Alpujarras, Benteng Terakhir Muslim Spanyol

Di antara banyaknya kafe-kafe di sisi bukit serta plaza-plaza di kota sibuk Granada, pegunungan yang berselimut salju dapat dilihat hanya dengan sedikit perjalanan pendek.

Di lereng pegunungan ini, terdapat serangkaian pedesaan kecil yang menampung sisa-sisa komunitas Muslim Spanyol terakhir; mereka memiliki sedikit, tapi nyata, peran sendiri dalam sejarah Andalusia serta menawarkan tujuan wisata yang tenang dan amat cantik untuk sebuah perjalanan atau sekedar melepaskan diri dari kehidupan kota.

Saat Emir terakhir, Pangeran Nasrid Granada, Boabdil, menyerah kepada monarki Katolik pada tahun 1492, beliau menetap di pegunungan terdekat di kawasan Alpujarras. Pada abad ke-15, Alpujarras adalah kawasan peternakan ulat sutra yang berkembang pesat, dengan populasi sekitar 150.000 orang dalam 400 desa yang bergantung terutama pada produksi sutra mentah sebagai pasokan bagi pengrajin di Granada dan Almeria serta memiliki sistem irigasi yang menakjubkan guna menunjang aktifitas pertanian di lereng-lereng yang curam.

Namun, saat meninggalkan Granada, Boabdil juga melindungi masyarakat Muslim di Alpujarras dari tekanan dan penganiayaan monarki Katolik yang baru. Mereka melakukan perlawanan pada tahun 1500 dan berlanjut sampai beberapa dekade berikutnya.

Pada tahun 1567, sebuah dekrit zholim dari Philip II yang melarang nama, pakaian dan bahasa Arab menimbulkan perang gerilya selama dua tahun. Perlawanan berakhir hanya ketika pemimpinnya dibunuh oleh sepupunya sendiri dan seorang komandan militer yang ditunjuk Spanyol memberlakukan sanksi yang brutal termasuk mengusir hampir semua populasi kawasan tersebut dan memindahkannya ke bagian lain dari Spanyol.

Dari sekitar 400 desa yang telah makmur di masa keemasan Alpujarra, 270 di antaranya digunakan sebagai pemukiman bagi penduduk dari Spanyol Utara; sisanya dibiarkan begitu saja. Industri sutra pun jatuh bangkrut dan hutan-hutan kayu yang menjadi suplai mulberry bagi ulat sutra pun ditebang habis diganti menjadi ladang dan tambang.

Merujuk pada beberapa ahli sejarah, memelihara babi dan rutin mengonsumsi dagingnya pada akhir tahun (natal?-red.) adalah salah satu dari banyak cara di mana populasi Muslim dan Yahudi dipaksa untuk membuktikan kepada Inkuisisi Katolik bahwa mereka telah benar-benar memeluk agama Kristen.

Alpujarra hari ini adalah tetap Alpujarra dengan pesona keindahan alamnya, hanya saja kini para pelancong Muslim harus hati-hati dengan kuliner yang ada yang tidak halal serta langkanya tempat ibadah bagi Muslim.

Disadur seperlunya dari http://www.onislam.net/english/culture-and-entertainment/places/440285-the-alpujarras-spains-last-muslim-stronghold.html