Dakwah adalah pekerjaan yang ringan tetapi hasilnya luar biasa. Siapa saja bisa berdakwah, dan siapa saja bisa memperoleh hasilnya yang luar biasa. Allah subhanahu wa ta’ala memang sangat baik sehingga Ia memberi kita amalan yang mudah dengan hasil luar biasa ini.
Meskipun demikian, jangan lupa ada musuh yang selalu berusaha mencelakakan kita yaitu syaithan. Mengetahui bahwa pekerjaan ini sangat ringan tetapi hasilnya luar biasa, syaithan dan bala tentaranya mati-matian berusaha menghalangi kita dari melakukannya. Nah, apakah kita termasuk orang yang berhasil dicelakakan syaithan atau -mudah-mudahan- termasuk orang yang selamat…?
Dakwah Adalah..
Secara sederhana, dakwah berarti upaya apa pun yang dilakukan untuk mengajak orang lain mengenal dan mencintai Allah. Bisa melalui ucapan, bisa juga dengan tindakan atau contoh keteladanan. Bahkan bisa juga dengan sekedar mendoakan atau mengingkari dalam hati.
Pengertian dakwah di atas adalah pengertian menurut agama Islam. Pengertian lainnya adalah pengertian secara bahasa, dimana dakwah berarti memanggil, menyeru, mengajak, tanpa memperhatikan apakah mengajaknya kepada Allah atau kepada selain-Nya. Oleh karena itu bisa saja kita mengatakan ada dakwah di jalan syaithan (misalnya mengajak orang lain berbuat syirik), dakwah bathil, atau menyebut seorang teman yang rajin mengajak nge-game sebagai da’i (pengajak)… da’i game dan PS misalnya.
Pekerjaan yang Ringan
Dakwah adalah pekerjaan yang sangat ringan dan tidak memerlukan banyak biaya atau sumber daya lainnya. Misalnya kita mau berangkat ke masjid, kemudian melihat adik atau ponakan kita masih bermain-main. Dengan lembut kita gandeng tangannya, kita ajak ia turut berangkat ke masjid. Tindakan sederhana ini sudah dapat dikatakan sebagai dakwah, da’wah dengan tangan/tindakan.
Contoh lainnya, kita melihat teman kita menonton film porno di kos-kosan. Kemudian kita katakan kepadanya, “Eh, daripada nonton film begini, mendingan kita cari kegiatan lain yuk…!”
Kata-kata ringan semacam ini sudah bernilai dakwah, dakwah dengan lisan
Contoh terakhir, kita berbelanja ke toko yang ternyata di dalamnya menjual minuman keras. Karena merasa takut untuk menegur, akhirnya kita memilih untuk tidak pernah datang lagi ke toko tersebut selama ia masih menjual minuman keras. Tindakan ini, meski hanya berupa pengingkaran dalam hati, tetapi sudah dicatat sebagai dakwah juga dan pelakunya tetap mendapat pahala dakwah, dakwah dengan hati.
Nabi Muhammad shalallaahu ‘alaihi wasallam bersabda dalam Shahih Muslim,
“Barangsiapa di antara kalian melihat suatu kemungkaran maka:
- hendaklah ia merubahnya dengan tangannya,
- jika tidak bisa maka dengan lisannya,
- jika tidak bisa juga maka dengan hatinya, dan itulah selemah-lemahnya iman.”
Sebagian orang mengatakan, bahwa dakwah adalah pekerjaan besar dan berat sehingga memerlukan sumberdaya, tenaga, dana, bahkan persenjataan yang banyak, lengkap dan canggih. Bagaimana mungkin bisa dikatakan bahwa dakwah adalah sebuah pekerjaan yang ringan-ringan saja?
Jawaban atas pertanyaan ini adalah: Dakwah ini mempunyai tingkatan-tingkatan, dari yang paling sederhana sampai yang paling rumit. Dakwah yang wajib bagi semua orang adalah dakwah yang ringan dan mudah, sedangkan dakwah bagi orang-orang yang mengkhususkan diri pada spesialisasi tertentu adalah dakwah yang lebih rumit dan tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang.
Adanya tingkatan-tingkatan ini tidak perlu membuat kita berkecil hati, karena siapa pun yang melangkah di jalan dakwah dengan ikhlas dan bersungguh-sungguh niscaya akan ditingkatkan derajatnya oleh Allah sehingga selalu meningkat ke tingkat yang lebih tinggi sesuai dengan kehendak-Nya.
Pahalanya Luar Biasa
Apabila kita ingin mengkalkulasi pahala dakwah dibandingkan dengan pahala amal lainnya, kita bisa memakai hadits Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam sebagai dasar. Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa menunjukkan kepada kebaikan, maka dia akan mendapat pahala semisal (pahala yang diterima) pelakunya.” (HR Tirmidzi)
Jadi, misalnya kita shalat dengan nilai 1 pahala. Ketika kita bisa mengajak orang lain, maka kita mendapat pahala tambahan sebanyak orang yang melakukannya karena ajakan kita tersebut. Apabila di kemudian hari orang itu menjadi rajin shalat karena dakwah kita, tiap ia shalat Allah mengirimkan lagi pahala buat kita meski kita mungkin sedang duduk-duduk saja.
Bayangkan apabila kita mengajak seribu orang. Bayangkan juga jika kita mengajak orang, kemudian orang tersebut juga mengajak orang lain lagi, dan orang ketiga ini kemudian juga mengajak orang keempat dan seterusnya… Subhaanallaah… Betapa banyaknya pahala yang dianugerahkan Allah kepada kita.
Siapa Saja Bisa Melakukannya
Pertanyaan yang sering muncul: apakah semua orang harus berdakwah? Bagaimana kalau orang itu belum memahami ilmunya?
Jawaban terhadap pertanyaan diatas bisa kita ringkas sebagai berikut:
Dakwah diwajibkan kepada setiap orang sesuai dengan kemampuannya. Apabila seorang muslim baru memahami dasar-dasar agama, maka ia hanya diwajibkan mendakwahkan dasar-dasar tersebut dan tidak wajib baginya mengajak kepada hal-hal yang tidak ia ketahui. Jadi ia mengajak orang lain untuk shalat, berzakat, berpuasa, meninggalkan minuman keras, zina, mencuri dan sebagainya.
Pada kenyataannya, masalah yang paling sering kita temui adalah masalah-masalah dasar yang diketahui setiap muslim. Misalnya,
- tidak boleh mencuri, korupsi, dan mengganggu hak orang lain
- diwajibkan mendirikan shalat begitu adzan dikumandangkan
- setiap muslim seharusnya berakhlak mulia dan mencegah tindakan-tindakan yang menunjukkan buruknya budi pekerti, dan sebagainya.
Jadi, apabila kita memang berniat untuk berdakwah, maka lingkungan di sekitar kita pasti sangat memungkinkan bagi kita untuk melakukannya. (pglhikmah)