“Jokowi kesurupan jin…”
Komentar tersebut disampaikan seseorang di messenger WhatsApp saya. Ia berkomentar demikian karena jengah dengan lidah Jokowi yang kerap tak sepadan dengan aplikasi di lapangan. Janji tak menaikkan BBM namun tetap menaikkan juga.
Namun, apakah benar Jokowi kesurupan jin? Atau memang kesurupan oleh banteng merah? Ah, yang terakhir disebut terlalu bercanda. Jangan dimasukkan hati nanti naik pitam. Kalau sudah naik pitam suka bahaya, bisa-bisa bakar gedung sana-sini.
Jika kita mau membuka dan membaca dengan baik, terdapat banyak dalil dari Alquran dan hadis yang menggambarkan kesurupan jin. Diantaranya,
1. Allah berfirman, menceritakan keadaan pemakan riba ketika dibangkitkan,
“Orang-orang yang makan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba…” (QS. Al-Baqarah: 275)
Seperti apa pemakan riba itu? Kita bisa melihat dalam keterangan Ibnu Katsir,
“Maksud ayat, pemakan riba tak akan dibangkitkan dari kubur mereka pada hari kiamat kecuali seperti bangkitnya orang yang kesurupan dan kerasukan setan. Karena dia berdiri dengan cara tidak benar. Ibnu Abbas mengatakan, “Pemakan riba, dibangkitkan pada hari kiamat seperti orang gila yang tercekik.” (Tafsir Ibn Katsir, 1:708).
Terkait fenomena tersebut, Al Qurtubi menegaskan,
“Ayat ini dalil tidak benarnya pengingkaran orang terhadap fenomena kesurupan karena kerasukan jin. Mereka menganggap bahwa itu hanya murni penyakit badan. Sedangkan setan tidak bisa mengalir di dalam tubuh tubuh manusia dan tidak bisa merasuk ke dalam tubuhnya.” (Tafsir a-Qurtubi, 3:355)
2. Disebutkan dalam hadis dari Abul Aswad as-Sulami, bahwa diantara doa Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam,
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari tertimpa benda keras, aku berlindung kepada-Mu dari mati terjatuh, aku berlindung kepada-Mu dari tenggelam dan kebakaran, dan aku berlindung kepada-Mu dari keadaan setan merasuki badanku ketika mendekati kematian…” (HR. Nasai 5533 dan dishahihkan al-Albani)
Al-Munawi menjelaskan,
“…setan merasuki badanku ketika mendekati kematian…”: dengan gangguan yang yang bisa menggelincirkan kaki, merasuki akal dan pemikiran. Terkadang setan menguasai seseorang ketika hendak meninggal dunia, sehingga dia bisa menyesatkannya dan menghalanginya untuk bertaubat… (Faidhul Qadir, 2:148)
Kesurupan Itu Manusiawi dan Jinawi
Jin masuk ke tubuh manusia adalah kejadian yang nyata, bukan imajinasi, dan bukan pencitraan.
Abdullah bin Imam Ahmad pernah bertanya kepada ayahnya,
[arabtext] إنَّ قَوْمًا يَزْعُمُونَ أَنَّ الْجِنِّيَّ لَا يَدْخُلُ فِي بَدَنِ الْإِنْسِيِّ [/arabtext]
“Sesungguhnya ada beberapa orang yang berpendapat, bahwa jin tidak bisa masuk ke badan manusia.”
Imam Ahmad menjawab,
[arabtext] يَا بُنَيَّ يَكْذِبُونَ هُوَ ذَا يَتَكَلَّمُ عَلَى لِسَانِهِ [/arabtext]
“Wahai anakku, mereka dusta. Jin itulah yang berbicara dengan lisan orang yang dirasuki.”
Ulama Sepakat
Ulama sangat sepakat jika jin bisa merasuki tubuh manusia. Hal ini sebagaimana ditegaskan Syaikhul Islam dalam fatwanya, “Tidak ada satupun ulama islam yang mengingkari jin bisa masuk ke badan orang yang kesurupan dan lainnya. Orang yang mengingkari hal ini dan mengklaim bahwa syariat mendustakan anggapan jin bisa masuk ke badan manusia, berarti dia telah berdusta atas nama syariah. Karena tidak ada satupun dalil syariat yang membantah hal itu.” (Majmu’ al-Fatawa, 24:277).
Lantas, apa yang menyebabkan terjadinya kesurupan?
Syaikhul Islam menjelaskan dalam Majmu’ al-Fatawa, 19:39,
- Jin yang merasuki manusia bisa saja terjadi karena dorongan syahwat atau hawa nafsu atau karena jatuh cinta. Sebagaimana yang terjadi antara manusia dengan manusia…
- Bisa juga terjadi karena kebencian atau kedzaliman (yang dilakukan manusia), misalnya ada orang yang mengganggu jin atau jin mengira ada seseorang yang sengaja mengganggu mereka, baik dengan mengencingi jin atau membuang air panas ke arah jin atau membunuh sebagian jin, meskipun si manusia sendiri tidak mengetahuinya. Namun jin juga bodoh dan dzalim, sehingga dia membalas kesalahan manusia dengan kedzaliman melebihi yang dia terima. Terkadang juga motivasinya hanya sebatas main-main atau mengganggu manusia, sebagaimana yang dilakukan orang jelek di kalangan manusia.
Apa jalan keluarnya jika kemasukan jin?
Jawabannya adalah ruqyah.
Seorang dai kondang yang sering berdakwah ke seluruh penjuru negeri pernah menuturkan bahwa dirinya pernah diruqyah. Alhasil ada jin yang keluar dari tubuhnya walau penampakan secara fisik seperti baik-baik saja.
Kerasukan jin tak melulu seperti orang kesurupan. Malas beribadah, suka mengumbar janji dan tidak ditepati juga bisa jadi karena kemasukan jin.
Kembali ke pertanyaan awal, “Benarkah Jokowi kesurupan?” Wallahu a’lam.
Nampaknya akan berbalik arah dengan ucapan kader PDIP, Harianto Arbi atau biasa dipanggil Arbi yang menyamakan rakyat dan mahasiswa yang menolak kenaikan BBM sama halnya dengan setan, serta mereka ini adalah bagian dari mafia minyak dan gas.
Muhammad Sholich Mubarok
@paramuda