Antara Mujahid Suriah dan Mujahid Nusantara

Di sana ada Basyar Al Assad dan rakyat Suriah yang dizhaliminya. Persatuan ulama dari seluruh dunia, yang diketuai oleh Syaikh Prof. Dr. Yusuf Al Qaradhawi, telah sepakat mengutuk Basyar Al Assad dan mengeluarkan fatwa agar mendukung perjuangan rakyat Suriah yang dizhalimi oleh Basyar Al Assad. Syaikh Prof. Dr. Yusuf Al Qaradhawi yakin bahwa kemenangan akan diperoleh rakyat Suriah. Beliau berjanji akan turun shalat Jum’at dan berkhutbah di Damaskus ketika peristiwa bersejarah ini menjadi kenyataan. Rabithah Ulama Suriah juga mendukung ketetapan dan keputusan ulama sedunia tersebut. Ulama Al Azhar Mesir lebih awal lagi memiliki pendirian jalur keras ke atas Basyar Al Assad agar rakyat Suriah dilindungi dari kejahatannya.

Terdengar pula suara-suara yang meminta agar tidak mendukung rakyat Suriah yang bangkit menentang Basyar Al Assad karena mereka didalangi oleh Amerika dan sekutunya Israel. Di sebagian negara, rakyat yang bangkit menentang ini dikatakan ‘pemberontak’. Sedang di seluruh dunia mereka ini disebut sebagai ‘Tentara Pembebasan Suriah’ (FSA – Free Syrian Army). Untuk mendukung klaim ini, ditampilkan beberapa bukti yang menyebutkan bahwa ‘tentara pemberontak’ ini mendapat bantuan dari luar (Barat) dan dikesankan menggunakan senjata dari Israel.

Apakah saya akan menyangkalnya?

Saya tidak akan menyangkalnya. Tetapi kita harus menyadari ketika rakyat Suriah diperangi oleh pemerintahnya sendiri, maka sudah tentu di sana ada beberapa kecenderungan yang bercampur di kalangan rakyat Suriah yang bangkit melawan tirani Basyar Al Assad. Meskipun mereka disatukan di bawah satu payung yaitu FSA (Free Syrian Army) namun masih ada sejumlah kelompok bersenjata yang bebas dan tidak terikat dengan FSA. Tidak ada yang dapat memantau atau memastikan dari mana mereka memperoleh senjata dan bantuan keuangan. Tapi, baik FSA atau setiap kelompok yang mempertahankan diri mereka memiliki cara tersendiri untuk meningkatkan kemampuan militer untuk menghadapi tentara Basyar Al Assad yang menggunakan senjata konvensional dan berat (tank dan jet tempur) untuk membombardir rakyat.

Dalam sejarah wilayah Nusantara saya perlu kemukakan satu contoh pengalaman serupa. Ketika rakyat Aceh melawan Belanda dari tahun 1873 sampai 1913, pasangan Teuku Umar-Cut Nyak Dien (suami isteri) bisa memberikan gambaran yang paralel dengan kondisi di Suriah. Cut Nyak Dien (istri) adalah pimpinan utama umat Islam Aceh terutama di Meulaboh. Suaminya Teuku Umar telah bekerjasama dengan Belanda sehingga diberikan dengan berbagai senjata oleh penjajah Belanda. Hal itu adalah satu percaturan yang “licik” di mana selama dua tahun Teuku Umar telah dicap sebagai pengkhianat, tetapi apa yang terjadi adalah Teuku Umar yang diberi kepercayaan oleh Belanda itu menguasai lapangan sehingga mereka memiliki kemampuan militer yang cukup ampuh untuk berhadapan dengan Belanda. Dia ‘membelot’ dan menjadi PENO (Public Enemy No One) kepada pemerintah kolonial Belanda sampai sebuah papan permainan yang terkenal seperti ‘Monopoly’ dibuat di Belanda yaitu ‘Teuku Umar Speel’ – permainan anak yang mana tujuannya adalah untuk membunuh figur Teuku Umar.

Di waktu yang sama Cut Nyak Dien telah memperoleh pasokan senjatanya dari pedagang-pedagang Portugis yang mengambil kesempatan dari Perang Aceh untuk membangun kerajaan bisnis mereka di Sumatera. Tanyakan sahabat-sahabat kita di Indonesia – siapa yang tidak kenal Cut Nyak Dien yang diangkat sebagai Pahlawan Nasional Indonesia.

Apakah sesuatu yang aneh ketika pejuang Suriah dikesankan menggunakan senjata Israel? Jika benar sekalipun, apakah itu satu kejadian di lokasi yang khusus ‘isolated incident‘  ataukah suatu yang ‘common place’ sehingga secara empiris kita bisa menyimpulkan FSA dan pejuang Suriah diberikan senjata oleh Israel – dan kita menyimpulkan dari ‘isolated incident‘ ini untuk melabeli FSA dan pejuang Suriah bersekongkol dengan Israel?

Ketika saya dan seorang teman melakukan kerja kemanusiaan di Mindanao pada tahun 2000 ketika umat Islam di Mindanao (kamp Abu Bakar) ditembaki dan diserang dari udara oleh Pemerintah Filipina, saya melihat sendiri bagaimana pejuang MILF menggunakan senjata tentara Filipina. Dan senjata ini mereka tidak dapatkan dari mayat tentara Filipina yang terbunuh dalam peperangan tetapi diserahkan oleh militer Filipina kepada mereka, meskipun mereka sedang berperang di medan terbuka?

Kita tidak perlu tahu apa yang terjadi di lapangan tetapi kenyataannya cukup kompleks. Itu tidak semudah kita yang hidup dalam suasana aman di Malaysia ini. ‘Their minds are wired differently’ karena mereka berada dalam suasana ‘life and death’. Kita juga akan menemukan berbagai trik dan jalan yang tidak konvensional untuk mempertahankan nyawa dan keluarga di saat genting seperti itu.

Maka saran saya, tak payahlah untuk mencari video-video yang sulit untuk menuduh dan ‘membuktikan’ pejuang Suriah sebagai alat Amerika. Satu video yang ditampilkan sebagai bukti tempur Suriah didukung Amerika Serikat dan ada ribuan video rakyat Suriah dibantai oleh tentara Basyar Al Assad. Dan saya ingin tanya darimana Basyar Al Assad mendapat bantuan keuangan dan senjata. Rusia terang-terang mendukung Basyar Al Assad, begitu juga Cina. Bahkan Iran Syiah terang-terangan membantu tentara Basyar Al Assad. Kenapa kita tidak sensitif bila Basyar Al Assad dibantu oleh Rusia tetapi cepat-cepat buat kesimpulan dangkal bahwa FSA dibantu AS dan Israel berdasarkan beberapa klip video yang menyendiri? Bersikap adillah dalam membuat penilaian.

Dan akhirnya pegang teguhlah keputusan ulama muktabar. Mereka tidak terburu-buru dalam membuat satu ketetapan dan pendirian. Mereka mendapat berbagai tanggapan dari rakyat Suriah, gerakan Islam khususnya Ikhwanul Muslimin Suriah. Itupun setelah hampir 2 tahun (2012) barulah Organisasi Persatuan Ulama Sedunia menggariskan beberapa prinsip untuk memandu umat Islam dalam menentukan sikap terhadap Basyar Al Assad setelah hampir 50.000 warga Suriah tewas. Kini bilangannya sudah mencapai 90.000 jiwa. Dan kita masih lagi berdalih untuk tidak membuat satu sikap yang tepat. Apakah kita lebih rela tidak berbuat apa-apa sedangkan hampir 10 orang anak dibunuh oleh Basyar Al Assad setiap hari?

Dr.  Hafidzi Mohd Noor – Malaysia