Bahaya Syirik – Syirik adalah menyekutukan Allah dan merupakan dosa yang paling besar disisi Allah, namun syirik bukan hanya ketika seseorang menyembah berhala atau menyembah selain Allah, makna kesyirikan lebih luas dari itu. Dalam masalah ibadah misalnya, ketika suatu Ibadah dipalingkan kepada selain Allah, maka itu pun sudah termasuk syirik.
Syirik dibagi menjadi dua bagian, yakni syirik besar dan syirik kecil. Syirik besar adalah mengalihkan ibadah kepada selain Allah, seperti misalnya menyembelih kepada selain Allah. menyembelih asalnya adalah ibadah. Namun bila hal tersebut dialihkan untuk kuburan, pohon, sesajen, ataupun berdo’a, meminta pada kuburan dan lainnya, itu adalah syirik besar.
Sedangkan syirik kecil adalah riya, Contohnya adalah ketika seorang shalat, Namun ditengah jalan dia melihat seseorang di sampingnya, kemudian dia secara sengaja memperlama sujud atau melakukan hal lainnya agar ia dipuji orang tersebut. Hal demikian ketika niat ibadahnya berubah yang awalnya untuk Allah, namun kemudian berubah niat ibadahnya untuk orang tersebut. Maka itu digolongkan sebagai syirik kecil.
Sebagaimana terdapat dalam sebuah Hadits:
عَنْ مَحْمُودِ بْنِ لَبِيدٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمْ الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ قَالُوا وَمَا الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ الرِّيَاءُ يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِذَا جُزِيَ النَّاسُ بِأَعْمَالِهِمْ اذْهَبُوا إِلَى الَّذِينَ كُنْتُمْ تُرَاءُونَ فِي الدُّنْيَا فَانْظُرُوا هَلْ تَجِدُونَ عِنْدَهُمْ جَزَاءً
Dari Mahmud bin Labid bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan dari kalian adalah syirik kecil.” Mereka bertanya: Apa itu syirik kecil wahai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam? Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Riya`, Allah ‘azza wajalla berfirman kepada mereka pada hari kiamat saat orang-orang diberi balasan atas amal-amal mereka: Temuilah orang-orang yang dulu kau perlihat-lihatkan di dunia lalu lihatlah apakah kalian menemukan balasan disisi mereka?”
Bahaya-Bahaya Syirik
1. Dosanya Tidak Akan Diampuni
Dosa syirik besar dosanya tidak akan diampuni oleh Allah SWT jika orang yang melakukan kesyirikan tersebut mati dan belum sempat bertaubat.
Sebagaimana Firman Allah:
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ ۚ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَىٰ إِثْمًا عَظِيمًا
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.” (QS an Nisa: 48).
Syaikh ‘Abdurrahman bin Hasan Alu Syaikh rahimahullah berkata.
“Syirik adalah dosa yang amat besar karena Allah sampai mengatakan bahwa Dia tidak akan mengampuninya bagi siapa yang tidak bertaubat dari dosa syirik tersebut. Sedangkan dosa di bawah syirik, maka itu masih di bawah kehendak Allah. Jika Allah kehendaki ketika ia berjumpa dengan Allah, maka bisa diampuni, Jika tidak. maka ia akan disiksa, Jika demikian seharusnya seseorang begitu takut terhadap syirik karena besarnya dosa tersebut di sisi Allah.” (Fathul Majid, hal. 85).
2. Membatalkan Amalan Seseorang
Jika seseorang berbuat syirik akbar, maka seluruh amalannya akan terhapus
ذَٰلِكَ هُدَى اللَّهِ يَهْدِي بِهِ مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ ۚ وَلَوْ أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Itulah petunjuk Allah, yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya. Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan. (QS Al An’am 88)
3. Diharamkan Atasnya Surga
Pelaku syirik akbar pantas masuk neraka dan diharamkan atasnya surga
إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ
“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang Zalim itu seorang penolong pun.” (QS. Al-Maidah: 72)
4. dll