Syaikh Umar bin Sulaiman Al Asyqar, Sang Simbol Keilmuan

Syaikh Umar bin Sulaiman Al Asyqar adalah seorang ulama mumpuni yang sangat diakui oleh berbagai kalangan dan kelompok. Sebagaimana dikutip dari Ikhwanwiki.com, beliau dianggap sebagai simbol keilmuan Jamaah Ikhwanul Muslimin di Yordania.

Syaikh Umar kecil lahir pada tahun 1940 Masehi di Nablus, Wilayah Palestina. Kakak beliau yang bernama Syaikh Muhammad adalah seorang sarjana hukum syariah yang disegani. Syaikh Muhammad Sulaiman Al Asyqar ini adalah penulis kitab tafsir Zubdat At Tafsir yang merupakan rangkuma dari kitab tafsir Imam Asy Syaukani.

Syaikh Umar muda mengikuti jejak kakaknya dalam menuntut ilmu. Saat itu, ia berusia 16 tahun. Demi kecintaannya pada ilmu, ia meninggalkan Palestina ke Arab Saudi. Di ibukota negeri Saudi, Riyadh, beliau menamatkan sekolah menengahnya. Kemudian beliau menyelesaikan studinya di Universitas Al Imam Riyadh pada Jurusan Syariah. Setelah itu, beliau menyusul sang kakak di Universitas Islam Madinah. Namun, kali ini beliau bekerja sebagai pustakawan di kampus tersebut.

Pada tahun 1965, beliau pindah ke Kuwait dan bekerja di sana sebagai pengajar di Universitas Kuwait. Pada masa ini, beliau menyelesaikan Program Magister Syariah di Universitas Al Azhar Mesir sekaligus menyelesaikan Program Doktoralnya di universitas yang sama pada tahun 1980.

Dalam bidang keilmuan, beliau dididik oleh berbagai ulama yang terkenal kadar keilmuannya. Misalnya saja Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani, Syaikh Abdullah bin Abdul Aziz bin Baz, Syaikh Abdul Jalil Al Qarqasyawi,

Selanjutnya beliau hijrah ke Universitas Az Zarqa’ di Amman Yordania pada tahun 1990. Di Fakultas Syariah kampus ini, kini beliau menjabat sebagai dekan. Beliau juga menjadi profesor di Universitas Yordania.

Menurut Majalah Al Furqaan yang edisi 143 tahun 2001, beliau dikenal sebagai pendukung gerakan Ikhwanul Muslimin di Yordania. Bahkan beliau pernah memfatwakan bahwa kaum Muslimin dari seluruh dunia harus mendukung Intifadha kedua yang meletus di Palestina pada tahun 2000.

Keluasan ilmunya menjadikan dirinya dianggap sebagai simbol keilmuan Ikhwanul Muslimin Yordania. Bahkan, ilmu yang beliau miliki sangat diakui oleh berbagai kelompok pergerakan Islam dari seluruh dunia.

Dalam bidang aqidah, beliau berjalan di atas aqidah salafush shalih. Beliau juga dianggap sebagai salah seorang tokoh yg gigih menyeru kepada aqidah salafush shalih, utamanya Syaikhul Islam  Ibnu Taimiyah. Dalam hal ini, beliau dapat disejajarkan dengan Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani dan Syaikh Zuhair Asy Syawis. Namun begitu, beliau berdiri sebagai murid di hadapan Syaikh Al Albani. Pengaruh aqidah Ibn Taimiyah terhadapnya ini terbukti apabila kita meneliti penulisan beliau di dalam kitab beliau tentang aqidah, seperti Al Aqidah Fillah, Aslu I’tiqad, Asma’ wash Shifat, I’tiqad Ahlus Sunnah wal Jama’ah, dan lain-lain. Bahkan, sebagian orang menyatakan bahwa beliau hanya menyalin ulang perkataan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah.

Banyak karya ilmiah yang beliau tulis. Diantaranya adalah:

  1. Tujuan Pembebanan Ibadah oleh Tuhan Semesta Alam
  2. Serial Iman Berdasarkan Al Quran dan Sunnah, yang meliputi Kitab Iman Kepada Allah, Dunia Malaikat, Dunia Jin dan Setan, Hari Penghakiman, Kiamat Kubra, Kiamat Sughra, Rasul dan Risalah, serta Qadha dan Qadar
  3. Dasar Keimanan
  4. Nama dan Sifat Allah dalam Keyakinan Ahlus Sunnah wal Jamaah
  5. Analogi, Antara Pendukung dan Lawannya
  6. Puasa Menurut Al Quran dan Sunnah
  7. Hukum Berpartisipasi dalam Pemerintahan dan Parlemen
  8. Perempuan, Antara Dakwah Islam dan Kemajuan Peradaban

Sumber: Hasanalbanna.com