Saya ingin bercerita lagi tentang Dr Muhammad Abdullah Daraz, seorang tokoh Azhari yang Subhanallah, yang saat ini pemikirannya sedang saya kaji dalam kajian tesis saya.
Dulu, pada tahun 1950-an, ada sebuah artikel sangat kontroversial yang ditulis oleh seorang penulis Mesir bernama Yusuf Rasyid. Artikel itu berjudul “Susunlah Al-Quran Sebagaimana Allah Menurunkannya“.
Apa maksud dari tulisan itu?
Maksud dari tulisan itu adalah, penulis ingin menegaskan bahwa urutan ayat-ayat dalam Al-Quran ada di Mushaf sekarang ini harus diubah. Urutan ayat-ayat Al-Quran sebagaimana yang kita baca sekarang ini mengacaukan pikiran, menghilangkan fungsi urutan turunnya Al-Quran, tidak sesuai dengan manhaj tadriji dalam pensyariatan, dan merusak kaidah berpikir sistematis.
Lihat saja, satu ayat membahas suatu masalah, ayat selanjutnya loncat ke masalah lain. Lalu jauh pada ayat setelahnya, kembali ke masalah sebelumnya. Karena itu, urutan Al-Quran saat ini harus diubah. Diubah sesuai urutan penurunannya, juga diubah sesuai tema-tema yang dibahasnya.
Umat Islam di Mesir pun heboh bin geram. Banyak yang ingin tulisan itu ‘diblokir’, diberangus, dibuang, dan penulisnya diberi sanksi berat.
Syekh Daraz yang merupakan ulama terdepan di bidang kajian Al-Quran, ditugaskan oleh Al-Azhar untuk menulis bantahan terhadap artikel tersebut.
Di akhir artikel bantahannya yang sangat jelas dan bernas, Dr Daraz berkata:
“Sungguh kami bukanlah pengikut kelompok yang suka membungkam mulut (kebebasan bersuara), merampas pena (tulisan), dan dengan tergesa-gesa memberangus buku-buku dan pemikiran yang menyimpang dari ajaran Islam. Tindakan seperti ini telah terbukti gagal, karena bukannya pemikiran tersebut padam, tapi justru akan tersebar. Orang-orang yang kurang kerjaan justru akan mencari-cari tulisan-tulisan tersebut.
Hanya orang-orang yang hujjahnya lemah lah yang suka membungkam lawannya dengan kekuatan dan kekerasan. Dan lemahnya hujjah bukanlah bagian dari Islam. Islam tidak akan pernah dikalahkan oleh kebatilan dari arah depan maupun belakang.
Selain itu, tindakan membungkam suara inipun bukan termasuk ajaran Al-Quran, karena Al-Quran menyuruh kita untuk melawan orang-orang yang menyimpang dengan argumen yang lebih baik. Bahkan, Al-Quran sendiri mengabadikan tuduhan-tuduhan kaum musyrikin terhadap Islam di dalam Al-Quran sendiri (bukan menghapusnya). Setelah itu, Al-Quran baru menjawabnya dengan hujjah yang lebih kuat untuk memperlihatkan kesalahan tuduhan-tuduhan mereka.”