Launching Syarekat Kreatifiyah Indonesia

Assalamu’alaikum, saudara-saudara muslim kreatif yang dirahmati Allah SWT.

Diawali oleh perasaan agak aneh ketika sadar ternyata sekarang sudah tidak ada lagi lagu anak-anak seperti jaman kami kecil dulu. Makin ‘takjub’ lagi ketika menemukan anak-anak kecil yang dengan cerianya menyanyikan lagu-lagu dari sebuah band dewasa, yang kami sendiri justru baru dengar. Gila.

Saat mengamati iklan-iklan di TV atau media promosi yang lain, seolah-olah kami melihat adanya ‘kesepakatan bersama’ antar para pelaku iklan: wanita adalah faktor penarik perhatian paling tokcer. Yang dijadikan penarik perhatian bukan sekadar wanita yang tampil apa adanya, tapi wanita yang hampir ditampakkan semua ‘perabotannya’. Bagi kami pribadi, ini sebuah pelecehan atas wanita. Di sisi yang lain, kami memikirkan efeknya pada anak-anak, karena sudah pasti mereka pun melihat iklan-iklan semacam itu. Gila.

Fashion muslimah kini juga sedang booming luar biasa. Indonesia hampir pasti jadi kiblatnya. Kreativitasnya berkembang sangat cepat, hanya saja sangat disayangkan (menurut pemahaman kami) banyak yang tidak sesuai dengan koridor syar’i. Contoh paling ekstrim menurut kami adalah ketika kerudung bisa dipadukan dengan legging. Gila.

Sebagai penggemar film, tentu kami menantikan film-film bertema Islam. Belakangan memang muncul beberapa film Islam yang secara ide sangat baik, tapi (menurut kami) masih sedikit jauh dari konteks syar’i yang seharusnya. Bahkan agak sedikit kaget saat kami mendengar pengakuan sutradara dari salah satu film Islami itu yang mengatakan, bahwa pada saat proses produksi film dia bahkan dalam keadaan meragukan Allah, dan tidak menjalankan kewajiban-kewajiban sebagaimana layaknya seorang muslim (padahal dia muslim). Sinetron-sinetron bertemakan Islam yang kemudian muncul pun akhirnya (menurut kami) justru membentuk pemahaman yang salah terhadap Islam yang sebenarnya. Belum lagi persoalan pemilihan para pemerannya yang sedikit ngawur. Seorang aktris perempuan yang sering jadi model panas diberikan peran wanita berjilbab. Gila.

Banyak kegilaan-kegilaan lain yang mungkin sering kita temukan. Lagu-lagu yang liriknya makin ngaco, macam Hamil Duluan, Belah Duren, Mari Bercinta, dst. Acara-acara masak yang selalu ada ‘paha dan dada’. Film-film takhayul dan seks, dsb. Gila.

Lalu muncul pertanyaan: siapa yang bertanggung jawab atas semua kegilaan itu?

Pernah seorang ustadz berkata kepada kami, “Ketika ada maksiat terjadi, kesalahan bukan hanya pada pelakunya, tapi juga pada orang-orang baik yang diam saja tanpa melakukan sesuatu untuk mencegahnya.”
Mungkin kami bukan orang baik, tapi kami rasa kami juga ikut bertanggung jawab, Anda pun bertanggung jawab, dan banyak orang yang harusnya ikut bertanggung jawab atas terjadinya kegilaan-kegilaan ini. Terlebih orang-orang yang diberikan anugerah kreativitas.

Sebuah kata bijak mengatakan, “Daripada mengutuk gelap, lebih baik menyalakan lilin.” Maka dari itu, besar harapan kami bisa menyalakan lilin itu bersama pekerja-pekerja kreatif muslim yang lain. Untuk bersama-bersama menciptakan karya-karya yang lebih ‘waras’, lebih bermartabat, dan lebih bermanfaat demi dunia yang lebih baik (dan akhirat yang telah dijanjikan).

Salam,
Abi Chondro
(Faunder & Principal Syarekat Kreatifiyah Indonesia)

PROFILE

Nama:
SYAREKAT KREATIFIYAH INDONESIA

Berdiri:
27 DESEMBER 2011

Komunitas Facebook:
SYAREKAT KREATIFIYAH INDONESIA

Tentang kami:
SYAREKAT KREATIFIYAH INDONESIA ADALAH WADAH BAGI PARA PEKERJA KREATIF MUSLIM: DESAINER, FOTOGRAFER, MUSISI, VIDEO MAKER, PENULIS, ARSITEK, DSB.

Visi:
MENJADI MEDIA YANG BERPERAN AKTIF MEMAJUKAN DAN MENGUATKAN INDUSTRI KREATIF MUSLIM DALAM BINGKAI SYIAR ISLAM DEMI MEWUJUDKAN DUNIA YANG LEBIH BAIK.

Misi:
1. MEMPERERAT SILATURAHIM DAN KERJASAMA ANTAR PEKERJA KREATIF MUSLIM.
2. MENGGALI DAN MENGEMBANGKAN POTENSI SYIAR ISLAM MELALUI INDUSTRI KREATIF.
3. MENGUATKAN POTENSI PEKERJA KREATIF MUSLIM SECARA INTELEKTUAL, SOSIAL, DAN EKONOMI.
4. MEMPUBLIKASIKAN IDE DAN KREATIVITAS YANG MENDUKUNG SYIAR ISLAM.