Masih ingat tidak kalau jaman kita kecil dulu kita pasti punya idola. Kalau yang perempuan biasanya mengidolakan puteri dalam dongeng dan anak laki-laki biasanya mengidolakan superhero jagoan mereka. Namun tanpa kita sadari seiring berkembangnya jaman, idola sang anakpun mulai berubah. Banyak anak-anak yang mengidolakan orang dewasa. Sebenarnya tidak masalah jika yang diidolakan itu bawa dampak yang positif, yang dikhawatirkan adalah sebaliknya. Karena kesukaan pada seorang idola akan menimbulkan fanatisme yang berlebihan.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan orang tua, untuk meminimalis dampak negatif dari fanatisme terhadap idola sang anak.
- Mencari informasi mengenai tokoh idola sang anak. Orang tua harus mencari tahu mengenai latar belakang, sifat, pembawaan, perilaku, dan kehidupan sang idola agar dapat menganalisa bagaimana dampak nantinya bagi sang anak.
- Membentuk karakter. Saat seorang anak mengidolakan seseorang, itu tandanya ia sedang dalam proses pembentukan karakter. Pastikan bahwa karakter sang Idola dapat memberi contoh yang baik bagi anak. Kalau toh ada karakter yang kurang baik, orang tua harus memberi penjelasan mengenai hal tersebut.
- Menentukan batasan, anak harus tahu bahwa tidak semua tingkah laku sang idola harus ditiru. Beri tekanan bahwa dia harus tetap memiliki karakter yang menunjukkan dirinya sendiri.
- Menyesuaikan dengan usia. Anak yang mengidolakan sosok yang lebih dewasa dari dirinya ada kecenderungan untuk meniru, dari segi manapun, baik dari cara berbusana atau berbicara. Beri penjelasan bahwa perbedaan umur juga menentukan perbedaan cara berpakaian atau berbicara. Agar sang anak tetap tumbuh sesuai dengan usianya.
- Membedakan yang nyata dan maya. Kemajuan teknologi sangat berpengaruh pada perkembangan anak. Jelaskan pada anak mengenai hal-hal yang mungkin dan tak mungkin dilakukan sang idola di kehidupan nyata. Misalnya, tidak mungkin kan bangun tidur sang Idola masih tetap cantik dengan make up?
- Berpedoman pada norma dan nilai sosial. Berita negatif yang dikabarkan infotaimen mengenai sang idola anak. Jelaskan pada anak bahwa dalam hidup selalu ada aturan yang baik dan kurang baik di mata agama, norma, maupun budaya yang ada pada masyarakat.
- Mencegah menjadi fanatik. Sah-sah saja anak memiliki idola, dan ingin mengikuti apa yang dilakukan oleh idolanya. Namun bukan berarti semua hal dari sang idola harus ditiru. Beri penekanan agar tidak terlalu fanatik.
Saat mengidolakan seseorang, anak dalam tahap ingin meniru. Hal ini sah-sah saja, tetapi orang tua tetap harus menjaga agar hal-hal yang ditiru anak adalah hal yang positif. Memberi contoh-contoh prestasi yang telah diraih sang idola, agar anak juga memiliki motivasi untuk berprestasi lebih.
So, Bunda tak perlu khawatir lagi, jika anak keranjingan tokoh idolanya, tapi tetap beri pengawasan pada pergaulan dan perkembangan anak serta ciptakan situasi yang terbuka di lingkungan keluarga.