Ayatullah Khomeini Bukan Ahlul Bait, Tetapi Keturunan India Beragama Sikh

Masih ingat pernyataan musisi Ahmad Dhani yang membela kesesatan pemimpin Syi’ah Ayatullah Khomeini dengan dalil bahwa ia adalah keturunan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam?

Saat itu Dhani menjawab pernyataan bahwa Ayatullah Khomeini adalah orang sesat yang dalam kitabnya Kasyful Asrar mengatakan, bahwa para shahabat kafir.

Dhani membela Khomeini dengan mengatakan, “Imam Khomeini jelas shohih keturunan Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasalam…. Yang lain gak jelas, dan gak shohih.”

Pernyataan Dani ini didukung dengan gaya penampilan Khomeini yang mengenakan turban (kain penutup kepala yang dililitkan sedemikian rupa) berwarna hitam. Turban berwarna hitam ini hanya boleh digunakan oleh mereka, para ulama rujukan Syi’ah, dari kalangan Ahli Bait keturunan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Sedangkan turbah yang berwarna putih digunakan bagi ulama Syiah yang bukan Ahli Bait.

Namun, benarkah Khomeini adalah keturunan nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam?

Ustadz Muhammad Abdurrahman Al Amiry yang melakukan penelitian mendapati kesimpulan yang mencengangkan. Ia mendapati bahwa Khomeini ternyata bukan Ahli Bait, melainkan keturunan India yang keluarganya beragama Sikh.

Dan tentunya, kita tidak sembarang ucap, bahwa dia asalnya dari kaum penganut agama Sikh di India. Itu diakui sendiri oleh ulama Syiah Musa Al-Musawi. Dia mengatakan pada kitabnya Al-Jumhuriyyah Ats-Tsaniyah:

“Kakek Khomeini datang dari India sebelum 120 tahun yang lalu. Dan dia tinggal di kota Khumain di Iran. Dan ayahnya adalah Musthafa bin Ahmad dan dikenal sebagai “Singh”; lahir tahun 1842 di Kashmir dari keluarga penganut agama Sikh.

Dan ayah Singh adalah penjual khamr dan memiliki hubungan hangat dengan Inggris. Dan setelah dia mengenal seorang wanita Muslimah yang bernama Thahirah dan dia adalah anak dari pedagang Muslimin, maka dia menetapkan untuk memeluk agama islam agar dapat menikah dengan wanita tersebut.

Maka keluarganya mengancam untuk membunuhnya. Maka dia kabur bersama Thahirah dari Kashmir ke kota Lokfo. Dan Singh masuk Islam di tangan Sayyid Hamid Husain penulis Kitab Aqabat
Al-Anwar. Dan cucu dari pamannya Khumaini bernama Wud dan dia tinggal di dekat kota Srinagar ibu Kota Kashmir dan dia penanggung jawab tempat-tempat peribadatan Sikh disana.

Dan inilah info-info yang dikumpulkan oleh penulis dari ulama-ulama Syi’ah di Kashmir.” (Al-Jumhuriyyah Ats-Tsaniyah hal. 352)

Di bawah ini adalah gambar foto Khomeini kecil yang sedang digendong ayahnya. Foto diambil dari kitab Malik Kiyan karangan Dr Humaid Khawajah Nushairi.

Khomeini berkata sendiri di kitabnya yang awal-awal seperti Syarh Du’a Sihr bahwa dia adalah orang India. Dia menamai dirinya dengan “As-Sayyid Ruhullah bin Musthafa Al-Khumaini Al-Hindi”; Al-Hindi artinya adalah berasal dari India. Hanya saja kata “Al Hindi” dalam namanya ini kemudian dihilangkan dalam buku-bukunya yang selanjutnya dan diganti menjadi “Musawi”.

Khomeini kemudian juga memakai turban hitam sebagai kedok untuk membohongi orang Syiah sendiri bahwa dirinya adalah keturunan Ahlul Bait. Dengan kepercayaan dari masyarakat Syiah Iran, ia memperoleh pengikut yang banyak.

Akhirnya, setelah ia berhasil menggerakkan revolusi Syiah pada rezim Syiah Iran pimpinan Shah Reza Palevi, keturunan India beragama Sikh itu berhasil menjadi pemimpin bangsa Persia Iran.