Ketika sang buah hati lahir tentunya akan membuat semua orang bahagia, terutama ibu dan ayahnya. Namun ada kondisi dimana beberapa hari setelah melahirkan, perasaan si ibu berubah menjadi rasa penuh kesedihan dan khawatir. Kondisi seperti ini disebut dengan Baby Blues Syndrome.
Sama seperti ibu yang mengalami Baby Blues Syndrome, ayah pun mengalami depresi. Namun biasanya terjadi setelah 6 bulan kelahiran sang buah hati. Menurut para peneliti dari Oxford University, depresi tersebut diakibatkan oleh tekanan ekonomi dan waktu bersama anak yang kurang atau disebut dengan depresi postnatal.
Tidak sedikit suami yang tidak diberikan izin untuk ikut andil dalam merawat sang buah hati. Malah sebaliknya, istri malah memaksa suami untuk terus bekerja agar dapat memenuhi kebutuhan terutama untuk buah hati tercinta. Hal ini dikarenakan istri takut jika anaknya kelak lebih dekat dengan ayahnya apabila suami mengambil alih tugas-tugasnya.
“Banyak sekali bukti adanya gejala-gejala depresi postnatal pada seorang ayah. Jelas, ini fenomena yang nyata,” kata Dr. Anna Machin dari Departemen Psikologi Eksperimental Universitas Oxford ketika telah selesai mewawancarai 15 orang pria yang baru saja menjadi ayah selama delapan bulan. Hasil dari wawancara tersebut, enam diantaranya menunjukkan gejala depresi dalam rentang waktu enam bulan setelah kelahiran buah hatinya.
Menurut Anna, jika pasangan suami istri tidak bekerja sebagai sebuah tim, maka kelahiran sang buah hati malah menajdi malapetaka. “Tak jarang wanita menganggap tugas seorang suami hanya mencari nafkah. Dan tidak memberdayakan suaminya sebagai ayah dalam merawat bayi,”
Anna menambahkan, butuh waktu yang cukup lama agar ayah bisa dekat dengan anaknya. Karena para ayah tidak mengalami hamil dan menyusui. Apabila kondisi seperti ini terus terjadi, maka akan memperlambat proses bonding antara ayah dan sang buah hati.
Sumber: health.liputan6.com