“Tuhan Tak Pernah Salah”

Tangan Tuhan begitu lihai menggerakan setiap hari makhlukNya. Planing dan programNya tak ada yang meleset sekecil apapun itu. Selalu saja tepat sasaran. Tuhan juga selalu tegas dengan setiap kemungkaran yang terjadi. Di samping kelembutan yang selalu dimunculkan sebagai tanda kasih sayang yang agung.

Tak ada satu ciptaan pun, baik yang berada di bumi, di langit atau barang kali ciptaan yang mengapung di antara langit dan bumi yang sia-sia. Bukan latar belakang ‘iseng’ Tuhan menciptakan perempuan cantik. Bukan juga karya ‘asal-asalan’ pria tampan itu.

Peran Tuhan sebagai penulis skenario kehidupan benar adanya. Ketika manusia berangan dengan angan yang menjulang tinggi bahkan tinggi sekali, tapi Tuhan-lah yang pada akhirnya menjadikan itu sebagi angan kosong atau bahkan angan sia-sia. Ketika manusia cengeng dengan rengekannya, Tuhan telah mempersiapkan penawarnya yang bisa jadi itu menjadi hal yang tidak terduga sama sekali.

Begitu juga kaitannya dengan karma manusia. Dengan reward pahala dan punish dosa. Ketika manusia melakukan kebaikan, Tuhan telah mempersiapkan taman syurga. Dan saat melenceng pada liku dosa, neraka terbuka lebar tanpa disapa.

Taubat terkadang menjadi penutup tabir keji manusia oleh dosa. Harapan ampunan menjadi hal yang didambakan. Namun bagaimana kiranya dengan dosa kemudian tobat, kemudian melakukan dosa lagi, tobat lagi, dosa lagi? Entahlah. Cita tobat sejati terlanggar oleh sikap yang menjurus pada terulang. Berdo’a ,”Yaaa Tuhanku, betapa carut marut wajah hambaMu ini. Dosa yang hamba lakukan sekiranya terabalas dengan ampunanMu. Dan Yaaa Tuhanku Yang Maha Agung, jangan hadirkan kesempatan itu lagi. Kesempatan yang dapat membuat hamba terjerumus lagi. Ya Tuhan Yang Maha Pendengar istiqomahkan hamba dalam jalan kebaikan. Amin”.

Tuhan tetap Maha Baik dengan masih deberi kesempatan untuk menatap matahari pagi. Tuhan tetap Maha Mendengar karena Tuhan telah berfirman sendiri dalam Kitab SuciNya. Entah siapa yang salah ketika dosa itu terulang. Yang jelas Tuhan tak akan pernah salah.

Harun Arrasyid, Bogor
Facebook