Khusyu’ dan Merenungi Bacaan
Jika mulai membaca, hendaklah bersikap khusyu’ dan merenungkan maknanya ketika membaca. Dalil-dalilnya terlalu banyak untuk dihitung dan sudah masyur serta terlalu jelas untuk disebut. Itulah maksud yang dikehendaki dan dengan demikian itu dada menjadi lapang serta hati menjadi tenang. Allah Azza wa jalla berfirman: “Apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur’an?” (QS An-Nisa’ 4:82)
Allah berfirman, “Ini adalah suatu Kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkat supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya…” (QS Shaad 38:29)
Banyak hadits yang diriwayatkan berkenaan dengan perkara tersebut dan pendapat-pendapat ulama salaf tentang hal itu cukup masyur. Sejumlah ulama Salaf ada yang membaca satu ayat sambil merenungkannya dan mengulangulanginya sehingga pagi.
Sejumlah ulama Salaf telah pingsan ketika membaca Al Qur’an. Banyak pula yang mati dalam keadaan membaca Al Qur’an.
Telah kami terima riwayat dari Bahzin bin Hakim bahwa Zurarah bin Aufa seorang tabi’in yang mulia mengimami sejumlah orang dalam sembahyang fajar. Dia membaca Al Qur’an sehingga ayat: “Jika ditiup sangkakala maka waktu itu adalah waktu (datangnya) hari yang sukar.” (QS Al Mudatstsir 74: 8-9)
Tiba-tiba dia tumbang dan mati. Banzin berkata: “Aku termasuk orang-orang yang memikulnya.”
Ahmad bin Abul Hawari Rahimahullah yang dijuluki Raihanatus Syam sebagaimana dikatakan oleh Abul Qasim Al Junaidi rahimahullah, apabila dibacakan Al Qur’an di dekatnya, dia menjerit dan jatuh pengsan.
Ibnu Abi Dawud berkata, Al Qasim Ibnu Usman Al Jau’i rahimahullah mengingkari hal itu atas Ibnu Abil Hawari. Al Jau’i seorang yang terkemuka dan ahli hadits yang menetap di Damsyiq. Dia lebih utama dari Ibnu Abil Hawari. Katanya: demikian jugalah di ingkari oleh Abul Jauza’ dan Qais bin Hubtar serta lainnya.
Saya (Imam An Nawawi) katakan, yang benar ialah tidak adanya keingkaran, kecuali siapa yang mengaku bahwa dia lakukan itu dengan berpura-pura. Wallahua’lam.
As-Sayyid yang mulia dan pemilik berbagai anugerah serta makrifat, Ibrahim Al Khawash rahimahullah berkata: “Obat penyembuh hati ada lima perkara, iyaitu:
1. Membaca Al Qur’an dan merenungi maknanya.
2. Perut yang kosong.
3. Sembahyang malam.
4. Berdoa dengan penuh tawadhu’ di ujung malam.
5. Duduk bersama orang-orang sholeh.
Anjuran Mengulang-ulang Ayat untuk Direnungkan
Telah kami kemukakan dalam pasal sebelumnya anjuran untuk merenungkan dan menjelaskan pengaruhnya serta peninggalan tradisi ulama Salaf. Telah kami terima riwayat dari Abu Dzarr Radhiyallahu ‘Anh Dia berkata: “Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengulang-ulangi satu ayat sehingga pagi.”
Ayat itu adalah: “Jika Engkau siksa mereka, sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba-Mu” Surah Al Maidah: 118 (Riwayat Nasa’i dan Ibnu Majah)
Diriwayatkan dari Tamim Ad-Dariy Radhiyallahu ‘Anh bahwa dia mengulang-ulang ayat ini sehingga pagi: “Apakah orang-orang yang melakukan kejahatan itu menyangka bahwa Kami akan menjadikan mereka seperti orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh.” (QS Al Jaatsiyah 45:21)
Diriwayatkan dari Ubbad bin Hamzah, katanya: Aku masuk kepada Asma’ radhiyallahu anha dan dia sedang membaca: “Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan anugerah kepada kami dan memelihara kami dari siksa neraka.” (QS Ath Thur 52:27)
Maka saya berhenti di sampingnya dan Asma’ terus mengulanginya serta berdoa. Saya cukup lama berhenti di situ, maka aku pergi ke pasar. Setelah selesai membeli keperluan-keperluanku, aku kembali lagi padanya dan dia masih mengulang-ulang bacaan ayat tersebut dan berdoa. Kami meriwayatkan kisah ini dari Aisyah radhiyallahu ‘anha.
Ibnu Mas’ud mengulang-ulang ayat, “Ya Tuhanku, tambahilah ilmuku.” (QS Thaha: 114)
Said bin Jubair mengulang-ulang ayat: “Dan peliharalah dirimu dari (siksa yang berlaku pada) hari yang pada waktu itu kamu dikembalikan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (QS Al Baqarah 2:281)
Dia juga mengulang-ulang ayat, “Kelak mereka akan mengetahui belenggu dan rantai diikatkan di leher mereka…” (QS Al Mu’min 40:70-71)
Dia juga mengulang-ulang ayat: “Apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah.” (QS Al Infithar 82:6)
Dhahak apabila membaca firman Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai berikut dia mengulang-ulang sehingga waktu sahur. Yaitu firman Allah Subhanahu wa Ta’ala: “Bagi mereka lapisan-lapisan dari api atas mereka dan di bawah mereka pun lapisan-lapisan (dari api) juga.” (QS Az-Zumar 9:16)
Imam An Nawawi