Jika jalan keburukan itu selalu tampak ditaburi dengan bunga-bunga indah, maka jalan kebaikan juga demikian adanya, bahkan lebih indah. Jalan keburukan tampak lebih mempesona karena jalan itu mendatangkan kenikmatan instan, itu sebabnya manusia akan cenderung mudah mengikuti jalan itu, apabila nafsunya lebih berkuasa.
“Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.” (QS Asy Syams : 8 )
Namun fenomena itu tidak melulu berlaku, terlebih untuk orang-orang yang telah meng’azzamkan dirinya terus istiqomah di jalan kebaikan. Dia akan selalu berusaha sekuat tenaga bertahan dengan prinsip-prinsipnya, karena dia sadar akan jalan yang dia pilih itu. Onak dan duri yang merintangi jalan itu selalu dia nikmati. Manis, lebih manis dari madu malahan, bahkan tak terdefinisikan. Itu yang dia rasakan, meski tak jarang air mata sering mampir di wajahnya, tapi dia begitu menikmati sajian-sajian itu. Subhanallah, indahnya..
“Kemudian apabila kamu telah ber-‘azzam (membulatkan tekad), maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” (QS. Ali-Imron : 159)
‘Azzam saja tak cukup, butuh ikhtiar-ikhtiar yang akan mengantarkan kita pada keistiqomahan. Tak banyak yang mampu bertahan di jalan kebaikan itu, kebanyakan mereka tumbang di lapangan. Semua itu, cukup dijadikan pembelajaran bagi kita, agar tidak menjadi bagian dari yang tumbang itu.
Menuntut ilmu lalu mengamalkannya, adalah salah satu jalan untuk istiqomah. Namun itu saja tidak cukup, masih ada satu hal lagi yang tak kalah pentingnya, yaitu menyampaikannya atau mengajarkannya kepada orang lain. Mengajak orang menulis, membuat diri jadi lebih semangat untuk menulis. Mengajak orang belajar, membuat diri lebih semangat untuk belajar lebih banyak lagi. Mengajak orang berbagi, membuat diri lebih semangat untuk terus berbagi. Begitu seharusnya..
Dan semangat menyampaikan itu tidak boleh kendur karena khawatir kaburo maqtan. Jika semua takut, tak akan ada yang berdakwah. Maka, jadikan ucapan itu sebagai motivasi. Karena semua butuh proses!
Dari Abu Amr, -ada juga yang mengatakan- Abu ‘Amrah, Suufyan bin Abdillah Ats Tsaqofi radhiallahuanhu dia berkata, saya berkata: “Wahai Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam, katakan kepada saya tentang Islam sebuah perkataan yang tidak saya tanyakan kepada seorangpun selainmu. Beliau bersabda: Katakanlah: saya beriman kepada Allah, kemudian berpegang teguhlah.” (Riwayat Muslim).