahagiaan di dunia yang diperoleh. Namun, kebahagiaan di akhirat pun akan dicapai lewat senyuman ikhlas di wajah hamba-hamba-Nya yang selalu patuh akan titah-Nya.