Tarbiyah Sebagai Media Pencetak Kader Dakwah Tangguh

Bangkitnya sebuah peradaban Islam di muka bumi yang menguasai segala aspek kehidupan bukanlah harapan semu atau tiada arti. Kini telah banyak perkembangan Islam yang terlihat, seperti keilmuan, kesehatan, dan kesusastraan.

Arti dari peradaban adalah sebuah ciri atau identitas yang membuatnya menjadi sebuah sejarah. Contohnya adalah peradaban jahiliah. Yang membuat di zaman itu menjadi ‘peradaban’ adalah, misalnya, karena dengan adanya sebuah keyakinan bahwa memiliki anak perempuan adalah aib yang amat besar. Sehingga sang orang tua tak segan-segan untuk mengubur hidup-hidup anak perempuan itu. Demikian juga di zaman Muhammad Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam. Yang membuatnya menjadi sebuah peradaban adalah adanya pergerakan dakwah Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa Sallam yang  berawal dari dakwah sembunyi-sembunyi, dakwah terang-terangan, hingga hijrah ke Madinah.

Bangkitnya sebuah peradaban Islam tidak akan berdiri dari keberadaan segelintir orang, karena peradaban Islam yang dibangkitkan melalui dakwah ini tidak dapat diusung oleh satu orang saja. Oleh karenanya di sinilah peran penting berjamaah. Namun bukan jamaah yang seperti buih di lautan,  tak berbobot. Banyak jamaah harakah di muka bumi ini, tapi banyak harakah yang tidak memiliki bobot dikarenakan kurangnya kuantitas kader. Di sinilah pentingnya proses pengkaderan dalam sebuah harakah.

Jika sebuah harakah tidak memiliki sebuah sistem yang baik dalam pengkaderan, maka tunggulah kehancuran harakah tersebut. Banyak harakah memiliki banyak kader, namun lemah dalam proses dan sistem pengkaderan. Dan hasilnya, terbentuklah kader-kader yang tidak memiliki  kemampuan intelek dan ataupun akhlakul karimah.

Disini akan dibahas bagai mana proses tarbiyah sebagai sistem untuk mencetak kader-kader tangguh.

Tarbiyah merupakan satu pendekatan terpadu untuk mendidik jiwa manusia ke arah hidup pengamalan Islam dalam rangka menghubungkan manusia dengan Maha Pencipta, ia juga dapat untuk melahirkan manusia yang sanggup berkorban, dalam rangka meneguhkan agama Allah, sehingga ajarannya dirasakan lebih agung dari hukum dan ajaran ciptaan manusia.

Dalam kalimat sederhana, adalah bagaimana membentuk seorang Muslim yang kaffah atau menyeluruh.

Fokus dari tarbiyah adalah untuk memperbaiki manusia. Dan jika manusia tersebut sudah dalam tingkatan yang baik, maka ditingkatkan kembali hingga menjadi lebih baik. Dan ukuran kebaikan itu adalah penerimaannya secara menyeluruh atas apa yang Allah kehendadi dengan kebaikan, yakni melalui ajaran-ajaran dan syariat-Nya.

Sebagai contoh, seseorang yang berakhlak baik, suka menolong orang lain, mengingkari dan menolak hukum Allah dalam, misalnya, persoalan hudud atau qishash. Maka, orang tersebut tidaklah bisa dikatakan telah menerima Islam scara kaffah, karena kayu pengukurnya, syariat, masih ditolaknya.

Pengkaderan yang baik membutuhkan sistem dan strategi yang efektif. Berikut ini beberapa strategi tarbiyah atau pengkaderan da’i yang akan mencetak kader-kader dakwah yang tangguh dan kaffah:

Tarbiyah Ruhiyah/Nafsiyah (Pendidikan Kerohanian/Kejiwaan)

Seorang kader haruslah memiliki sebuah jiwa yang baik, karena ini dasar dari pembentukan karakter seorang kader dakwah. Bagaimana mungkin Islam ini akan tegak dengan kokoh jika para pengusungnya memiliki jiwa-jiwa yang tidak sehat

Tarbiyah Jasmiyah (Pendidikan Fisikal)

Ketika jiwa seorang kader telah baik maka langkah selanjutnya adalah bagaimana mendidik jasadiyah. Karena seorang kader dakwah tidak cukup dengan jiwa yang bersih saja. Karena dalam mengarungi onak dan duri jalan dakwah perlu adanya sebuah jasad yang sehat dan baik.

Tarbiyah Imaniyah (Pendidikan Keimanan)

Sehat fisik dan jiwa belumlah cukup dalam membentuk karakter yang baik untuk kader. Iman harus juga baik, karena imanlah pondasi dasar dalam perjuangan di jalan dakwah. Bagaimana mungkin seorang kader dapat berjuang dengan mentotalitaskan kalimat tauhid ketika imannya sendiri pun belum baik

Tarbiyah Aqliyah (Pendidikan Mental)

Pendidikan mental amatlah penting karena kader yang tangguh perlu juga mental yang kuat atau baik. Islam ini tidak akan tersiarkan dengan maksimal jika yang menyiarkanya tidak memiliki sebuah mental berani.

Tarbiyah Akhlaqiyah (Pendidikan Akhlak)

Seorang kader dakwah haruslah memiliki sebuah akhlak yang baik, karena kader dakwah adalah sebagai suri tauladan bagi objek dakwahnya. Dakwah tidak akan maksimal tersampaikan jika yang menyampaikanya belum bisa memperbaiki akhlaknya. Oleh karenanya pendidikan akhlak ini amatlah penting.

Tarbiyah Fikriyah (Pendidikan Ketajaman Cara Berpikir)

Berpikir secara analis dan tajam ketika menganalisa sebuah permasalahan, hal seperti harus dimiliki seorang kader, karena dengan nalar berpikir yang tajam akan membuat kader dakwah semakin jeli dan responsif  akan berbagai problematika ummat.

Tarbiyah Iqtishadiyah (Pendidikan Kemapanan Ekonomi)

Akan sangat baik seorang kader dakwah jika memiliki semuah kemapanan ekonomi. Karena dengan adanya sebuah kemapanan ekonomi ini akan dapat menjadi sebagai stimulus dalam berdakwah. Oleh karenanya sangat penting dalam pendidikan kemapanan ekonomi ini.

Tarbiyah Siyasiyah (Pendidikan Politik)

Kader dakwah haruslah pandai dalam berpolitik karena dengan berpolitik kita dapat membuat sebuah rekayasa sosial dan dapat sebagai stimulus akan jayanya Islam di muka bumi ini.

 

Yogi Andiantoro

Kader KAMMI Politeknik Telkom