Menjadi leader dalam sebuah proyek sosial, sekaligus menjadi seorang Mapres (Mahasiswa Berprestasi) UI adalah sebuah prestasi yang membanggakan, namun bukanlah sebuah perkara yang mudah untuk dijalankan. Karena butuh kemampuan manajerial yang mumpuni, fokus dan kesabaran untuk bisa menjalankan amanah-amanah tersebut. Namun dengan niat dan komitmen yang kuat serta dukungan dari orang-orang yang terpercaya, insyaAllah semua itu dapat dilaksanakan dengan baik.
Creative Feature kali ini akan berbincang-bincang dengan Hafiza Elfira Novitarini, seorang lulusan Sarjana Ilmu Keperawatan UI, Mapres UI 2010 sekaligus Director dari Nalacity Foundation. Dengan segudang aktivitasnya, ia dan teman-temannya di Nalacity Foundation masih menyempatkan diri untuk peduli terhadap sesama, yakni menjalankan sebuah social project melakukan pembinaan dan pengajaran wirausaha kepada para mantan penderita kusta di kota Sitanala, Tangerang. Seperti apa bentuk social project-nya? Apa itu Nalacity Foundation? Yuk simak wawancara berikut:
Assalamu’alaikum Hafiza, pertama-tama kamu kenalkan diri dulu dong ke pembaca Fimadani
Assalamu’alaikum. Halo semua. Perkenalkan nama saya Hafiza, biasa dipanggil Fiza.
Setelah mendapatkan gelar sarjana dari Fakultas Ilmu Keperawatan UI, apa kesibukan kamu sekarang ini?
Saat ini saya masih berstatus mahasiswa di FIK UI karena saya masih melanjutkan program profesi keperawatan dengan praktik di beberapa rumah sakit. Kegiatan saya yang lain khususnya dalam organisasi kepemudaan antara lain di Nalacity dan Remaja Islam Sunda Kelapa (RISKA), serta kegiatan mengajar privat.
Kamu adalah Director sekaligus Co-Founder Nalacity Foundation, ceritakan sedikit dong apa itu Nalacity Foundation dan bagaimana terbentuknya?
Nalacity foundation adalah program social yang terbentuk melalui Indonesia Leadership Development Program (ILDP) UI. Program ini berkembang mulai dari projek sosial menjadi projek kewirausahaan sosial yang bertujuan memberdayakan masyarakat marjinal penyandang difabel untuk dapat memiliki kehidupan yang lebih baik dan mandiri. Awalnya Nalacity hanyalah projek yang ditugaskan oleh pihak rektorat UI melalui kegiatan ILDP, namun setelah program pelatihan yang diberikan selesai, kami terus melanjutkan kegiatan ini hingga sekarang.
Apa atau siapa yang menjadi inspirasi kamu dan teman-teman di Nalacity untuk terjun di bidang social business?
Kami terinspirasi oleh banyak social entrepreneur yang ada di Indonesia yang telah banyak membuat program pemberdayaan masyarakat sehingga efek/dampak kegiatannya dapat dirasakan oleh masyarakat yang membutuhkan.
Produk yang di jual Nalacity adalah jilbab, kenapa? Apa yang menjadi keunggulan produk jilbab Nalacity dibanding produk jilbab yang lain?
Kami awalnya mengadakan riset kecil-kecilan dengan menanyakan kemampuan ibu-ibu di RT 01 di Sitanala yang dapat dijadikan modal usaha. Kami menemukan kebanyakan ibu-ibu bisa menjahit meski dengan kondisi fisik yang tidak sempurna.
Akhirnya kami memilih menjahit jilbab manik sebagai usaha yang dapat dikembangkan bagi ibu-ibu disana. Pemilihan jilbab sebagai produk penjualan selain karena kemampuan menjahit ibu-ibu, jilbab juga masih menjadi tren saat ini mengingat banyak muslimah yang mulai memakai jilbab dan kebutuhan jilbab di pasaran sangat besar. Jilbab manik yang kami produksi memiliki pola yang unik dan khusus serta manik yang mengkilau sehingga menambah kesan elegan pada jilbab Nalacity.
Ada hambatan-hambatan yang pernah atau sering dialami dalam menjalankan social project ini?
Hambatan tentu ada. Salah satu di antaranya adalah pengubahan mind set warga yang akan diberdayakan. Pekerjaan mereka yang dulu sangat mengandalkan pemberian orang lain membuat rasa optimis untuk dapat memiliki masa depan yang lebih baik dalam hal finansial menurun. Kami mencoba memberikan pandangan bahwa dengan berusaha dan menghasilkan karya yang bagus, ibu-ibu disana dapat memiliki kondisi finansial yang lebih baik. Akhirnya, melalui pendekatan yang panjang, kami dapat menggandeng ibu-ibu untuk berusaha membuat produk jilbab ini.
Bagaimana proses kreatif Nalacity dalam membuat sebuah kreasi jilbab hingga menjadi produk jadi?
Seperti proses produksi pada umumnya, kegiatan kami dimulai dari membeli bahan mentah yaitu jilbab paris dan manik, lalu membuat pola di jilbab, kemudian menyerahkan jilbab tersebut ke ibu-ibu untuk dijahitkan sesuai pola dan mengemas jilbab ke dalam kotak pembungkus kami yang berbentuk segitiga.
Pada awal terbentuknya, kamu dan teman-teman di Nalacity adalah Mahasiswa Berprestasi (Mapres) UI 2010, bagaimana membagi waktu dan peranan disetiap anggota kelompok ditengah kesibukan sebagai Mapres? Sempat bentrok atau bermasalah dengan jadwal kuliah?
Kami mencoba menyamakan jadwal untuk rapat sejak jauh-jauh hari. Hal ini sangat menguntungkan karena kami dapat mengagendakan kegiatan kami yang lain dan tidak mengganggu jadwal pertemuan untuk Nalacity. Kegiatan ke Sitanala setiap minggu juga kami agendakan. Untuk kegiatan di luar Nalacity, kami sesuaikan dengan porsi masing-masing. Peran dalam tim Nalacity juga di sesuaikan dengan kemampuan dan kesediaan dari tiap pengurus.
Pernah mendapatkan penghargaan sebagai Best 4 social project di Indonesia Leadership Camp 2010 dan Runner up di Fatigon Aksi Semangat Indonesia, gimana perasaan kamu?
Tentu sangat senang dan merupakan apresiasi yang sangat berharga bagi kami di Nalacity. Alhamdulillah, pemikiran dan usaha kami dapat tersalurkan dan diterima oleh banyak pihak. Insya Allah kami akan terus berusaha untuk terus mengambangkan komunitas ini menuju visi besar pemberdayaan masyarakat mandiri.
Ada rencana bikin project kolaborasi? Dengan siapa?
Kami sempat berpikir untuk kerjasama dengan beberapa LSM atau organisasi sosial yang juga memiliki visi yang sama seperti Dompet Dhuafa. Untuk ke tingkat pemerintahan, kami sempat bekerjasama dengan Ditjen PP&PL Kemenkes RI dalam seminar dan pencanangan pemberantasan kusta dan pemberdayaan Orang Yang Pernah Menderita Kusta (OYPMK).
Apa suka dan duka yang kamu rasakan selama menjabat sebagai Director Nalacity Foundation?
Posisi director ini tidak terlepas dari posisi co-founder dimana saya bersama lima orang rekan yang lain awalnya membentuk Nalacity dengan kerja keras bersama. Posisi ini merupakan cara kami mempermudah kinerja sehingga kami memiliki fokus masing-masing.
Tidak dapat dipungkiri tanggung jawab yang dipegang sangat besar. Namun, sebagai director, pada akhirnya beberapa kali saya lebih banyak diminta untuk mewakili Nalacity untuk sharing mengenai Nalacity di beberapa kegiatan seminar serta di media cetak dan online.
Apa harapan kamu ke depan bersama Nalacity Foundation ini?
Saya berharap kegiatan pemberdayaan masyarakat khususnya bagi OYPMK dapat lebih digarap lagi dan diperluas agar OYPMK tidak didiskriminasikan dan kita dapat membantu menjadikan mereka komunitas yang mandiri ke depannya.
Pencapaian yang kamu inginkan sebagai seorang Hafiza Elfira?
Dapat menjadi pribadi yang sesuai dengan cita-cita sebagai seorang yang sukses dan bermanfaat bagi orang lain serta mampu menginspirasi banyak orang.
Menjadi leader dalam sebuah project bukan perkara mudah, ada tips buat pembaca Fimadani?
Tetapkan niat dan komitmen yang kuat untuk dapat merealisasikan kegiatan yang kamu jalani lalu bekerjalah dengan orang-orang yang kamu percaya dapat membantu kamu sesuai dengan porsinya masing-masing. Samakan persepsi tentang hal-hal yang menjadi landasan kegiatan ke depannya serta tetapkan urgensi dan komitmen utama sejak awal. InsyaAllah ini langkah-langkah yang mempermudah kamu untuk dapat menjalani projek yang kami pimpin.
Oke, terima kasih Hafiza. Sukses selalu. Wassalamu’alaikum.
Ya, sama-sama. Saya sangat senang dapat berbagi di sini. Semoga bermanfaat.
Terima kasih banyak. Wa’alaikumussalam.
—–
Biodata
Nama Lengkap: Hafiza Elvira Nofitariani
Nama Panggilan: Fiza
TTL: Jakarta / 22 September 1990
Pendidikan: Sarjana Keperawatan
Hobi: Membaca dan menonton film
Makanan Kesukaan : Rendang
Pekerjaan: Mahasiswa
Prestasi
- Speaker in Kick Andy Show—Karya Anak Negeri episode Indonesia National TV Media (on October 14) 2011
- Published in Aneka Yess—Inspiring Girls theme Indonesia National Youth magazine (on December 5) 2011
- 2nd place for Indonesia Produktif Project—Fatigon Business Plan Competition Jakarta, Indonesia 2011
- 1st Place for The Most Outstanding Student Faculty of Nursing Universitas Indonesia 2010
- Finalist of The Most Outstanding Student Universitas Indonesia 2010
- Greifswald International Students Festival University of Greifswald, Germany 2010
- Asia Pacific Model United Nations Conference University of Queensland, Australia 2009
- Asia Pacific Nursing Students Conference Universiti Kebangsaan Malaysia, Malaysia 2009
Haviza Elfira Novitarini
Facebook – Twitter
Nalacity Foundation
www.nalacity.com | [email protected]