Selain terdapat beberapa keutamaan bagi orang yang pergi untuk shalat berjamaah lima waktu di masjid, Islam juga telah memberikan ancaman bagi mereka yang malas dan meninggalkan shalat berjamaah di masjid.
1. Hatinya tertutup dari rahmat Allah ‘azza wa jalla
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
[arabtext] لَيَنْتَهِيَنَّ أَقْوَامٌ عَنْ وَدْعِهِمُ الْجَمَاعَةَ، أَوْ لَيَخْتِمَنَّ اللهُ عَلَى قُلُوبِهِمْ ثُمَّ لَيَكُونُنَّ مِنَ الْغَافِلِيْنَ [/arabtext]
“Sungguh hendaklah orang-orang itu berhenti dari meninggalkan shalat berjamaah atau pasti Allah ‘azza wa jalla benar-benar akan menutup hati-hati mereka, kemudian pasti mereka menjadi golongan orang-orang yang lalai.” (HR. Ibnu majah no. 794, lihat ash-Shahihah no. 2967 karya asy-Syaikh al-Albani rahimahullah).
2. Meninggalkan shalat berjamaah tanda kemunafikan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
[arabtext] لَيْسَ صَلاَةٌ أَثْقَلَ عَلَى الْمُنَافِقِينَ مِنَ الْفَجْرِ وَالْعِشَاءِ[/arabtext]
“Tidak ada shalat yang paling berat bagi orang-orang munafik daripada shalat fajar dan isya’.” (HR. al-Bukhari no. 657)
Bila seseorang enggan shalat berjamaah shubuh atau isya’ saja dikhawatirkan munafik, bagaimana bila ia enggan mengahadiri shalat berjamaah selain shubuh dan isya’? Padahal menghadiri shalat berjamaah selain pada kedua waktu tersebut lebih mudah (ringan).
3. Rasulullah mengancam akan membakar rumah-rumah orang yang enggan menghadiri shalat berjamaah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh aku ingin menyuruh untuk mengumpulkan kayu bakar lalu aku perintah untuk menegakkan shalat dan adzan, dan aku perintah seseorang untuk menjadi imam, kemudian aku keluar mendatangi mereka (kaum laki-laki yang tidak menghadiri shalat berjamaah) lalu aku bakar rumah-rumah mereka beserta penghuninya.” (HR. al-Bukhari no. 644)