Berbicara dengan Lembut dan Santun

Berbicara merupakan cara berkomunikasi yang paling mudah bagi manusia untuk mengutarakan isi hatinya. Kemudahan berbicara tak lantas membuat kita bisa sembarangan berbicara. Ada cara-cara yang hendaknya diperhatikan oleh seseorang ketika berbicara, supaya tidak timbul permasalahan akibat pembicaraan tersebut. Meski dengan kawan akrab, tentu cara bicara yang lembut dan santun harus tetap dipertahankan.

Materi yang terkandung dalam sebuah pembicaraan mestilah mengandung kebenaran (qaulan sadida). Apabila tak ada kejujuran saat kita bicara maka kita akan kehilangan kepercayaan dari orang lain Kita akan dikenal sebagai pembohong, yang ucapannya tak dapat dipercaya.

Allah berfirman:

“Hai orang-orang beriman, bertakwalah kepada Allah dan berbicaralah yang benar.”

(Al-Ahzab: 70-71).

Kemudian berbicaralah dengan baik (qaulan makrufa), dimana kata-kata yang diucapkan tidak mengandung keburukan, tidak mengumpat dan tidak jorok. Berbicaralah yang baik, atau diam.

Firman Allah:

“… berilah anak-anak yatim belanja dan pakaian dan berbicaralah kepada mereka dengan ucapan yang baik” (An-Nisa: 5).

Berbicaralah yang lembut (qaulan layina) kepada orang yang engkau ajak bicara. Jangan menyakiti hatinya, walaupun dia musuhmu. Berikan hak pada orang yang kau ajak bicara dengan menggunakan perkataan yang lembut dan santun.

Allah berfirman dalam Al Qur’an:

“Dan berbicaralah kalian berdua kepada Fir’aun dengan lembut. Mudah-mudahan dia ingat atau takut” (Thaha: 44)

Berbicara kasar kepada orang lain hanya akan membuat orang jengah, takut, dan tidak menghormati kita. Sebaliknya, jika kita berbicara dengan penuh keembutan orang akan segan dan mendengarkan apa yang sedang kita bicarakan. Tentunya, kelembutan kita dalam menyampaikan juga harus diiringi dnegan ketegasan dalam menyampaikan kebenaran.

Semoga kita bisa mencontoh perilaku Rasulullah Saw yang selalu berkata lembut dan tidak menyakiti orang lain dengan kata-kata kita. Semoga apa yang kita ucapkan senantiasa dimengerti, diterima, menyejukkan, dan bahkan dirindukan orang yang mendengarkan sehingga kita bisa berdakwah dengan lisan kita dengan baik.