Al Baqarah – Di dalam Al Qur’an Surah ini merupakan surah terpanjang yang letaknya setelah surah Al Fatihah. Surah ini berisi tentang banyak hal mengenai hukum hukum dalam islam.
Dalam menanggapai permasalahan klasik yang mencuat dalam agama Nasrani ataupun Yahudi terkait perkataan mereka bahwa malaikat telah durhakan karena mengajarkan sihir kepada manusia, Islam telah melandaskan kepada ayat 102 surah Al Baqarah.
Ayat ini telah jelas menyatakan bahwa tugas dari kedua malaikat diturunkannya ke dunia ialah untuk membawa pengetahuan tentang ilmu sihir kemudian mengajarkannya kepada manusia yang manfaatnya mampu untuk membuat manusia untuk saling bercerai-berai.
Sehingga adanya cerita yang mengatakan bahwa Harut dan Marut ialah malaikat yang memberontak sangat tidak berdasar. Karena malaikat tidak memiliki hawa nafsu. Sedangkan manusia dikaruniai syahwat dan nafsu serta pengetahuan dimana malaikat tidak memilikinya.
Maka manusia dapat memiliki derajat yang lebih tinggi dibandingkan dengan malaikat. Kelebihan ini dibuktikan dengan adanya kenyataan bahwa malaikat diperintah untuk bersujud kepada manusia.
Surah Al Baqarah Ayat ke 102
Kata Harut dan Marut ini disebut dalam Al Qur’an pada ayat 102 Surah Al Baqarah, yakni:
Terjemahannya dalam bahasa Indonesia:
Asbabun Nuzul Surah Al Baqarah Ayat 102
Ayat 102 Surah Al Baqarah turun berkaitan dengan pertanyaan orang-orang Yahudi yang telah menuduh Nabi Muhammad صَلَّى اللهْ عَلَيْهِ وَ سَلَّمْ mencampur-baurkan antara yang hak dan yang batil yakni menjelaskan Nabi Sulaiman عَلَيْهِ السَلاَمُ ini termasuk Nabi Allah dimana anggapan mereka bahwa Nabi Sulaiman عَلَيْهِ السَلاَمُ adalah seorang ahli sihir yang mengendarai angin.
Kemudian Allah menurunkan ayat 102 Surat al-Baqarah yang membenarkan bahwa kaum yahudi itu lebih mempercayai syaitan dari pada iman kepada Allah. Mengenai asbabul nuzul lain yang berkaitan dengan ayat 102 dimana kaum yahudi bertanya kepada Nabi صَلَّى اللهْ عَلَيْهِ وَ سَلَّمْ tentang beberapa hal dalam Kitab Taurat.
Semua pertanyaan terhadap isi taurat, dijawab Allah dengan menurunkan ayat-Nya. Ketika itu mereka beranggapan bahwa ayat tersebut merupaan bantahan terhadap mereka padahal memang seperti itulah kebenarannya.
Pertanyaan Yahudi Terkait Surat Al Baqarah Ayat 102
Diantara masalah yang ditanyakan kepada Nabi Muhammad صَلَّى اللهْ عَلَيْهِ وَ سَلَّمْ adalah tentang sihir. Namun mereka saling berbantah dengan Rasulullah tentang pertanyaan tersebut.
Kaum Yahudi berusaha untuk saling memojokkan posisi Nabi صَلَّى اللهْ عَلَيْهِ وَ سَلَّمْ dengan membuat gerakan untuk menghalangi agama yang dibawa Nabi Muhammad صَلَّى اللهْ عَلَيْهِ وَ سَلَّمْ. Mereka meminta pertolongan kepada syaitan dan jin untuk membuat sihir, jampi-jampi atau klenik yang mereka nisbatkan kepada Nabi Sulaiman عَلَيْهِ السَلاَمُ. Mereka mengira bahwa kerajaan Nabi Sulaiman عَلَيْهِ السَلاَمُ itu dibangun berdasarkan dari hal-hal tersebut.
Kebatilan yang mereka lakukan ini ditujukan untuk mengelabuhi kaum muslimin, hingga ada sebagian mereka yang mempercayai dan menolak tuduhan yang mengkafirkan mereka.
Al-Qur’an menyampaikan cerita ini supaya dijadikan sebagai peringatan bagi umat Islam. Disamping juga merupakan pemaparan tentang apa yang dilakukan oleh para budak nafsu terhadap diri Nabi Sulaiman عَلَيْهِ السَلاَمُ.
Mereka justru menggunakan sihir yang dinisbatkan kepada Nabi Sulaiman عَلَيْهِ السَلاَمُ sebagai alasan untuk tidak melaksanakan agama dan hukum-hukum Allah. Dan karenanya, tidaklah mengherankan apabila mereka tidak mau menggunakan petunjuk Nabi Muhammmad صَلَّى اللهْ عَلَيْهِ وَ سَلَّمْ. yang telah diberikan dalam kitab mereka. Maka Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menurunkan ayat 101 dan 102 surah Al Baqarah.
Imam As-Suyuti menambahkan bahwa ayat 102 ini dilatar belakangi adanya tuduhan orang-orang Yahudi dan munafik yang menyatakan bahwa Nabi Sulaiman عَلَيْهِ السَلاَمُ adalah seorang penyihir, yaitu setelah meninggalnya Nabi Sulaiman عَلَيْهِ السَلاَمُ.
Dimana peristiwa ini dimanfaatkan oleh tentara setan untuk menanamkan ilmu sihir di bawah tempat singgasananya dengan cara membongkar timbunan ilmu sihir tersebut kemudian memproklamirkan bahwa kerajaan yang diperoleh Nabi Sulaiman عَلَيْهِ السَلاَمُ tidak lain hanyalah sihir belaka. Lalu syaitan mengajarkan ilmu sihir tersebut kepada Bani Israil. Oleh karena itu dengan turunnya ayat 102 jati diri Nabi Sulaiman عَلَيْهِ السَلاَمُ telah terehabilitasi atas tuduhan bahwa dirinya sebagai tukang sihir.
Asbabun Nuzul Ayat 102 Surah Al Baqarah Menurut Al-Razy
Menurut Al-Razy sebagaimana yang telah dikutip oleh Muhammad Bayumi menyatakan bahwa asbabun nuzul turunnya ayat 102 surah Al Baqarah adalah:
- Pada masa itu sihir telah tersebar dengan luas dan menimbulkan hal-hal yang aneh. Para ahli sihir mendakwakan tentang kenabian dan menantang manusia dengannya. Sehingga Allah mengutus dua malaikat untuk mengajarkan ilmu-ilmu sihir kepada manusia agar mereka dapat melawan para ahli sihir yang mengaku sebagai nabi pendusta tersebut. Hal inilah yang menjadi tujuan mengapa kedua malaikat tersebut diturunkan ke dunia ini.
- Pemahaman tentang perbedaan antara ilmu sihir dengan mukjizat ini bergantung kepada pengetahuan akan akibat mukjizat dan hakekat dari sihir. Pada zaman dahulu ada banyak orang yang tidak tahu dengan hakekat sihir. Tentunya hal ini akan menyebabkan mereka tidak bisa mengetahui hakekat mukjizat. Sehingga Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى mengutus dua malaikat tersebut dengan tujuan untuk menerangkan hakekat sihir.
Ini berarti ayat 102 surah A l Baqarah berkaitan dengan orang Yahudi serta orang munafik yang menyatakan akan keingkarannya atas kenabian Sulaiman. Hingga pada akhirnya Allah menolak alibi yang disampaikan orang-orang Yahudi dan orang Munafik dengan menurunkan ayat 102.
Hal tersebut berawal dari perkataan para pendeta Yahudi yang menyatakan bahwa Sulaiman ibn Dawud itu bukanlah Nabi, demi Allah dia tidak lain adalah seorang penyihir dan inilah yang menjadi latar belakang turunnya ayat 102 surah Al Baqarah.