Hikmah Diutusnya para Rasul Allah

Kepada Siapa Allah Subhanahu Wa Ta’ala  Mengutus Para Nabi dan Rasul

  1. Allah Subhanahu wa Ta’ala  mengutus para nabi dan rasul khusus hanya kepada kaum mereka, seperti firman Allah Subhanahu wa Ta’ala: dan bagi tiap-tiap kaum ada orang yang memberi petunjuk. (QS. Ar-Ra’ad:7)
  2. Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutus Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam kepada semua umat manusia. Beliau adalah penutup para nabi dan rasul, dan yang paling utama. Beliau adalah pemimpin keturunan Adam dan pembawa bendera al-hamd (pujian) pada hari kiamat, dan Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutusnya sebagai rahmat bagi semesta alam.

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala: Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui. (QS. Saba`:28)

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala: Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. (QS. Al-Anbiyaa`:107)

Hikmah Diutusnya Para Nabi dan Rasul

  1.  Mengajak manusia kepada menyembah Allah Subhanahu wa Ta’ala saja dan melarang penyembahan kepada selain-Nya. Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala: Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah Subhanahu wa Ta’ala (saja), dan jauhilah Thagut itu”, … (QS. An-Nahl:36)
  2. Menjelaskan jalan yang menyampaikan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala:  Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan aya-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan hikmah. Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata. (QS. Al-Jum’ah:2)
  3. Menjelaskan kondisi manusia setelah sampai kepada Rabb mereka pada Hari Kiamat. Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:  Katakanlah: “Hai manusia, sesungguhnya aku adalah seorang pemberi peringatan yang nyata kepada kamu”. * Maka orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh, bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia. * Dan orang-orang yang berusaha dengan maksud menentang ayat-ayat Kami dengan melemahkan (kemauan untuk beriman); mereka itu adalah penghuni-penghuni neraka. (QS. 22:49-51)
  4. Mendirikan hujjah kepada manusia. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala: (Mereka Kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah Subhanahu wa Ta’ala sesudah diutusnya rasul-rasul itu. (QS. An-Nisaa`: 165)
  5. Rahmat, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala: Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. (QS. Al-Anbiyaa`:107)

Sifat para nabi dan rasul

  1. Semua nabi dan rasul adalah laki-laki dari golongan manusia. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memilih dan menentukan serta menyaring mereka dari semua hamba-Nya. Dia memberi kelebihan kepada mereka dengan nubuwah dan risalah. Memperkuat mereka dengan mu’jizat. Memberi kemuliaan kepada mereka dengan risalah, membebani mereka dengannya, dan menyuruh mereka menyampaikan risalah tersebut kepada manusia agar mereka menyembah Allah Subhanahu wa Ta’ala saja dan meninggalkan penyembahan selain-Nya, dan Dia menjanjikan kepada mereka surga atas hal itu. Sungguh mereka –‘alahimush shalatu was salam– telah berbuat jujur dan menyampaikan. Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala: Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui, (QS. An-Nahl:43)  Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga ‘Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing), (QS. Ali ‘Imran33) Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah Subhanahu wa Ta’ala (saja), dan jauhilah Thagut itu”, … (QS. An-Nahl:36)
  2. Allah Subhanahu wa Ta’ala menyuruh kepada semua nabi dan rasul agar berdakwah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala , menyembah-Nya saja, tiada sekutu bagi-Nya, dan Dia menentukan syari’at bagi setiap kaum yang sesuai dengan kondisi mereka, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala: Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. …, (QS. Al-Maidah:48)
  3.  Ketika Allah Subhanahu wa Ta’ala memilih para nabi dan rasul, Dia memberi sifat kepada mereka dengan ubudiyah (penghambaan) kepada-Nya pada tingkatan tertinggi, sebagaimana Dia katakan tentang Muhammad pada maqam tanzil: Maha Suci Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah menurunkan Al-Furqaan (yaitu al-Qur’an) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam. (QS. Al-Furqaan:1) Dan Dia berfirman pada Nabi Isa bin Maryam a.s:  Isa tidak lain hanyalah seorang hamba yang Kami berikan kepadanya nikmat (kenabian) dan Kami jadikan dia sebagai tanda bukti (kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta’ala ) untuk Bani Israil. (QS. Az-Zukhruf:59)
  4. Sesungguhnya semua nabi dan rasul ‘alaihimush shalatu was salam adalah manusia yang diciptakan, mereka makan dan minum, lupa, tidur, bisa sakit dan akan meninggal dunia. Mereka tidak berbeda dengan manusia lainnya, tidak mempunyai sedikitpun dari sifat-sifat rububiyah dan uluhiyah. Mereka tidak bisa memberi manfaat dan bahaya kepada seseorang kecuali apa yang telah dikehendaki oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala . Tidak mempunyai sedikit pun dari khazanah (perbendaharaan) Allah Subhanahu wa Ta’ala . Tidak mengetahui yang gaib kecuali apa-apa yang diperlihatkan Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada mereka.

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada Nabi-Nya Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:Katakanlah: “Aku tidak berkuasa menarik kemanfa’atan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah Subhanahu wa Ta’ala . Dan sekiranya aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman”. (QS. Al-A’raaf:188)

Keistimewaan Para Nabi dan Rasul ‘Alaihimush Shalatu Was Salam

Para nabi dan rasul ‘alaihimush shalatu was salam adalah manusia paling suci hatinya, paling cerdas akalnya, paling benar imannya, paling baik akhlaknya, paling sempurna agamanya, paling kuat ubudiyahnya, paling sempurna tubuhnya, dan paling tampan rupanya. Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengkhususkan mereka dengan beberapa keistimewaan, yang terpenting adalah:

1. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memilih mereka dengan wahyu dan risalah.

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala: Allah Subhanahu wa Ta’ala memilih utusan-utusan-(Nya) dari malaikat dan dari manusia: …(QS. Al-Hajj:75)

Katakanlah:”Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: “Bahwa sesungguhnya Ilah kamu itu adalah Ilah Yang Esa”. (QS. Al-Kahfi:110)

2. Sesungguhnya mereka dipelihara dari kesalahan pada apa-apa yang mereka sampaikan kepada manusia yaitu aqidah dan hukum. Jikalau mereka keliru, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala meluruskan mereka kepada yang haq dan benar.

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

Demi bintang ketika terbenam, * kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak keliru, * dan tiadalah yang diucapkannya itu (al-Qur’an) menurut kemauan hawa nafsunya. * Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya), * yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat, (QS. 53:1-5)

3. Sesungguhnya mereka tidak bisa diwaris setelah kematian mereka.

Dari ‘Aisyah r.a, ia berkata, ‘Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, ‘Kami tidak diwaris, apa yang kami tinggalkan menjadi sedakah.’ (HR. al-Bukhari no. 6730 dan ini lafazhnya, dan Muslim no 1757)

4. Mata mereka tidur dan hati mereka tidak tidur.

Dari Anas bin Malik r.a dalam cerita Isra`: ‘Dan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidur kedua matanya tetapi tidak tidur hatinya. Demikian pula para nabi, mata mereka tidur tapi hati mereka tidak tidur.” (HR. al-Bukhari no. 3570)

5. Sesungguhnya mereka diberi pilihan di antara dunia dan akhirat saat akan meninggal dunia.

Dari ‘Aisyah r.a, ia berkata, “Saya mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, ‘Tidak ada seorang nabi yang sakit kecuali diberi pilihan antara dunia dan akhirat.” (HR. al-Bukhari no 4586 dan ini lafazhnya, dan Muslim no. 2444)

6. Mereka dikuburkan di tempat mereka meninggal dunia.

Dari Abu Bakar r.a, ia berkata, ‘Saya mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, ‘Tidak akan dikuburkan seorang nabi kecuali di tempat ia meninggal dunia” (Shahih. HR. Ahmad no. 27. lihat Shahih al-Jami’ no. 5201)

7. Bumi tidak dapat memakan jasad mereka.

Dari Aus bin Aus r.a, ia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: ‘Sesungguhnya hari terbaik kamu adalah hari Jum’at…’ dan dalam hadits ini: ‘mereka bertanya: ‘Hai Rasulullah, bagaimana shalawat kami diperlihatkan kepadamu sedangkan engkau telah hancur?’ Mereka mengatakan: engkau telah hancur. Beliau menjawab: ‘Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala mengharamkan jasad para Nabi kepada bumi.” (Shahih. HR. Abu Daud no 1047, Shahih Sunan Abu Daud no. 925)

8. Mereka tetap hidup di kubur mereka dan melakukan shalat.

Dari Anas r.a, dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, beliau bersabda, ‘Para Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tetap hidup di kubur mereka, melaksanakan shalat.’ (HR. Abu Ya’la no 3425. lihat: as-Silsilah al-Ahadits Shahihah no. 621)

Dari Anas r.a, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, ‘Aku melewati Musa a.s pada malam aku diisra`kan di sisi tumpukan pasir merah sedang shalat di dalam kuburnya.” (HR. Muslim no. 2375)

9. Istri-istri mereka tidak boleh dikawini setelah mereka.

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala: Dan tidak boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah dan tidak (pula) mengawini isteri-isterinya selama-lamanya sesudah ia wafat. Sesungguhnya perbuatan itu adalah amat besar (dosanya) di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala . (QS. Al-Ahzaab:53)

Wajib beriman kepada semua nabi dan rasul. Barang siapa kafir kepada salah seorang dari mereka, berarti dia kafir kepada semuanya. Wajib membenarkan apa-apa yang shahih dari mereka yaitu berita-berita mereka, mengikuti mereka dalam kebenaran iman, sempurna tauhid dan akhlak yang baik. Dan wajib mengamalkan syari’at nabi yang diutus kepada kita dari mereka, yaitu penutup dan sebaik-baik yang diutus kepada semua manusia dan alam semesta, yaitu Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah Subhanahu wa Ta’ala turunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang Allah Subhanahu wa Ta’ala turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala , malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya. (QS. An-Nisaa`:136)

Manfaat beriman kepada para nabi dan rasul:

  1. Mengenal rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada hamba-hamba-Nya dan perhatian-Nya kepada manusia. Di mana Dia Subhanahu wa Ta’ala mengutus para rasul kepada manusia yang memberi petunjuk untuk menyembah Rabb, dan bagaimana manusia menyembah-Nya.
  2. Memuji Allah Subhanahu wa Ta’ala dan bersyukur kepada-Nya atas nikmat ini.
  3. mencintai rasul dan memuji mereka tanpa berlebihan; karena mereka adalah utusan-utusan Allah Subhanahu wa Ta’ala , beribadah kepada-Nya, menyampaikan risalah-Nya, dan memberi nasihat kepada hamba-hamba-Nya