Anjing Gembala dan Persatuan Umat

Suatu hari Putri Hulagu Khan–penguasa bangsa Mongolia yang saat itu menjajah bumi Islam–sedang berjalan-jalan di kota Baghdad. Secara tidak sengaja sang putri melihat sekelompok orang sedang berkumpul mengelilingi seorang tua. Melihat hal itu sang putri bertanya kepada ajudannya, “Siapa gerangan orang tua itu?”

Setelah mencari info, ajudannya memberi tahu bahwa orang tua itu adalah seorang alim-ulama kaum Muslimin. Sang putri pun memerintahkan agar sang alim datang menghadap.

Setelah sang alim berada dihadapannya, sang putri bertanya, “Bukankah kaum muslimin mengimani Allah?”

“Benar, paduka putri,” jawab si alim.

Lalu sang puti bertanya lagi, “Bukankah kalian ummat Islam meyakini bahwa Allah akan memberi kemenangan kepada siapa saja yang Dia Kehendaki? Bukankah Allah memberi kemenangan kepada kami?”

“Benar, tuan putri”, jawab si alim.

Lalu sang putri bertanya kembali, “Bukankah itu berarti kami lebih dicintai Allah dari pada kalian kaum Muslimin?”

Si Alim menjawab, “Tidak benar, tuan putri.”

“Mengapa tidak?” soal si putri.

Si Alim balik bertanya, “Tuan putri tentunya tahu pengembala kambing?”

“Ya, saya tahu,” jawab tuan putri.

“Tuan putri tahu bahwa pengembala selalu membawa ikut serta anjing-anjingnya saat mengembala kambing-kambingnya?”

“Ya, saya tahu” jawab sang putri.

“Apa yang akan dilakukan pengembala apabila kambing-kambing gembalaannya lagi kocar-kacir dan tidak terkontrol?”

Putri Hulagu Khan menjawab, “Pengembala melepaskan anjing-anjingnya untuk menertibkan kembali kambing-kambing gembalaannya.”

“Sampai kapan anjing-anjing itu dilepas?” tanya si alim lagi.

“Sampai gembalaanya tertib kembali dan kembali lagi dibawah kontrolnya,” jawab si putri.

“Tuan Putri benar, kalian bangsa Mongolia adalah anjing-anjing yang sengaja dikirim oleh Allah di bumi ini untuk
menertibkan kami dan menyatukan kembali barisan kami kaum Muslimin. Selama kami belum bersatu dibawah Manhaj Allah dan ketaatan kepada-Nya,  maka kalian akan terus berada dibelakang kami dan memburon kami sampai kami kembali ke jalan Allah.”

Ya Allah, satukanlah kembali ummat ini  dibawah bendera Islam.

Ustadz Syafruddin Ramly