“Sebagai suatu sunnatullah yang telah berlaku sejak dahulu, kamu sekali-kali tiada akan menemukan perubahan bagi sunnatullah itu.” (al-Fath: 23)
Kamen Rider, Power Ranger, Ultraman dan kawan-kawannya lebih kita kenal sebagai film anak-anak. Dan yang paling banyak menontonnya juga anak-anak, walau pun juga tidak sedikit mereka yang sudah berumur masih senang menonton film-film di atas, aku termasuk. Menerutku sih mending nonton film begituan daripada nonton sinetron. Kalau diperhatikan lagi tontonan ini sebenarnya lebih cocok untuk kalangan remaja, bukan anak-anak. Lihat saja pemain-pemainnya, hampir semuanya adalah remaja, cerita juga penuh dengan intrik, dan banyak adegan-adegan kekerasan. Maka seorang remaja yang katanya berada pada masa-masa pencarian, yang masih labil, atau sering disebut ababil, ABG labil cobalah kembali menonton film-film di atas, bukan malah drama korea, telenovela, apalagi sinetron. Ada banyak pelajaran yang dapat kita ambil dalam rangka pengembangan jiwa agar lebih baik dan matang.
Seorang Kamen Rider misalnya, telah mengajarkan kita betapa pentinganya sebuah perubahan, padahal dia kan bukan guru kita, ngga pernah ngabsen kita, ngga pernah jelasin pelajan di depan kelas. Ternyata itulah pelajaran, dapat kita peroleh di mana saja, bisa di jalan kalau kita mau memungutnya, bisa dalam disukusi apabila kita mau mendengar, bisa dari apa yang kita kita lihat, kisah, dan perilaku orang lain jikalau kita memahaminya. Dengan berubah, seorang Kamen Rider menjadi lebih tangguh, ia akan lebih kuat dari sebelum berubah. Akan sangat sulit baginya mengalahkan musuh-musuhnya kalau dia tetap seperti dirinya dulu tanpa sebuah perubahan.
Ya, kita membutuhkan sebuah perubahan dalam hidup, kita harus senatiasa berubah karena jaman pun senatiasa berubah, kalau dulu dengan uang 500 perak atau pun kertas kita bisa mendapatkan 2 pisang goreng, sekarang hanya bisa dapat 1 itu pun ukurannya berbeda. Kalau dulu belajar Pkn cukup baca judul-judul babnya saja, sekarang harus baca sekian ratus halaman, bagi yang mau aja sih. Maka perubahan itu adalah sebuah keniscayaan, tentu saja perubahan ke arah yang lebih baik. Terserah mau ke arah utara, selatan, timur, barat, barat daya, timur laut, tenggara, atau ke arah manapun asalkan tetap kau hadapkan wajahmu kepada Allah.
Namun perlu juga diingat sebelum lupa, seorang Kamen Rider setelah dia berubah dan mendapatkan kekuatan yang besar, ia akan berhadapan dengan musuh yang tangguh pula. Perubahan yang terjadi menuntut kita untuk siap berhadapan dengan masalah-masalah baru yang akan selalu update. Kita pun harus siap berkorban dan memikul tanggung jawab terhadap perubahan dalam diri kita. Semakin besar perubahan yang kita alami akan semakin besar jua amanah yang akan kita terima, sehingga daya juang pun perlu ditingkatkan.
Kenyataannya, berubah itu tidaklah semudah mengucapkan ‘HENSHIN’ seperti yang diucapkan Kotaro Minami ketika berubah menjadi Ksatria Baja Hitam. Butuh kesungguhan dan tekad yang kuat untuk bisa berubah terlebih kalau ingin mengubah. Namun bukan berarti kesulitan yang akan kita temui ketika hendak mengubah diri meniakan kemudahan, kemudahan akan selalu menyertai usaha kita selama kita masih berjalan di rel yang benar. Sebab kesulitan dan kemudahan itu diciptakan berpasangan di atas rel dunia ini, jadi selama kita dapat mengatur jalur perjalannya ia tak akan tabrakan dan saling hantam satu dengan yang lain. Oleh karena itu tidak ada pilihan lain bagi kita selain istiqamah berubah menjadi lebih baik sekalipun sulit agar mendapatkan kemudahan.
Lalu bagaimana kalau kita keukeuh tidak mau berubah? Ketahuilah, saat ini bahkan sejak tangisan pertamamu, kau sudah berada di atas rel, yang mana gerbong kesulitan melintas di atasnya. Jadi kau tidak akan bisa mencegah ia melaju kencang di atasnya, karena kau bukanlah seorang masinis, dan sekalipun ternyata kau adalah seorang masinis, kau tetap tidak berhak mengemudikannya. Kau hanya dikasih kesempatan untuk mempersilahkan gerbong kemudahan agar ia juga menjemput serpihan-serpihan hidup di stasiun-stasiun pemberhentian, dengan sebuah perubahan tentunya.
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.” (al-Insyirah : 5-6)
Lah, terus kenapa seorang Kamen Rider selalu memakai topeng Ketika berubah, apa karena tidak percaya diri dengan parasnya, kayaknya sih ngga soalnya kan udah dipilih sama produser. Kalau pun ngga sampai derajat cakep, setidaknya standar rata-ratalah. Baiknya sih kita husnudhzan saja, dia pakai topeng untuk menghidari fitnah, sebab semakin seorang itu tersohor dan dikenal banyak orang, dipuji di sana-sini akan banyak juga yang tidak suka dan berusaha untuk menjatuhkannya. Dengan memakai topeng ia dapat merahasiakan identitas dari lingkungan sekitarnya saat beraksi, walaupun tidak bisa menutupinya dari penonton. Mungkin juga supaya tidak riya’, kan bahaya kalau sampai riya’ bukannya kebaikan yang akan didapat tapi keburukan. Terlebih kalau yang tertimpa riya’ seorang muslim, bisa-bisa amal tak berfaedah tergantikan dengan dosa.
Mungkin anak kecil ini masihlah terlampau jauh untuk menjadi seorang Kamen Rider, tapi tidak untuk menjadi seorang pembela kebenaran. Kebenaran yang mana? Tentu saja kebenaran yang datangnya dari Allah, Rabb semesta alam sebagaimana yang telah dilakukan oleh Shalahuddin al-Ayubbi, Muhammad Al-Fatih, Usamah bin Zaid, dan pahlawan-pahlawan Islam lainnya. Mereka semua masihlah sangat muda ketika menorehkan tinta emas perjuangannya dalam membela kebenaran.
Kalau seorang Kamen Rider saja begitu semangat membela kebenaran, padahal belum tentu dia mengetahui hakikat kebenaran itu harus kita bisa lebih dari pada itu.
Kalau seorang Kamen Rider saja berani melawan musuh-musuhnya sendirian kenapa kita harus takut meninggikan kalimat tauhid sedang Allah bersama kita.
Kalau seorang Kamen Rider berjuang saja melindungi yang lemah hanya karena merasa mempunyai tanggung jawab atas status sebagai seorang pembela kebenaran, maka tak sepantasnya lah seorang muslim acuh terhadap nasib saudaranya yang disatukan dalam ikatan aqidah Islam.
Kalau seorang Kamen Rider saja berjuangan matian-matian mempertahankan kedamaian, maka tak heran jikalau seorang muslim berjihad dengan segenap jiwanya hingga kemenangan tiba atau syahid menjemput.
Jadi sebenarnya kita tak perlu berubah menjadi Kamen Rider dulu untuk membela kebenaran, status kita sebagai muslim yang tunduk, taat, dan patuh kepada Allah adalah alasan yang paling tepat kenapa kita harus berjuang. Begitu pun alasan kita berubah, bukan demi tuk siapa pun berjuangan menjadi diri yang lain, hanya demi Allah semata yang tiada sekutu bagi-Nya.
“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (ar-Ra’d : 11)