Ada sedikit cerita pengalaman iseng yang saya lakukan kepada seorang ‘Kyai’ pendukung Syiah.
Dengan sedikit wajah bersandiwara, saya bertanya kepada Sang Kyai tersebut.
“Pak Kyai, katanya Al Quran milik Syiah itu berbeda dengan Al Quran yang ada sekarang. Berarti sesat kah?”
Sesuai dengan pancingan saya, dengan begitu reaktif Sang Kyai menjawab, “Bohoong itu! Saya punya Al Qur’an terbitan Iran. Sama persis dengan Al Quran yang ada di Indonesia. Mulai surat Al Fatihah sampai akhir.”
Nah, tibalah pertanyaan utama saya, “Apa pendapat, Pak Kyai, kalau ada ulama, syaikh, ustadz, yang mengatakan bahwa Al Quran sekarang sudah tidak asli lagi, sudah diubah, alias tidak orisinil? Bagaimana menurut Pak Kyai mengenai orang tersebut? Sesatkah? Kafirkah? Atau bagaimana?”
Spontan pula wajah Sang Kai berubah, baru ‘ngeh’ apa maksud tanya jawab saya dari awal.
Maka Pak Kyai itu menjawab, “Ya tergantung alasannya. Kalau alasannya karena sebab politis, ya memang Al Quran sekarang sudah tidak asli.”
Sang Kyai tahu, kalau beliau mengatakan sesatlah orang yang menganggap atau menuduh Al Quran sudah diubah, maka akan saya sampaikan begitulah pendapat Al Khumaini, Al Kulaini, Sirajuddin Al Musawi, dan lain sebagainya.
Maka daripada memvonis sesat mullah-mullah yang ia muliakan, maka lebih baik ia melanggar ucapan yang ia sampaikan di awal pertanyaan saya.
Saat itu saya mengerti ucapan Ustadz Nabhan Husain dengan istilah “mantiqut tanaqut” logika paradoks alias dua muka, yaitu Al Quran itu asli, tapi sudah dirubah.” Wallahu a’lam.
Demikian dikisahkan oleh Ustadz Deddy Armyadi dari pengalaman beliau sendiri.
***
Dr. Muhammad Asri Yusuf menyampaikan beberapa pandangan ulama Syiah mengenai Al Quran sebagaimana tercantum dalam kitab-kitab induk Syiah:
- Orang yang mendakwa telah mengumpulkan Al Qur’an dengan lengkap adalah pembohong besar. Al Qur’an sebagaimana yang telah diturunkan oleh Allah hanya dikumpul dan disimpan oleh Ali bin Abi Thalib dan imam-imam selepasnya. (Al Kulaini, Al Kafi, jilid 1, halaman 228)
- Al Kulaini meriwayatkan lagi di dalam Al Kafi-nya, bahwa Abu Husain Musa ‘Alaihis Salam menulis surat kepada Ali bin Suwaid ketika beliau berada di dalam penjara; “Janganlah kamu mencari agama orang yang bukan dari kalangan Syi’ahmu. Janganlah sekali-kali kamu suka kepada agama mereka karena mereka adalah pengkhianat. Mereka telah mengkhianati Allah dan rasul-Nya dan telah mengkhianati amanah yang telah diserahkan kepada mereka. Tahukah kamu apakah pengkhianatan yang telah dilakukan terhadap amanah yang diserahkan itu? Mereka telah diamanahkan supaya menjaga kitab Allah (Al Qur’an) tetapi mereka telah menyelewenkannya dan menukar dan mengganti isinya.” (Ar Raudhah Min Al Kafi jilid ,halaman 125)
- Al Kulaini menyebutkan lagi di dalam Al Kafi-nya bahwa Hisyam bin Salim meriwayatkan dari Abi Abdillah (Ja’far Ash Shadiq) bahwa beliau berkata: “Sesungguhnya Al Quran yang diturunkan oleh Jibril ‘Alaihis Salam kepada Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengandungi sebanyak 17,000 ayat.” ‘Allamah Khalil Al Qazwini di dalam Ash Shafi Syarah Usul Al Kafi, Bab Kelebihan Al Quran (jilid 6, halaman 75), menghuraikan kata-kata Ja’far Ash Shadiq yang tersebut di atas begini; “Kata-kata beliau itu bermaksud bahwa sebagian besar Al Qur’an yang asal (yang dibawakan oleh Jibril ‘Alaihis Salam) telah digugur atau dihilangkan. Di dalam nasakh Al Quran yang wujud dan masyhur di kalangan orang banyak hari ini tidak terdapat ayat-ayat yang digugur dan dibuang itu.”
- Kamaluddin Maitsam Al Bahrani menulis tentang pengumpulan Al Quran oleh Sayidina Utsman Radhiyallahu ‘Anh. bahwa; “Beliau telah menyatukan orang banyak di atas qira’at Zaid bin Tsabit saja dan membakar semua mushaf-mushaf yang lain. Beliau telah membatalkan (membuang) ayat-ayat yang tidak syak lagi merupakan sebagian daripada Al Qur’an.” (Maitsam Al Bahrani, Syarah Nahjul Balaghah, jilid 11, halaman 1)
- Diriwayatkan dari Buraid Al Ijli dari Abi Abdillah (Ja’far Ash Shadiq ‘Alaihis Salam) katanya: “Allah telah menurunkan nama 7 orang dengan jelas di dalam Al Qur’an tetapi orang-orang Quraisy telah menghapuskan nama 6 daripada mereka dan meninggalkan nama Abu Lahab saja.” (Syaikh At Ta’ifah Al Imamiyah Abu Ja’far At Thusi, Ikhtiar Ma’rifati Ar Rijal, jilid 3, halaman 290)
Mirza Husain Muhammad Taqiy At Thabarsi An Nuri menulis di dalam kitabnya “Fashlul Khitab”; “Dalil yang ke-12 ialah riwayat imam-imam ma’shum berhubung dengan tempat-tempat tertentu di dalam Al Quran yang menunjukkan telah berlaku pengubahan dan penggantian pada kalimat-kalimat, ayat-ayat dari surah-surah Al Qur’an yang ada hari ini. Pengubahan dan tukar ganti seperti ini telah berlaku dengan banyak sekali sehingga Sayid Nikmatullah Al Jaza’iri di dalam beberapa karangannya berkata: “Hadits-hadits daripada Imam-Imam Ahlul Bait yang menunjukkan adanya penggantian di dalam Al Qur’an, melebihi 2,000.”
Segolongan tokoh ulama kita seperti Syaikh Mufid, Muhaqqiq Ad Damad, ‘Allamah Al Majlisi, dan lain-lain mendakwa hadits-hadits ini sampai ke peringkat mustafidh dan masyhur. Syaikh Ath Thusi juga dengan jelas menulis di dalam bukunya At Tibyan tentang perkara ini, “Malah ada segolongan ulama kita seperti yang akan disebutkan nanti, telah mendakwa mutawatirnya hadits-hadits yang menunjukkan perkara ini.” (Ath Thabarsi, Fashlul Khitab, halaman 251) Ath Thabarsi ialah seorang tokoh Syi’ah yang mu`tabar dan diakui ketokohannya oleh ulama-ulama Syi’ah yang lain seperti Agha Buzrug At Tehrani, Syaikh Abbas Al Qummi, dan lain-lain.