Allahu Akbar.. Allahu Akbar..
Suara adzan berkumandang, terlantun dengan mesra setiap hari sebanyak lima kali. Namun, masih banyak manusia yang tak menyadari bahkan berpura-pura tak mendengarnya. Adakah yang lebih besar dari-Nya? Jika tidak ada, mengapa diri ini selalu mengganggap kecil ketika panggilan-Nya telah tiba sehingga berani meremehkan walau sesaat.
Apakah yang kita lakukan pada saat adzan berkumandang? Apakah bergegas menuju panggilan-Nya ataukah tetap berdiam diri dengan aktivitas dunia? Jika kita masih berdiam diri dengan melaksanakan aktivitas dunia berarti kita masih menganggap panggilan itu adalah hal yang kecil. Tapi, jika kita bergegas menuju panggilan-Nya maka kita menyadari bahwa itu adalah hal yang besar.
Bagaimana caranya kita bisa mengakui kebesaran-Nya jika diri ini selalu tidak pernah mendekati-Nya dan tak menyadari bahwa manusia itu kecil.
Di dalam sholat manusia diajarkan untuk mengakui bahwa dirinya rendah, hina, kecil. Zat yang dia sembah dan diaminta itulah yang Maha Besar dan Maha Kuasa.
Allahu Akbar, Allah Maha Besar. Adakah yang lebih besar daripada-Nya? Jika tidak ada, mengapa diri ini selalu merasa besar dan berani meremehkan panggilan-Nya?
Manusia diciptakan dari setetes sari pati tanah yang kemudian masuk ke dalam rahim dan berproses menjadi segumpal darah kemudian menjadi segumpal daging. Lalu membentuk tulang belulang yang dibungkus oleh otot-otot. Tahap selanjutnya, semua tulang yang ada di janin terbentuk dengan sempurna menjadi seorang bayi.
Manusia diciptakan dari setetes sari pati tanah atau lebih dikenal dengan air mani. Apakah manusia itu besar? Tidak,jelas setetes air pun jika dilihat dengan seksama sangat kecil itulah gambaran manusia ketika diciptakan.
Seiring berputarnya waktu, manusia tak menyadari bahwa dirinya tercipta dari hal yang sangat kecil. Ia pun semakin bangga dan menyombongkan diri berada di dunia. Merasa dirinya paling besar dan berkuasa atas apapun yang dia lakukan.
Apabila manusia sadar bahwa Dialah yang paling besar, maka semua urusan yang ada di dunia ini menjadi sangat kecil bahkan tidak ada apa-apanya lagi dibandingkan dengan kebesaran-Nya.
Tak cukupkan manusia diperingatkan bahwa dirinya kecil ketika adzan berkumandang setiap hari? Tanda-tanda kebesaran-Nya sungguh bertaburan di muka bumi ini. Tetapi, hanya segelintir orang yang memahami dan menyadari tanda-tanda tersebut.
Lewat adzan yang terlantun, manusia diingatkan untuk mendekatikan diri dan mengakui ada Zat Yang Maha Besar. Tak sadarkah selama ini manusia dengan hal ini?
Bumi pun kecil ketika dibandingkan dengan planet-planet yang ada diluar angkasa sana. Tak sadarkah kita dengan hal ini? Manusia hanya sebutir debu yang berterbangan di gurun pasir yang sangat luas. Atau, bak sebutir buih di samudera yang terbentang lebar.
Dengan menyadari diri manusia kecil, berarti kita mengakui akan adanya Yang Maha Besar. Manusia yang kecil tak akan berdaya apa-apa tanpa bantuan dan kekuasaan Yang Maha Besar.
Adakah yang lebih besar dari-Nya? Jika ada, adakah yang mampu menyebutkan apa atau siapa yang lebih besar?
Semua hati kecil manusia akan berkata manusia itu kecil dan Dia itu Maha Besar. Tak ada yang mampu menandingi apalagi melebihi kebesaran-Nya.
Selama ini manusia menghiraukan suara hati kecilnya sehingga dia berani berbuat diluar perintah dan melanggar larangan-Nya. Bukankah itu suara hati itu berbicara saat kita hendak melanggar perintah-Nya?
Namun, suara hati yang berbicara itu terkadang tak terdengar oleh diri yang sudah berlumur dosa ini sehingga tetap melaksanakan keburukan-keburukan yang semakin menjauhkan diri dari-Nya.
Apakah ini sering terjadi pada diri manusia? Berhentilah sesaat, dengarkan kata hati yang tak pernah berdusta. Ia akan memberontak jika diri manusia berbuat keburukan dan ia akan selalu mendukung jika manusia berada di jalan kebaikan.
Allahu Akbar, Allahu Akbar
Kalimat tersebut tertera dengan jelas, memang Dialah yang Maha Besar. Dia-lah yang memiliki sifat dan zat segala-galanya yang tak bisa dibandingkan dengan sesuatu apapun.
Allah Maha Besar, Allah Maha Besar
Tegurlah diri yang kecil ini jika hendak berbuat diluar jalan yang lurus. Berontaklah diri yang hina ini jika ia semakin berani menjauhi perintah-perintah-Nya dan mulai berani mendekati larangan-larangan-Nya.
Sadarlah diri, bila diri ini kecil maka ia akan menuju Zat Yang Maha Besar untuk meminta pertolongan dan perlindungan. Hanya kepada-Nyalah kita meminta pertolongan dan perlindungan.
Semua yang ada di dunia ini kecil. Manusia pun kecil. Tak ada yang lebih besar dari-Nya.
Sesuatu yang kecil hendaknya tunduk pada yang besar. Perintah-Nya dia dekati dan laksanakan . larangan-Nya dia jauhi dan hiraukan.
Adakah yang lebih besar?
Jika semua yang ada di dunia ini kecil maka dengan tegas kita akan mengatakan, “Tak ada yang lebih besar dari pada-Nya”. Ucapkanlah dengan suara lantang dan penuh kenyakinan, “Allahu Akbar, Allahu Akbar”