Seorang bertanya pada Habib Umar bin Hafidz, “Bagaimana agar kita bisa khusyu’?”
Sayyidil Habib Umar bin Hafidz menjawab, “Seseorang di katakan khusyu’ jika memenuhi 6 kriteria, yaitu:
- Hudurul qalb, hadirnya hati.
- Tafahhumul ma’ani, memahami arti atas apa yang kita katakan dan kita sedang lakukan.
- Al ijlal wat ta’dzhim, adanya rasa mengagungkan dan memuliakan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Terkadang kita hadir hati, mengetahui arti, tapi tanpa pengagungan hal ini seperti seseorang yang memahami perkataan anak kecil yaitu tidak terlalu menghiraukannya.
- Al ijlal wat ta’dzhim ma’al haibah, hendaknya rasa memuliakan dan pengagungan tadi di iringi dengan rasa haibah (kewibawaan). Haibah adalah asa takut yang timbul karena rasa mengagungkan. Takut shalat kita tidak di terima oleh Allah.
- Ar raja’, kuatnya harapan bahwa shalat kita di terima oleh Allah juga menjadi sebab dekatnya kita pada Allah serta mengharapkan mendapat balasan yang agung.
- Haya’, adanya rasa malu bahwasannya kita tidak menunaikan hak Allah dengan semestinya.”
Kemudian Habib Umar mengatakan, “Jika enam kriteria ini jika terdapat padamu maka shalatmu bisa dikatakan shalat yang khusyu’.”
Mudah-mudahan Allah memberikan taufiq kepada kita sehingga bisa mengamalkan 6 resep tersebut.