Remaja merupakan masa yang menentukan bagi seorang manusia. Akselerasi perkembangan seorang manusia terjadi pada masa remaja. Hal tersebut disebabkan saat remaja manusia memasuki fase pubertas. Saat itu remaja secara alamiah akan mencari cara untuk mengenal dirinya sendiri. Rasa penasaran yang tinggi akan mendorong remaja untuk mencoba hal-hal baru, serta mencari sosok yang layak diteladani. Tentunya para remaja diharapkan dapat mengarahkan rasa penasarannya ke hal-hal positif yang membuatnya berkembang dan dapat berkontribusi nyata untuk memberikan manfaat di masyarakat. Tentu hal tersebut tidak mudah. Fenomena globalisasi dan modernisasi yang semakin kental memudahkan berbagai pengaruh asing untuk diserap para remaja. Sayangnya, tidak semua pengaruh tersebut memiliki dampak positif pada remaja, yang diharapkan untuk memberikan manfaat bagi masyarakat. Oleh karena itu diperlukan bantuan berupa perhatian dan sarana khusus untuk mengarahkan para remaja. Bantuan tersebut diperlukan agar para remaja dapat menyalurkan potensinya, juga mencegah agar tidak mengambil jalan yang salah saat sedang mencari jati dirinya.
Salah satu fase yang berperan kepada para remaja ialah masa SMA. Banyak pendapat orang yang menyatakan betapa berpengaruhnya masa SMA terhadap pembentukan paradigma dasar pemikiran mereka. Karena sejatinya, masa pergolakan yang dialami remaja pada masa SMA akan membentuk pola pikir dasar.
Rohis
Bila dicermati baik-baik, semua permasalahan yang terjadi di Indonesia merupakan akibat lemahnya karakter masyarakat bangsa ini. Rohis yang muncul di berbagai sekolah, terutama SMA, dapat menjadi solusi pembentukan karakter yang kuat serta peduli akan kondisi bangsa.
Guna membangun karakter remaja idaman, kegiatan-kegiatan Rohis menitikberatkan kegiatan-kegiatannya pada tiga sektor. Ketiga sektor tersebut merupakan sektor pembinaan, sektor organisasi, serta sektor pengaplikasian.
Pembinaan merupakan hal fundamental. Tak dapat disangkal bahwa output yang sukses dihasilkan dari proses pembinaan yang baik serta lancar. Pembinaan di Rohis bertujuan untuk membentuk karakter baik. Karakter yang dibentuk berlandaskan pemahaman Islam yang baik, juga dapat diterapkan sebagai manfaat dalam kehidupan nyata.
Layaknya organisasi pada umunya, Rohis pun memberi kesempatan para remaja yang berkegiatan di dalamnya untuk mengembangkan potensinya dalam bidang organisasi. Tahap ini merupakan pengembangan jiwa sosial para aktivisnya. Proses pembelajaran ini akan bermanfaat, karena para aktivis Rohis dituntut untuk tetap peduli pada kegiatan akademik disamping kegiatan Rohis itu sendiri. Hal tersebut secara tidak langsung mengajarkan para aktivis Rohis untuk mengelola waktunya dengan baik. Komitmen, tanggung jawab, kesatuan, kepercayaan, rasa menghargai satu sama lain, serta kepedulian menjadi poin-poin penting yang diharapkan dapat tertanam dalam diri setiap aktivis Rohis.
Setelah mendapat pembinaan dan pemahaman bersosialisasi melalui organisasi, para aktivis Rohis diharapkan mampu memberikan angin segar bagi masyarakat. Ilmu yang didapat dari pembinaan dapat disalurkan kembali ke elemen-elemen masyarakat untuk mengembangkan karakter masyarakat. Pengembangan karakter diharapkan menjadi titik balik untuk memajukan Indonesia. Dengan menerapkan karakter yang baik, contoh yang baik pun akan semakin banyak bermunculan di masyarakat. Dari pembelajaran organisasi, kepekaan sosial serta semangat menebar kebaikan akan muncul pada aktivis Rohis. Sehingga keinginan untuk maju, serta tolong-menolong membangun lingkungan sekitar akan selalu muncul.
Dibalik kegiatan-kegiatan pada ketiga sektor tersebut, ada tiga komponen yang berperan menggerakkan roda kegiatan Rohis. Ketiga komponen tersebut merupakan siswa, alumni, serta perangkat sekolah.
Siswa, sebagai tokoh utama, berperan sebagai pemeran langsung, yang mengkolaborasikan ide-ide kreatif mereka untuk dilaksanakan dalam lapangan kegiatan Rohis. Alumni berperan sebagai penjaga nilai. Tugas utama alumni ialah mengembangkan para siswa untuk menjadi lebih baik dari mereka sendiri. Mereka juga merupakan motivator yang siap membantu mengarahkan para siswa, serta menjadi fasilitator bantuan yang dibutuhkan siswa. Peran krusial pun dipegang oleh perangkat sekolah. Sekolah merupakan pemegang kebijakan, yang memberikan kesempatan siswa remajanya untuk berkreasi. Harmonisasi ketiga komponen tersebut akan membentuk Rohis ideal. Sehingga regenerasi Rohis akan terus berjalan, serta aktivitas pun akan berjalan berkesinambungan. Komunikasi yang lancar antar ketiga komponen tersebut akan dapat mengembangkan kemampuan terbaik semua pihak, juga mem-filter hal-hal miring semisal aliran sehat maupun tuduhan teroris.
Melihat latar belakang dilahirkan, dapat disimpulkan bahwa Rohis benar-benar diperlukan. Karakter yang luar biasa akan memberikan pula pengaruh yang luar biasa. Satu orang yang terbentuk setelah “sukses” di Rohis akan dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitarnya. Coba bayangkan dampak yang akan terjadi pada ribuan lebih remaja yang tersentuh Rohis. Masyarakat madani yang menjadi impian Indonesia tidak akan lagi sekadar menjadi impian belaka.***
Wallahu a’lamu bishshawaab
Oleh: Fatih Gray