Allah berfirman,
إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الأرْحَامِ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dialah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS Al Luqman: 34)
Sering kita dengar, orang-orang hanya mengaitkan masalah-masalah yang ghaib dengan hal-hal mistis, yang ghaib ialah hal-hal yang menakutkan, malah banyak orang yang berani menerangkan hal ghaoib tanpa ia merujuk kepada Al Quran dan sunnah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Hanya praduga-praduga, kira-kira dan semacamnya, Akhirnya ia jatuh pada kesesatan, ia sesat dan menyesatkan siapa yang mendengarkannya.
Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah bersabda dalam hadits yang panjang, yang telah diriwayatkan oleh Syaikhani, Imam Al-Bukhori dan Imam Muslim,
خَمْسٍ لَا يَعْلَمُهُنَّ إِلَّا اللَّهُ ثُمَّ تَلَا صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ { إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْأَرْحَامِ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ }
“Ada lima perkara (ghaib) tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah, kemudian Rasul membaca (QS Luqman 34) : (1)sesungguhnya hanya disisiNya lah ilmu tentang hari kiamat; (2)Dan Dia yang menurunkan hujan; (3)Dia yang mengetahui apa yang ada dalam rahim; (4)dan tidak ada orang yang mengetahui (dengan pasti) apa yang akan dikerjakan/diperoleh besok, (5)dan tidak ada seorangpun yang mengetahui di bumi mana ia akan meninggal dunia. Sesungguhnya Allah maha mengetahui, maha mengenal.”
Inilah 5 perkara ghaib yang tidak ada seorangpu tahu kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala;
1. Hari Kiamat
Tidak ada makhluk didunia ini, jin, manusia, nabi dan malaikatnya yang mengtahui kapan terjadinya hari kiamat, tahun apa, bulan apa, minggu apa, hari apa, jam berapa dan menit berapa, melainkan Allah satu-satunya, juga hambaNYa Dalam ayat lain Allah menceritakan,
“mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang kiamat, ‘kapan terjadinya?’ katakanlah!, ‘sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu ada pada tuhanku, tidak ada seorangpun yang dapat menjelaskan kapan terjadinya kecuali Dia.” (QS Al-A’rof 187)
Dalam hadits JIbril yang masyhur, Rasul ditanya tentang hari kiamat, kemudian beliau menjawab “mal-mas’uulu ‘anha bi a’lama minas-sa’il (yang ditanya tidak lebih tahu dari pada yang bertanya)”, artinya yang ditanya dan yang bertanya sama-sama tidak tahu. Kemudian rasul hanya menjelaskan tentang tanda-tandanya saja.
Kemarin kita dihebohkan dengan wacana yang dikeluarkan oleh salah satu suku di negeri jauh sana yang menyatakan bahwa kiamat akan terjadi pada tahu 2012, bahkan ini difilmkan dan filmnya laris manis menjadi tontonan dan perbincangan disetiap Negara bahkan.
Apakah benar kiamat akan terjadi pada tahun 2012 seperti yang mereka katakana? Jawabannya : bisa lebih cept, bisa juga lebih lambat, wallahu a’lam. Tidak ada yang mengetahui kepastian kiamat kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sudah dijelaskan diatas bahwa Rasul dan JIbrilpun yang sudah jelas kedekatannya dengan Allah saja tidak tahu, apalagi orang biasa yang tidak jelas apakah ia sholeh atau tidak.
2. Turunnya Hujan
Begitu juga dengan hujan, tidak ada seorangpun yang mengetahui dengan pasti kapan hujan akan turun. Dan ketika hujan turun tidak ada seorangpun yang tahu kapan hujan ini akan berhenti. Dan dimana hujan itu akan turun. Namun jika Allah memrintahkan maka malaikat yang bertugas akan tahu kapan dan dimana hujan itu turun.
Kapan, dimana hujan akan turun, juga dengan detail Allah mengathui berpa debit air yang turun ketika itu. Dan tidak ada ilmu pengetahuan manapun yang mampu mejelaskan ini. Adapun prakiraan-prakiraan cuaca yang sering kita saksikan di tv-tv berita, itu hanya sekedar pra kira berdasarkan sifat-sifat alam yang terjadi, bukan suatu kepastian tentang turunnya hujan.
Namun sudah menjadi rahasia umum, bahwa yang terjadi di kalangan masyarakat, apalagi mereka yang ingin mengadakan suatu walimah atau resepsi, mereka menggunakan jasa pawang hujan. Entah mungkin ada nama lain buat si pawang ini yang bertugas agar huja tidak turun ketika agenda tersebut dilaksanakan. Tapi yang jelas ini adalah kebohongan yang nyata dan jelas melanggar syariat, karena telah jelas si pawang mengaku-ngaku tahu akan hujan, padahal jelas hanya Allah lah yang tahu.
“Dia (Allah) mengatahui yang ghaib dan Dia tidak memperlihatkan kepada siapa pun tentang yang ghaib itu” (QS Al-Jinn 26)
Kalaupun hujan benar-benar tidak turun pada hari itu, ya itu memang sudah ditentukan oleh Allah, bukan karena mantra si pawang. Juga sebaliknya jika hujan itu turun setelah dilakukan ritual, itu karena Allah menakdirkan hujan turun ketika itu, dan bukan karena ritual. Karena ritual dan sejenisnya itu tidak mempunyai kekuatan apa-apa.
3. Apa Yang Ada Di Dalam Rahim
Memang dengan berkembangnya teknologi modern zaman sekarang, orang sudah bisa mengetahui apa yang sedang dikandung oleh para istri mereka. Laki-laki atau perempuan kah bayi yang sedang dikandung, dan besar kecilnya, juga cacat atau tidak.
Tapi subhanallah tidak ada seorang pun yang tahu apakah anak ini akan selamat ketika ibunya melahirkannya, berimankah ia setelah dilahirkan atau kufur, bahagia kah ia atau celaka.
Belum tentu bayi yang keluar dari rahim ibu yang miskin akan menjadi miskin pula besarnya nanti, tidak juga bayi yang keluar dari rahim ibu yang sholihah akan menjadi sholihah juga. Tidak ada yang mengetahuinya keculi Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Syaikhani dari sahabat Ibnu Mas’ud ra,
إنَّ أحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ في بَطْنِ أُمِّهِ أربَعِينَ يَوماً نُطْفَةً ، ثُمَّ يَكُونُ عَلَقَةً مِثْلَ ذلِكَ ، ثُمَّ يَكُونُ مُضْغَةً مِثْلَ ذلِكَ ، ثُمَّ يُرْسَلُ المَلَكُ ، فَيَنْفُخُ فِيهِ الرُّوحَ ، وَيُؤْمَرُ بِأرْبَعِ كَلِمَاتٍ : بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيدٌ
“sesunguhnya seseorang diantara engkau semua dikumpulkan kejadiannya dalam rahim ibunya selama 40 hari sebagai mani, kemudian menjadi segumpal darah dalam waktu 40 hari, kemudian menjadi segumpal daging dalam waktu 40 hari pula. Kemudian diutuslah seorang malaikat, lalu ia meniupkan ruh kedalam janin tersebut. Dan diperintahkah malaikat tersebut dengan (menuliskan) 4 perkara; rezekinya; ajalnya; amalnya; dan apakah ia termasuk golongan orang-orang celaka atau bahagia.”
4. Apa Yang Dikerjakan/Diperolah Besok Hari
Setiap manusia, apapun keilmuannya, kesaktiannya, kesholihannya tidak akan mengetahui apa yang akan ia lakukan atau ia peroleh dengan pasti esok hari. Dalam segala hal, termasuk rezeki, nasib, keuntungan, dan sebagainya. Kebiakkan kah yang akan ia peroleh atau keburukan? Karen perkara hari esok adalah perkara yang ghaib dan hanya Allah lah yang menguasai semua perkara ghaib.
Setiap manusia hanya berkata : “Saya akan begini”, “Saya akan begitu”, “Saya akan mendapatkan ini”, “Saya akan mendapatkan itu”, tapi apakah benar keesokkan harinya ia akan melakukan atau menperoleh semua yang ia rencanakan kemarin? Tentu semua itu Allah yang menentukan. Manusia hanya bisa berharap dan berdo’a.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al-Baihaqi dalam kitabnya Syu’abul-Iman, Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menegaskan bahwa, “Sesungguhnya rezeki Allah tidak akan tertarik(didapati) oleh usaha seseorang, dan tidak akan ditolah oleh kebencian seseorang.” Seberapapun usaha manusia untuk mendatangkan rizki tapi Allah tidak menghendakinya, maka tak akan datang rezeki tersebut. Dan juga sebaliknya, seberapapun usaha seseorang untuk mencegah datangnya rezeki kepada salah seorang diantaranya tapi Allah menghendaki untuknya rezeki, maka sia-sialah usaha tersebut.
Karena tidak ada yang terjadi dibumi ini kecuali atas kehendakNya, bahkan daun jatuh pun dari pohon dan kapan daun itu jatuh ke bumi itu semua atas pengetahuan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
“Tidak ada sesuatu apa pun yang kami luputkan di dalam kitab (lauh mahfuz).” (QS Al-An’am 38)
5. Di Bumi Mana Manusia Akan Meninggal
Dr. Aidh Al-Qarniy dalam salah satu tulisannya pernah mengutip sebuah cerita yang terjadi pada zaman Nabi Sulaiman Alayh salam. Dikisahkan bahwa Nabi Sulaiman sedang berkumpul dengan para pengikutnya.
Namun ada salah satu pengikutnya yang merasa tidak nyaman duduk berkumpul karena ada seseorang yang tepat duduk disamping Nabi Sulaiman terus melototinya. Kemudian dengan gelisah ia bertanya kepada Nabi Sulaiman, “Siapakah gerangan orang tersebut yang sangat tajam melotot kepada ku itu?” Nabi Sulaiman menjawab, “Ia adalah Malaikat Maut yang menyamar sebagai manusia.” Mendengar jawaban tersebut, pengikut tersebut kaget dan ketakutan, menyangka bahwa ajal akan tiba. Kemudian ia berkata kepada Nabi Sulaiman, “Wahai Nabi! Mintalah kepada Allah agar memindahkan aku dengan anginNya ketempat yang sangat jauh!” Kemudian nabi berdo’a maka hilanglah pengikut tersebut. Dalam suatu riwayat ia diterbangkan oleh angin ke negeri India.
Tak lama setelah itu, Nabi Sulaiman bertanya kepada malaikat Maut tersebut, “Kenapa kamu melototi orang tersebut seperti itu?” Kemudian ia menjawab, “Aku heran wahai Nabi. Aku mendapat perintah dari Allah untuk mencabut nyawa orang ini siang nanti di negeri India, tapi mengapa pagi ini ia masih berada disini?”
Kematia adalah suatu misteri yang tidak ada seorang pun yang tahu kapan, dimana dan bagaimana ia meninggalkan dunia ini. Maka sejogjanyalah kita sebagai seorang muslim yang tak punya daya apa-apa untuk selalu memohon kepada Allah agar kita diwafatkan dalam keadaan yang husnul khotimah.
Inilah 5 perkara ghaib yang tidak ada satu makhluk pun didunia ini baik jin, manusia bahkan malaikat yang mengetahui hakikatnya kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala semata. Jadi perkara ghaib bukan semata perkara mistis, atau perkara dunia lain yang menyeramkan, atau pula perkara berhubungan dengan makhluk lain. Tetapi perkara ghaib ialah perkara yang kita sama sekali tidak punya kuasa untuk mengetahuinya, dan tak terlihat, baik dengan mata, pikiran atau khayalan.
Dan ini menjadi penting untuk diketahui, agar kita menjadi yakin akan kekuasaan Allah. Dan agar terhindar dari ikut campur atau masuk ke dalam 5 perkara ghaib tersebut.
Artinya siapa yang mengaku-ngaku mengetahui tentang 5 hal tersebut maka ia kafir. Atas dasar bahwa ia telah mengingkari apa yang ada dalam Al Qur’an. Dan Ijma’ ulama bahwa siapa yang mengingkari apa yang ada dalam Al Qur’an satu hururf saja maka ia telah menjadi kafir.
Wallahu A’lam
Ustadz Ahmad Zarkasih, Lc.