Diantara hak-hak Nabi shallallahu alaihi wa sallam atas kita sebagai ummatnya adalah :
1. Mencintai beliau
Diantara hak Nabi terhadap ummatnya adalah mencintai nya sepenuh hati, mencintainya dg kecintaan yang penuh dan sempurna
Beliau bersabda :
[arabtext] لا يؤمن أحدكم حتى أكون أحبّ إليه من ولده ووالده والنَاس أجمعين [/arabtext]
“Tidak sempurna Iman salah seorang diantaramu sehingga dia menjadikan diriku lebih dia cintai dibanding anaknya, bapaknya dan manusia seluruhnya.” (Muttafaq alaihi)
Karna itu siapapun yang tidak mencintai Rasululllah shallallahu alaihi wa sallam maka dia tidak beriman walaupun namanya menggunakan nama Islam dan hidup ditengah kaum muslimin
Cinta terbesar seorang mukmin setelah cinta kepada Allah adalah cinta kepada Rasululllah shallallahu alaihi wa sallam melebihi cintanya kepada diri sendiri
Sayyiduna Umar ibnul Khaththab Radhiyallahu anhu pernah berkata kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam, “Ya Rasulallah ,sungguh engkau lebih aku cintai dari siapapun dan apapun juga, kecuali diriku sendiri.”
Maka Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menjawab, “Demi Dzat yang jiwaku berada di TanganNya, tidaklah beriman salah seorang diantara kamu sehingga aku lebih di cintai olehnya melebihi cintanya terhadap dirinya sendiri.”
Umar berkata, “Saat ini engkau lebih aku cintai melebihi diriku sendiri.”
Kata Nabi, “Sekarang cintamu baru benar, ya Umar!” (HR Imam Bukhari)
2. Memberikan wala’ kepadanya dan juga para sahabat para walinya
Disebutkan di dalam Al Quran:
[arabtext] لَا تَجِدُ قَوْماً يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ [/arabtext]
“Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya,” [QS. Al-Mujadilah ayat 22]
Termasuk bentuk loyalitas kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam adalah membenci orang yang membenci beliau dan memusuhi orang yang memusuhi beliau baik dari golongan kuffar ataupun kaum munafiqun
Bagian dari memberi loyalitas kepada beliau adalah memberi loyalitas kepada para sahabatnya dalam bentuk mencintai mereka, mengenal hak-haknya, meneladani dan mengikutinya, menahan diri dari ucapan yang buruk terhadap mereka, membela mereka dari orang2 yang memusuhi dan mencela mereka
3. Memuliakan dan menghomati beliau saat hidup maupun setelah wafatnya
Para sahabat telah melakukan itu Semua sebagaimana mestinya, jika beliau bicara mereka menundukkan kepalanya seolah diatas kepala mereka hinggap seekor burung
[arabtext] يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَرْفَعُوا أَصْوَاتَكُمْ فَوْقَ صَوْتِ النَّبِيِّ وَلَا تَجْهَرُوا لَهُ بِالْقَوْلِ كَجَهْرِ بَعْضِكُمْ لِبَعْضٍ أَن تَحْبَطَ أَعْمَالُكُمْ وَأَنتُمْ لَا تَشْعُرُونَ [/arabtext]
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu lebih dari suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara keras sebagaimana kerasnya (suara) sebahagian kamu terhadap sebahagian yang lain, supaya tidak hapus (pahala) amalanmu sedangkan kamu tidak menyadarinya.”
Sahabat yang mulia Abu Bakar Shiddiq radhiyallahu anhu berkata, “Aku tidak akan berbicara kepadamu sejak saat ini kecuali seperti pembicaraan rahasia kepada sahabatnya.” (dengan merendahkan suara dan menjaga adab saat bicara dengan beliau)
Adapun memuliakan beliau setelah wafatnya adalah dengan mengikuti sunnahnya, membesarkan syiar dan ajarannya, menerima hukum dan aturan nya, beradab dan berakhlaq yang baik terhadapnya, tidak menyelisihi ajaran dan risalah yang dibawanya, meneladaninya dan berakhlaq dengan akhlaq yang dicontohkannya ..
Wallahu a’lam
Ustadz Ibnu Hasan Ath Thabari