Ada saja cara syaithan dalam menjerumuskan manusia. Jangankan yang masih lemah imannya, yang shalih dan kuat imannya juga masih bisa tergelincir godaan syaithan. Apalagi dengan cara-cara yang “sepertinya benar” dan “sepertinya boleh-boleh saja”. Contohnya adalah riya’. Riya’ yang jelas nampak lebih mudah untuk dikoreksi. Namun untuk jenis riya’ terselubung, orang tak mudah untuk disadarkan akan perbuatan tercelanya tersebut.
Lalu, seperti apakah riya’ terselubung tersebut. Ada beberapa contoh yang dapat membantu kita untuk memahami bentuk-bentuk riya’ terselubung yang mungkin terselip pada perilaku kita.
1. Menjelekkan Orang Lain
Seseorang yang membicarakan kejelekan orang lain kemudian berkata, “Untung saya tidak seperti itu,” dengan tujuan untuk menunjukkan kebaikan diri sendiri adalah salah satu bentuk riya’ terselubung. Riya’ jenis ini tentu sangat buruk dan tercela, karena selain riya’ ia juga telah melakukan ghibah. Kedua perbuatan tercela itu mengandung dosa besar yang seharusnya dihindari. Namun, bisa saja seseorang tiada merasa berdosa telah melakukannya.
2. Menceritakan Nikmat Secara Berlebihan
Seseorang yang dikaruniai kenikmatan memang dianjurkan untuk menampakkan bekas nikmat dari Allah. Namun, jika saat menceritakannya terlalu berlebihan, sampai mengatakan jika kenikmatan tersebut didapatkan berkat kebaikannya, maka ini juga termasuk riya’ terselubung. Orang digiring untuk mengetahui keshalihan diri serta menunjukkan bahwa karena kebaikannya tersebut dia mendapat karunia.
3. Merendahkan Diri dalam Rangka Meninggikan
Ada pula orang yang tergelincir pada kerendahan hati yang bertujuan untuk meninggikan diri. Dalam hati ingin dipuji dengan merendahkan diri sendiri. Inilah yang disebut dengan merendahkan diri dalam rangka meninggikan mutu. Ada riya’ terselubung yang mengincar jika kerendahan hati tidak disertai niat kuat hanya karena Allah.
4. Menyebutkan Orang yang Menyelisihinya Mendapat Musibah
Ketika ia sedang berselisih dengan orang, maka ia buru-buru mengklaim bahwa itu adalah balasan Allah pada orang yang menyelisihinya. Orang tersebut mendapatkan balasan setimpal karena telah menyelisihinya. Padahal, Allah-lah yang lebih tahu nikmat dan musibah yang Allah timpakan pada hamba-Nya.
5. Menunjukkan Kedekatan dengan Orang-orang Shalih Supaya Terimbas
Orang sering membanggakan diri saat merasa dekat dengan orang yang shalih, ustadz, dsb. dengan tujuan supaya dia juga ikut diklaim sebagai orang yang shalih. Padahal ibadanya sendiri masih malas-malasan. Meski hanya tersirat di hati, Allah Maha Tahu riya’ yang terselubung dalam hati.
Masih banyak contoh lainnya yang berkaitan dengan riya’ terselubung. Misalnya saja yang dialami oleh para muslimah sekarang. Saat ia berhasil mendapatkan hijab syar’i yang modelnya limited edition, buru-buru mereka memakainya, memotret dan mengunggahnya di media sosial dengan tujuan supaya dipuji dan mengumumkan bahwa “Ini lho, saya berhasil mendapatkannya.” Selain riya’, hal ini menimbulkan kecemburuan bagi muslimah yang lain karena foto yang diunggahnya.
Riya’ terselubung merupakan hasil kreativitas syaithan untuk menjerumuskan kita ke dalam jurang kehancuran. Ingatlah, riya’ hanya akan menggerogoti pahala amal kebaikan kita. Semoga tulisan ini dapat menjadi pengingat bagi kita semua. Wallahua’lam.