Hukum Shalat Taubat

Shalat taubat adalah shalat sunnah ketika melakukan satu dosa dan ingin bertobat sebagai pelengka doa.

Sunnahnya shalat ini disepakati oleh keempat madzhab (lihat: Al-Mausu’ah Al-Fiqhiyyah 27/164).

Dalilnya adalah hadits Ali bin Abi Thalb yang meriwayatkan dari Abu Bakar Ash-Shiddiq,, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ما مِنْ عَبدٍ يُذْنِبُ ذنباً فيُحسنُ الطهُورَ، ثم يقومُ فيصلي ركعتين، ثم يستغفِرُ الله إلا غفر الله له”

“Tidak ada seorangpun yg telah melakukan satu dosa, lalu dia memperbagus wudhunya, kemudian dia shalat dua rakaat, lalu minta ampun kepada Allah (istighfar) kecuali pastilah Allah akan mengampuninya.”

(HR. Abu Daud, At-Tirmidzi dan Ahmad).

Bahkan shalat ini boleh dilaksanakan meski di waktu karahah seperti setelah shalat Asar sebelum MAgrib, Ibnu Taimiyah dalam Majmu’ Al-Fatawa (23/215) mengatakan,

وذوات الأسباب كلها تفوت إذا أخرت عن وقت النهي: مثل سجود التلاوة وتحية المسجد وصلاة الكسوف، ومثل الصلاة عقب الطهارة، كما في حديث بلال، وكذلك صلاة الاستخارة إذا كان الذي يستخير له يفوت إذا أخرت الصلاة، وكذلك صلاة التوبة، فإذا أذنب فالتوبة واجبة على الفور، وهو مندوب إلى أن يصلي ركعتين ثم يتوب كما في حديث أبي بكر الصديق

“Shalat-shalat yg punya sebab dimana akan terlewat bila diundur menunggu selesainya waktu terlarang maka boleh dilakukan, misalnya sujud tilawah, tahiyyatul masjid, shalat kusuf, juga seperti shalat setelah thaharah sebagaimana dalam hadits Bilal, juga shalat istikharah bila waktunya sempit dan akan terlambat kalau diundur setelah berakhirnya waktu terlarang. Demikian pula (boleh) melaksanakan shalat taubat, karena taubat itu wajib disegerakan dan disunnahkan untuk shalat dua rakaat kemudian bertobat sebagaimana dalam hadits Abu Bakar Ash-Shiddiq.”

Caranya seperti shalat sunnah biasa dan tidak ada bacaan khusus di dalamnya, hanya diniatkan sebagai shalat taubat dari dosa baik besar maupun kecil. Wallahu a’lam.

Ustadz Anshari Taslim, Lc.