Bahan pembuatan agar-agar, yakni rumput laut. Rumput laut banyak terdapat di laut yang mengelilingi Indonesia. Jenis pangan ini mengandung perbagai unsur gizi dan sifat-sifat yang bisa menurunkan kadar kolesterol dan gula darah. Turunnya kadar kolesterol dan gula darah ini berakibat turunnya resiko penyakit jantung, hipertensi, serta diabetes mellitus.
Dalam bahasa ilmiah, rumput laut (seaweed) dikenal dengan istilah alga atau ganggang. Berdasar pigmen (zat warna) yang dikandung, alga dikelompokkan atas empat kelas, yaitu Rhodophyceae (ganggang merah), Phaeophyceae (ganggang cokelat), Chlorophyceae (ganggang hijau), dan Cyanophyceae (ganggang hijau-biru).
Alga hijau dan alga hijau biru, banyak yang hidup dan berkembang di air tawar. Jenis alga ini tidak mempunyai arti penting sebagai bahan makanan. Sebaliknya, alga cokelat dan alga merah merupakan penghuni laut yang cukup eksklusif dalam kedudukannya sebagai bahan pangan dan non pangan.
Alga cokelat hidup di perairan dingin, alga merah di daerah tropis. Alga merupakan bagian terbesar dari tanaman laut yang memegang peran cukup penting dalam fungsinya sebagai bahan makanan dan obat-obatan. Secara garis besar, rumput laut dibedakan sebagai penghasil agar, karaginan, furcelaran, dan alginat.
Alga cokelat yang sering disebut kelp atau rockweed, merupakan sumber alginat atau algin, yaitu salah satu jenis polisakarida yang terdiri dari unit-unit asam manurat dan asam glukuronat. Sementara itu, alga merah merupakan sumber bagi karaginan, agaragar, dan furcelaran.
Rumput laut segar tidak dapat disimpan lama pada suhu ruang. Oleh karena itu, harus diolah menjadi bentuk rumput laut kering, tepung agar, tepung alginat, atau tepung karagenan. Selama ini ekspor rumput laut ke mancanegara umumnya dilakukan dalam bentuk rumput laut kering.
Pada beberapa Negara, agar-agar digunakan sebagai bahan pengental pada industri es krim, jeli, permen, dan pastry. Agar-agar juga digunakan dalam pembuatan serbat, es krim, dan keju untuk mengatur keseimbangan dan memberikan kehalusan. Di Jepang, agar-agar sering dimasak bersama-sama nasi untuk menghasilkan “nasi agar-agar” yang lengket dan kaya serat pangan (dietary fiber) sehingga lebih menguntungkan bagi kesehatan.
Pada bidang kesehatan, agar-agar pada Perang Dunia II digunakan sebagai pembersih luka. Hal ini disebabkan dalam agar-agar terdapat komponen yang dapat menyetop menggumpalkan darah. Selain untuk industri makanan, agar-agar juga digunakan dalam industri farmasi (sebagai bahan baku kapsul pembungkus obat-obatan dan vitamin, campuran obat pencahar dan pasta gigi), industri kosmetika (sebagai bahan baku lipstik, sabun, salep, lotion, dan krim), serta industri lainnya.
Baik untuk Diet Rendah Kalori
Alga mempunyai kandungan mineral yang tinggi seperti kalsium, fosfor, dan zat besi. Walaupun agar-agar mengandung karbohidrat yang cukup tinggi, di dalam tubuh tidak dapat dicerna oleh enzim-enzim pencernaan, sehingga sangat sedikit sekali menghasilkan energi. Dengan demikian, agar-agar sangat baik digunakan untuk tujuan diet rendah kalori bagi mereka yang ingin menurunkan atau menjaga agar berat badannya tidak mudah bertambah.
Karbohidrat yang tidak dapat dicerna ini nanti akhirnya terfermentasi di kolon dan dapat berakibat menyehatkan kolon. Meski begitu, bila agar-agar diolah menjadi puding atau aneka kue, produk olahan tersebut akan mengandung energi yang cukup tinggi. Sumber energinya dapat berasal dari gula, santan, susu, tepung, dan bahan-bahan lain yang sengaja ditambahkan ke dalam campuran tersebut. Jadi, kalau ingin mendapatkan manfaat menurunkan gula darah, konsumsi agar-agar tanpa tambahan apapun.