Dear Kehidupan (tentang waktu)

Dear Kehidupan…

“Kapankah waktu berganti, dari menangisi berganti ditangisi?”

Saya mungkin hanya sebagian kecil hati yang menangisi dia, karena di luar sana ada banyak hati yang kehilangan dia.
Saya mungkin tidak begitu berarti oleh nya, karena ada yang lebih berarti untuk nya.

Ada keluarga yang terpukul, ada banyak sahabat yang sampai sekarang menghiasi situs jejaring sosial miliknya mengucapkan selamat jalan atau sekedar bercerita bahwa dia adalah sahabat kecilnya yang mengiringi perjalanannya atau teman kerja yang sepertinya menangisi semalaman hingga teman2 yang lain mensupport lewat komentar dibawahnya. Bahwa di sabtu pagi ‘si jago merah’ membuatnya menemui takdir yang baru.

Yang saya ingat pesannya terakhirnya ,”bahwa takdir Allah tidak ada yang tidak baik dan terima kasih untuk selalu ber amanah ya ukhti”.
Begitu juga dengan takdir kematian. Kullu Nafsin Daaiqotul Mauut… – Tiap2 yang mempunyai jiwa akan merasakan kematian..(Al A’raaf-34).

Dear Kehidupan…
Ingatkan bahwa kelak kami yang ditangisi…
Ingatkan bahwa masih ada nafas untuk sebuah pintu taubatNya..
Ingatkan bahwa masih ada asa untuk sebuah hidayahNya..
Ingatkan bahwa kelak kami juga menghadapNya

Akan datang hari Mulut dikunci Kata tak ada lagi,
Akan tiba masa Tak ada suara Dari mulut kita.
Berkata tangan kita Tentang apa yang dilakukannya
Berkata kaki kita Kemana saja dia melangkahnya
Tidak tahu kita Bila harinya
Tanggung jawab, tiba…

Rabbana,Tangan kami Kaki kami Mulut kami
Mata hati kami Luruskanlah Kukuhkanlah
Di jalan cahaya Sempurna
(Ketika kaki & tangan berkata, Taufik Ismail lirik dinyanyikan Alm. Chrisye)

 

Mengenang R Yudho N, 3 April 2011
-Fayza Sari-
(Saya mengirim artikel sederhana karena sedang mencoba belajar menulis. Terinspirasi berani berbagipun karena seringnya mampir di situs fimadani.com di sela-sela waktu bekerja saya)