Suatu hari seorang murid bertanya pada sang Guru, “Wahai guru, bagaimanakah keadilan Allah Subhanahu Wa Ta’ala itu?”
Sang guru tersenyum dan menjawab, “Wahai muridku, sungguh keadilan Allah Subhanahu Wa Ta’ala itu, sangat berbeda dengan keadilan Makhluk-Nya. Keadilan makhluk adalah satu perbuatan maka di balas dengan satu perbuatan, Apa pun itu. Namun keadilan Allah adalah jika engkau baru berniat saja untuk melakukan kebaikan maka Allah Subhanahu Wata’ala telah tuliskan satu kebaikan untukmu.”
Sang guru melanjutkan.
“Dan bila engkau kerjakan satu kebaikan yang kau niatkan tersebut, Maka Allah tuliskan untukmu sepuluh kebaikan atau bahkan tujuh ratus kali lipat atau bahkan lebih. Dan bila engkau berniat melakukan keburukan maka Allah tidak mencatat dosa untukmu. Dan bila engkau kerjakan keburukan yang engkau niatkan itu , Maka Allah Subhanahu Wa Ta’ala hanya mencatat satu dosa saja untukmu. Bahkan bila engkau tidak jadi mengerjakannya maka Allah Subhanahu Wa Ta’ala menuliskan kebaikan untukmu. Lihatlah muridku, bahwa keadilan Allah, pun adalah kasih sayang, cinta dan kelembutan bagi hambaNya. Maka bagaimana bisa seseorang hamba bermaksiat dan tidak mencintai Allah. padahal Allah sangat baik padanya? Maka ingatlah muridku sungguh salah satu jalan menuju kecintaan Allah kepada hambaNya adalah dengan cara engkau mengikuti jalan kekasihNya (Muhammad shallallahu alahi wasallam) . Jalan kedamaian dan kasih sayang. Jalan kelembutan dan keramahan. Ikuti ajaranNya, amalkan (SunnahNya Nabi Mahammad) maka kebaikan dan rahmat Allah Subhanahu Wata’ala telah terjamin untukmu dunia dan akhirat.”
Kemudian sang Guru membacakan Firman Allah dalam Surah Thaha
( ﻭَﻟَﺎ ﺗَﻤُﺪَّﻥَّ ﻋَﻴْﻨَﻴْﻚَ ﺇِﻟَﻰ ﻣَﺎ ﻣَﺘَّﻌْﻨَﺎ ﺑِﻪِ ﺃَﺯْﻭَﺍﺟًﺎ ﻣِﻨْﻬُﻢْ ﺯَﻫْﺮَﺓَ ﺍﻟْﺤَﻴَﺎﺓِ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻟِﻨَﻔْﺘِﻨَﻬُﻢْ ﻓِﻴﻪِ ﻭَﺭِﺯْﻕُ ﺭَﺑِّﻚَ ﺧَﻴْﺮٌ ﻭَﺃَﺑْﻘَﻰ ( ﻃﻪ131 / .
“Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami cobai mereka dengannya. Dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal”. [Thaha: 131]
Dan juga…
( ﻭَﺇِﻥْ ﺗَﻌُﺪُّﻭﺍ ﻧِﻌْﻤَﺖَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻟَﺎ ﺗُﺤْﺼُﻮﻫَﺎ ﺇِﻥَّ ﺍﻟْﺈِﻧْﺴَﺎﻥَ ﻟَﻈَﻠُﻮﻡٌ ﻛَﻔَّﺎﺭٌ ( ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ 34/ .
“Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung ni`mat Allah, tidaklah dapat kamu menghitungnya. Sesungguhnya manusia itu, sangat dzalim dan sangat mengingkari (ni`mat Allah).”[Ibrahim: 34]
Wallahu Alam