Menurut Al-Imam Ahmad, kata shabar disebutkan di dalam Al-Qur’an di tujuh puluh tempat. Menurut ijma’ ulama umat, shabar ini wajib, dan merupakan separoh iman. Karena iman itu ada dua paroh; separoh ada-ah shabar dan separoh lagi adalah syukur. Shabar ini disebutkan dalam Al-Qur’an dalam enam belas versi:
- Perintah shabar, seperti firman-Nya, “Dan, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan shabar dan shalat.” (Al-Baqarah: 45).
- Larangan melakukan sebaliknya, seperti firman-Nya, “Dan, janganlah kalian bersikap lemah dan janganlah (pula) kalian bersedih hati.” (Ali Imran: 139). Sikap lemah dan selalu bersedih hati artinya tidak shabar. Karena itu dilarang.
- Pujian terhadap pelakunya, seperti firman-Nya, “Dan, orang-orang yang shabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan, mereka itulah orang-orang yang benar (imannya), dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” (Al- Baqarah: 177).
- Keharusan shabar karena Allah mencintainya, seperti firman-Nya, “Dan, Allah mencintai orang-orang yang shabar.” (Al-Baqarah: 146).
- Allah bersama orang-orang yang shabar, dan ini merupakan kebersamaan secara khusus, yang berarti menjaga, melindungi dan menolong mereka, bukan sekedar kebersamaan secara umum, seperti firman- Nya, “Dan, bershabarlah kalian, karena Allah beserta orang-orang yang shabar.” (Al-Anf al 46).
- Pengabaran Allah bahwa shabar ini lebih baik bagi para pelakunya, seperti firman-Nya,“Tetapi jika kalian bershabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang shabar.” (An-Nahl: 126).
- Allah memberikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik, seperti firman-Nya, “Dan, sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orangorang yang shabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (An-Nahl: 96).
- Orang-orang yang shabar diberi balasan tanpa batas, seperti firman- Nya, “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bershabarlah yangdicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (Az-zumar: 10).
- Orang-orang yang shabar mendapatkan kabar gembira, seperti firman- Nya, “Dan, sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kalian dengan sedi-kit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buahbuahan. Dan, berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang shabar.” (Al-Baqarah: 155).
- Jaminan pertolongan bagi orang-orang yang shabar, seperti firman-Nya, “Ya (cukup), jika kalian bershabar dan bertakwa, dan mereka dating menyerang kalian dengan seketika itu juga, niscaya Allah menolong kalian dengan lima ribu malaikat yang memakai tanda.” (Ali Imran: 125). Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Dan ketahuilah bahwa pertolongan itu beserta keshabaran.”
- Pengabaran dari Allah bahwa orang-orang yang shabar adalah orang – orang yang mulia, seperti firman-Nya, “Tetapi orang yang shabar dan memaafkan, sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan.” (Asy-Syura: 43)!
- Pengabaran dari Allah bahwa pahala amal shalih hanya layak diperoleh orang-orang yang shabar, seperti firman-Nya, “Kecelakaan yang besarlah bagi kalian, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal shalih, dan tidak diperoleh pahala itu kecuali oleh orang-orang yang shabar. “(Al-Qashash: 80).
- Pengabaran bahwa hanya orang-orang yang bershabarlah yang bisa mengambil pelajaran dan manfaat dari ayat-ayat Allah, seperti firman-Nya, “Keluarkanlah kaummu dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang, dan ingatkanlah mereka kepada hari-hari Allah. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi setiap orang yangpenyabar dan banyak bersyukur.” (Ibrahim: 5).
- Pengabaran bahwa keberuntungan yang diharapkan, keselamatan dari sesuatu yang ditakuti dan masuk surga, diperoleh orang-orang yang memperolehnya karena keshabaran mereka, seperti firman-Nya, “Dan, para malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu (sambil mengucapkan), ‘Keselamatan bagi kalian berkat keshabaran kalian’. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.” (Ar-Ra’d: 24).
- Shabar mempusakakan derajat kepeloporan dan kepemimpinan. Saya pernah mendengar Syaikhul-Islam berkata, “Dengan keshabaran dan keyakinan dapat diperoleh kepemimpinan dalam agama.” Lalu dia membawa ayat, “Dan, Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka shabar, dan mereka meyakini ayat-ayat Kami.” (As-Sajdah: 24).
- Allah mengaitkan keshabaran dengan berbagai posisi dalam Islam, iman, keyakinan, takwa, tawakkal, syukur, amal shalih, rahmat dan lain sebagainya. Karena itu shabar termasuk bagian dari iman, seperti kedudukan kepala dari tubuh. Tidak ada artinya iman bagi seseorang yang tidak memiliki keshabaran, sebagaimana tidak ada artinya tubuh tanpa kepala. Umar bin Al-Khaththab berkata, “Hidup yang paling baik ialah yang kami lalui dengan keshabaran.”
Di dalam sebuah hadits disebutkan sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, “Sungguh menakjubkan urusan orang Mukmin. Sesungguhnya semua urusannya merupakan kebaikan baginya, dan yang demikian itu tidak dimiliki kecuali orang Mukmin saja. jika mendapat kesenangan, dia bersyukur, maka itu merupakan kebaikan baginya, dan jika ditimpa penderitaan, dia shabar, maka itu merupakan kebaikan baginya.”
Ada seorang wanita yang menderita sakit ayan. Lalu dia meminta kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam agar berdoa bagi kesem-buhannya. Maka beliau bersabda, “Jika engkau ingin, maka engkau bisa bershabar dan engkau mendapatkan surga, dan jika engkau ingin, maka aku bisa berdoa kepada Allah agar memberikan afiat kepadamu.” Maka wanita itu berkata, “Aku sudah membuka kekuranganku. Maka berdoalah kepada Allah agar tidak membuka kekuranganku di akhirat.” Maka beliau berdoa baginya.
Beliau memerintahkan orang-orang Anshar untuk bershabar menghadapi hal-hal yang kurang menyenangkan sepeninggal beliau, hingga mereka bersua beliau di liang kubur. Beliau juga memerintahkan untuk shabar saat berhadapan dengan musuh dan shabar saat ditimpa musibah. Beliau memerintahkan orang yang ditimpa musibah agar melakukan hal yang paling bermanfaat baginya, yaitu shabar dan mencari ridha Allah, karena yang demikian itu akan meringankan musibahnya dan melipat-gandakan pahalanya. Mengeluh dan gundah hati justru membuat musibah itu terasa semakin berat dan menghilangkan pahala.
Shabar menurut pengertian bahasa adalah menahan atau bertahan. Jika dikatakan, “Qutila Fulan Shabran”, artinya Fulan terbunuh karenahanya bertahan. Jadi shabar artinya menahan diri dari rasa gelisah, cemas dan amarah; menahan lidah dari keluh kesah; menahan anggota tubuh dari kekacauan.