Suatu hikmah yang perlu kita perhatikan sebagai Thalabul ‘Ilmi. Suatu petikan dari salah satu Imam Mazhab yang empat, yaitu Imam Asy-Syafi’i:
“Setiap bertambah ilmuku, maka semakin bertambah aku tahu akan kebodohanku.”
Mari kita renungi bersama. Kita bandingkan dengan diri kita. Seringkali kita ketika mempunyai ilmu baru, kita merasa semakin pintar dan sombong. Berusaha menunjukkan kepintaran kita di hadapan orang lain. Bahkan tidak jarang digunakan untuk mendebat orang-orang yang belum tahu.
“Barangsiapa yang menuntut ilmu untuk mendebat orang bodoh, atau berbangga di depan ulama, atau mencari perhatian manusia kepadanya, maka dia di neraka.” (HR. Ibnu Majah No. 253. At Tirmidzi No. 2654)
Ada satu nasehat dari kawan beberapa waktu lalu, “Hindarilah perasaan takjub pada diri sendiri.”
Perasaan takjub yang bisa berupa ilmu, prestasi, karya, maupun fisik. Selain akan menimbulkan rasa ujub (sombong dan merendahkan orang lain), itu juga bisa menghambat kita untuk bersyukur dan melangkah lebih jauh lagi.
Mari kita belajar dari sifat padi. Semakin banyak isinya, semakin pula ia menunduk (tawadhu’).