Nifaq merupakan penyakit yang tersembunyi di dalam batin, yang bisa memenuhi seluruh batin dan hatinya, sementara dia tidak menyadarinya, sebab hal ini tidak bisa diketahui orang lain. Nifaq ini tersembunyi karena keadaannya yang samar-samar. Dia mengira nifaq itu bagus, tapi ternyata merusak.
Nifaq ada dua macam: Besar dan kecil.
Nifaq yang besar mengakibatkan kekekalan di dalam neraka dan berada di lapisan paling bawah. Gambarannya, orang munafik menampakkan iman kepada Allah, para malaikat, kitab, para rasul dan hari akhirat di hadapan orang-orang Muslim, padahal di dalam batinnya dia tidak memiliki iman itu. Dia tidak beriman bahwa Allah menurunkan wahyu kepada manusia yang dijadikan-Nya sebagai rasul, yang memberi petunjuk, peringatan dan ancaman.
Allah telah menyibak tabir orang-orang munafik dan mengungkap rahasia mereka di dalam Al-Qur’an. Perkara mereka dijelaskan di hadapanorang lain, agar menjadi peringatan. Di awal surat Al-Baqarah disebutkan tiga macam golongan manusia yang ada di dunia ini, yaitu: Orang-orang Mukmin, orang-orang kafir dan orang-orang munafik. Empat ayat tentang orang-orang Mukmin, dua ayat tentang orang-orang kafir dan tiga belas ayat tentang orang-orang munafik. Ayat tentang mereka lebih banyakjumlahnya, karena jumlah mereka yang cukup banyak dan cobaan yang mereka akibatkan lebih menyeluruh serta lebih membahayakan Islam dan para pemeluknya. Cukup berat cobaan yang harus ditanggung Islam, karena mereka menisbatkan diri kepada Islam, menunjukkan loyalitas kepada Islam, padahal hakikatnya mereka adalah musuh Islam.
Demi Allah, berapa banyak orang yang seakan membela Islam, padahal sebenarnya dia menghancurkan Islam. Berapa banyak orang yangmembangun fondasi benteng, padahal sebenarnya dia merusaknya. Islam dan para pemeluknya senantiasa dalam intaian bahaya karena keberadaan mereka.
Inilah gambaran keadaan mereka yang disebutkan secara berurutan dalam surat Al-Baqarah, dari ayat 8 hingga ayat 20:
Ayat 8: Mereka mengenakan pakaian iman, sedang di dalam hatinya ada perasaan sesal dan merugi, dusta dan pengingkaran. Lidah merekalidah orang yang pasrah, sedang batin mereka lebih dekat denganorang-orang kafir.
Ayat 9: Modal mereka adalah tipuan dan makar. Barang dagangan mereka kedustaan dan pengkhianatan. Mereka mempunyai logika agar tetap eksis, yaitu memperlihatkan keridhaan kepada kedua belah pihak, sehingga mereka tetap merasa aman.
Ayat 10: Penyakit syubhat dan syahwat menyusup ke dalam hati mereka lalu merusaknya. Maksud yang buruk menguasai kehendak mereka dan niat mereka rusak, lalu menyeret mereka kepada kebinasaan yang tidak bisa diobati oleh dokter.
Ayat 11 & 12: Siapa yang bejana imannya disusupi keragu-raguan mereka, maka imannya akan tercabik-cabik, siapa yang pendengarannyadipengaruhi syubhat kesamar-samaran mereka, maka keyakinan di dalam hatinya akan hilang, karena kerusakan mereka di muka bumi amat ba-nyak, namun mereka tidak mau mengakuinya.
Ayat 13: Seseorang yang berpegang kepada Al-Kitab dan As-Sunnah dalam pandangan mereka adalah orang yang berpegang kepada benda mati, dianggap kurang beres akalnya. Orang yang melaksanakan nash menurut pandangan mereka seperti keledai yang membawa kitab suci. Dagangan pedagang wahyu menurut pandangan mereka tidak laku dan mereka tidak maumenerimanya. Orang yang mengikuti Rasul menurut pandangan mereka termasuk orang-orang bodoh, dan mereka akan mengejeknya.
Ayat 14: Masing-masing di antara mereka mempunyai dua wajah. Wajah saat berhadapan dengan orang-orang Mukmin, dan satu wajah lagi saat mereka berkumpul dengan rekan-rekan segolongannya. Mereka juga mempunyai dua lidah, satu lidah dipergunakan jika bersama orang-orang Muslim, dan satu lidah lagi dipergunakan untuk menerjemahkan rahasia yang terpendam di dalam hati mereka.
Ayat 15: Mereka berpaling dari Al-Kitab dan As-Sunnah, karena hendak mengolok-olok dan mengejek orang-orang yang berpegang kepada keduanya.
Ayat 16: Mereka keluar mencari perniagaan yang sia-sia di tengah lautan kegelapan, sambil naik perahu keragu-raguan dan berlayar di tengah gelombang hayalan yang tidak pasti. Perahu mereka pun terom-bang-ambing dihembus badai hingga mereka pun terhempas dalam kebinasaan.
Ayat 17: Api iman menyala di dekat mereka sehingga dengan cahayanya mereka bisa melihat tempat-tempat yang berdasarkan petunjuk dan tempat yang menyesatkan. Tapi kemudian cahayanya padam dan tinggal setitik api yang kadang menyala dan kadang tidak, sehingga mereka tersiksa dengan keadaan itu, kemudian mereka sama sekali tidak bisa melihat.
Ayat 18: Pendengaran, penglihatan dan lidah mereka sudah tertu-tup kerak, sehingga mereka tidak bisa mendengar seruan iman, tidak bisa melihat hakikat Al-Qur’an dan tidak bisa mengatakan kebenaran.
Ayat 19: Hujan wahyu turun kepada mereka, yang di dalamnya terhadap kehidupan bagi hati dan ruh. Tapi yang mereka dengar dari hujan itu hanya suara petir peringatan, ancaman dan kewajiban yang dibebankan kepada mereka setiap pagi dan petang. Maka mereka menyumbatkan jari ke lubang telinga mereka dan merekapun lari.
Ayat 20: Dalam hujan lebat itu mereka tidak bisa melihat hanya dengan mengandalkan kilat yang menyambar, dan pendengaran mereka tidak mampu mendengar petir janji, perintah dan larangan. Mereka pun berdiri dalam keadaan bingung di hamparan tanah yang kering kerontang.
Masih banyak sifat orang-orang munafik lainnya dan penggambar-an tentang diri mereka yang disebutkan dalam Al Qur’an dan As Sunnah.