FLP (Forum Lingkar Pena) merupakan salah satu organisasi kepenulisan yang berpijak pada tiga pilar: kepenulisan, keislaman, dan keorganisasian. Saat ini FLP sendiri telah mempunyai 30 cabang di manca negara dan salah satu cabangnya yang cukup aktif adalah FLP wilayah D.I Yogyakarta. Jumat, 28 Februari – 1 Maret 2014, FLP Yogyakarta baru saja melaksanakan kegiatan alur kaderisasi bagi anggotanya yaitu up grading dengan tema ‘Wujudkan Penguatan Internal Untuk FLP Yogyakarta Lebih Baik.’ Kegiatan selama tiga hari ini dilaksanakan di sebuah obyek wisata Kebun Buah Mangunan- Bantul dan diikuti oleh 13 peserta. Ceria dan menyenangkan itulah yang terekam dalam permulaan up grading saat itu.
Kegiatan up grading bertujuan untuk meningkatkan kapasitas personal dan penguatan internal anggota FLP. Selain itu para peserta pun diberi tanggung jawab untuk menyiapkan segala kebutuhan pribadi dan teknis acara selama kegiatan berlangsung, sehingga peserta tidak hanya berperan sebagai peserta namun merangkap pula menjadi panitia, di awal pembukaan mereka diminta untuk membuat struktur keluarga dan mendiskusikan segala hal yang dibutuhkan.
Sabtu, dini hari peserta maupun panitia utama memulai kegiatannya dengan menyapa kesegaran alam di kebun buah Mangunan, Kabut putih dan sinar mentari yang mulai terbit menambah keindahan suasana pagi hari itu, Senam ringan dan lantunan sajak menjadi sesi unik yang cukup berkesan bagi para peserta up grading. Kegiatan berlanjut dengan sesi materi yang telah disiapkan oleh panitia.
Sesi pertama membahas mengenai masalah keorganisasian dan analisis sosial yang dibersamai oleh Ganjar Widhiyoga – Ketua FLP Yogyakarta tahun 2005. Dalam sesi ini peserta dijelaskan bagaimana menganalisis permasalahan di masyarakat secara umum hingga permasalahan internal FLP secara khusus. Beliau juga menerangkan terkait analisis “SWOT” sebagai sarana untuk menemukan solusi, kemudian bagaimana peserta mampu menyelesaian masalah dengan mengambil sumber penyelesaian dari Al-Quran dan Sunnah yang selanjutnya dibahasakan kepada masyarakat dengan mentransformasikannya menjadi sebuah solusi sosial. Menarik, padat, dan mengesankan itulah rangkuman suasana dalam sesi pertama tersebut.
Sesi kedua dan ketiga adalah sesi gathering antar pengurus harian dan anggota serta pembuatan master plan FLP. Sesi yang dibersamai oleh pengurus divisi kaderisasi FLP yaitu Aulia Rahim ini berjalan lancar namun bersitegang. Masukan dari berbagai pihak pengurus saling terlontar dan membuat suasana diskusi semakin hidup. Dalam sesi ini anggota FLP benar-benar memetik banyak pelajaran bahwasanya sebuah organisasi kepenulisan dapat kokoh ketika berbagai potensi yang ada dapat dipadukan dan adanya pemakluman ketika terjadi sebuah perbedaan pendapat.
Hari ketiga merupakan sesi penguatan ruh literasi islam dalam menghadapi ghowzul fikr, bersama Mia Della Vita yang memandu sesi keempat ini, para peserta diajak menyimak film frozen kemudian membedah dan memetik hal yang tersembunyi dari film buatan orang yahudi tersebut. Sesi terakhir adalah paradigma karya yang dibersami oleh Taufiq DS Suyadhi. Dalam berkarya di dunia kepenulisan para penulis akan selalu dihadapkan dengan berbagai pilihan warna tulisan, sebagai generasi penulis muslim kita harus benar-benar selektif dalam menentukan tema yang akan kita angkat. Suksesnya penulis muslim bukanlah semata ketika karyanya dianggap best seller, akan tetapi ketika nilai kebaikan yang dibawanya dapat disampaikan dan diterima oleh para pembaca.
Banyak pembelajaran yang didapat oleh peserta dari kegiatan up grading tersebut. Tiga hari dua malam beraktivitas bersama membuatnya semakin sadar akan pentingnya bekerja sama dan hidup disiplin. Panitia PH yang telah banyak berkorban seakan memberi gambaran akan kerja-kerja para pahlawan yang senantiasa ikhlas dalam beramal. Adanya masalah dalam sebuah organisasi pun adalah fitrah dan keniscayaan yang harus dihadapi dengan kesahajaan dan harmonisasi kerja yang terus berkesinambungan.
Di puncak acara, sebelum up grading diakhiri, ketua FLP Yogyakarta, Solli Dwi Murtyas menyampaikan beberapa pesan dan evalusi. Ada tiga poin penting yang beliau sampaikan: setiap dari anggota FLP perlu menyadari potensi mereka, pentingnya meningkatkan kultur dan rasa kepemilikan akan organisasi FLP – anggota adalah unsur penting FLP, memandang produktivitas adalah sebuah proses dan progres. Acara dilanjutkan dengan pengumuman up grading award dan evaluasi keseluruhan yang dibersamai oleh ketua panitia yaitu Adiemurty TS.
Up grading pun berakhir dengan membawa arti bagi tiap anggota dan pengurus FLP. Satu hal terpenting yang harus terus dipegang: bila sebuah aktivitas menulis adalah ibadah, lakukanlah aktivitas itu untuk meraih keridhaan-Nya. FLP Yogyakarya sebagai salah satu bagian organisasi dakwah bil qalam akan terus beproses dan berprogres untuk mencetak penulis-penulis muslim yang mewarnai sekitarnya dengan cahaya cintanya. Terus berbakti, berkarya dan berarti bagi sesama.
Kutipan salah seorang peserta up grading:
“Seberapa yakin kamu mampu mempertahankan, merawat dan menjaga impianmu di jalan dakwah bil qalam ini, sebesar itulah cintamu pada-Nya, karena bagian dari pesan ayat Allah telah tertulis dalam bingkaian Kalam-Nya: nuun wal qolami wamaa yasthuruun – Demi pena dan apa yang dituliskannya. Tinta dalam pena Allah tak akan pernah habis, begitu pula semangat kita dalam menggerakkan pena untuk menghidupkan literasi Islam, menyulam kata menjadi makna, menuangkan segala asa dalam kuas keyakinan – Iman. __ Atsabita