Kunjungan pertama saya ke Suriah adalah ketika kondisi yang sulit, di mana kami berangkat dalam misi bantuan kemanusiaan yang tergabung dalam Ikatan Dokter Arab untuk memberikan alat bedah yang mahal bersama para profesor spesialis penyakit yang langka ke Irak pada April 2003. Kami dapat mencapai perbatasan pada tanggal 9 April 2003 bertepatan dengan jatuhnya Baghdad.
Kesan pertama dalam kunjungan ke Suriah adalah saya melihat gaya pemerintahan Gamal Abdel Nasir yang seolah-olah membawa saya kembali ke masa 40 tahun silam. Banyak spanduk dan baliho di mana-mana dan hanya ada gambar ayah bersama dua anaknya, baik di jalan-jalan, dalam bus kota dan transportasi umum yang bertuliskan bahwa Suriah adalah Assad dan Assad adalah Suriah. Padahal kehidupan di sana sangat terbelakang dan jauh dari dunia modern. Pemandangan seperti ini mengingatkanku pada periode tahun enam puluhan di Mesir!
Ketika rakyat memberontak karena menuntut perubahan dari situasi yang memburuk di Suriah, Bashar Assad muncul untuk melawan rakyat dengan aksi yang brutal seperti yang pernah dilakukan ayahnya dulu. Mengapa tidak? Ayahnya, Hafez Assad pernah memerintahkan aparat untuk menembaki pemberontak hingga menewaskan ribuan orang dalam satu kota yang menuntut pengentasan korupsi dan ketidakadilan yang telah merusak tata kehidupan di Suriah. Kelompok pendukung Assad mengatakan, “Suriah merupakan simbol perlawanan terhadap entitas Zionis karena hendak melakukan invasi dan mengeruk kekayaan alam di Suriah.” Kelompok pro Assad tersebut tidak menyadari atau pura-pura tidak tahu bahwa Assad dan pasukan militernya tidak pernah menembakkan satu peluru pun kepada musuh mereka Zionis, tidak pernah membunuh seorang pun dari mereka selama puluhan tahun. Di sisi lain, Assad dan bala tentaranya telah menewaskan lebih dari 50.000 orang di jalan-jalan Suriah dari kalangan anak-anak, perempuan, orang tua dan pemuda, di samping ribuan orang lainnya yang berhasil ditangkap, disiksa dan dihukum! Apakah kita perlu membelanya karena dia adalah seorang pejuang aspirasi rakyat?
Benar, Assad memang pejuang bagi hak-hak para elit dan bangsawan di tanah airnya. Memang benar dia seorang pejuang karena telah membiarkan negara dan rakyatnya di bawah belas kasihan anak-anak Zionis, sementara dia sendiri tidak memberikan perlindungan atau bantuan bagi rakyat yang melakukan perjalanan, baik di dalam maupun luar negeri. Memang betul dia seorang pejuang; karena tidak pernah menembakkan peluru kecuali untuk menghadapi rakyatnya yang tidak bersenjata, dan mengepung kota-kota Suriah yang mulia dan terhormat sebagaimana yang pernah dilakukan ayahnya sebelum itu. Sungguh sebuah aib bagi orang-orang yang mau membela Assad dan ‘para malaikat zabaniyah’-nya yang telah membunuh banyak orang dengan dalih mendukung perjuangan! Resistensi (perjuangan) terhadap proyek Zionis!
Pertanyaan logis adalah apa yang telah dilakukan dan diperbuat oleh rezim Assad untuk itu? Mengapa dengan dalih mendukung para pejuang aspirasi rakyat dia sendiri tidak mau membela negara dan rakyatnya dari semua serangan Zionis? Mengapa dia memberikan jaminan keamanan bagi para pemimpin perjuangan, sementara tidak memberikan hal yang sama kepada rakyatnya di saat mereka melakukan aksi damai selama berbulan-bulan? Rezim sektarian Suriah telah dicuci otaknya untuk menindas rakyat di bawah panji-panji perjuangan. Beberapa orang buronan Palestina pernah mengakui bahwa mereka dipaksa untuk setuju dan tutup mulut atas keterlibatan Suriah dalam proyek Zionis!
Ketika rakyat dalam waktu yang bersamaan melakukan konfrontasi terhadap rezim Bashar Assad, Hosni Mubarak, Ben Ali, Moamar Kadafi dan semua tiran yang memerintah negeri kita dalam puluhan dekade, maka proyek Zionis tumbuh dengan pesat dan bisa menggerogoti leher kita lebih banyak. Para tiran yang menindas rakyat itu adalah pendukung utama dan individu strategis untuk proyek pemukiman yang jahat tersebut. Tugas kotor ini telah dijalankan oleh para penguasa dan beberapa orang masih tetap melakukannya. Hari ini, ketika rakyat menginginkan kebebasan mereka dan mendapatkan kembali perannya dalam mengatur kebijakan negeri sediri, ternayata penguasa tiran yang mengaku pejuang aspirasi rakyat malah menghabisi mereka. Semoga Allah mengutuk iblis yang menjadikan yang benar itu salah dan yang salah menjadi benar untuk kepentingan pribadi atau orientasi yang salah terhadap rakyat dan agar tetap berada di bawah api ketidakadilan, korupsi dan tirani!
Terkutuklah Bashar Assad yang tangannya berlumuran darah rakyatnya, tua dan muda. Dia ingin berlepas tangan dari dari segala bentuk pertumpahan darah yang telah dilakukannya laksana anak kecil yang cengeng. Orang bijaksana adalah orang yang menerima nasihat dari orang lain, dan sifat keras kepala dan dungu adalah dua sifat Firaun yang merupakan penyebab kematiannya. Allah pasti akan menolong orang yang menolong agama-Nya. Sekalipun para pejuang dan orang-orang munafik membela hak mereka masing-masing, namun darah seorang muslim lebih mulia di sisi Allah dari pada Ka’bah. Hal ini agar orang-orang yang meremehkan darah kaum muslimin di Mesir, Yaman atau Suriah mengetahui bahwa darah para syuhada merupakan rudal yang akan selalu menghantui mereka selamanya sampai membalas mereka dengan qisash, dan dalam qishash itu ada jaminan kehidupan bagimu, wahai orang-orang yang berakal.
Oleh: DR. Mohamed Gamal Heshmat
Dosen dan Anggota Parlemen Mesir
Disarikan dari ikhwanonline.net oleh Yum Roni Askosendra, PP KAMMI
(Pengurus Pusat Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia)